Gracia tersenyum-senyum sendiri seperti orang idiot diatas sofa. Rian sampai bergidik ngeri melihat kakaknya itu tersenyum seperti orang gila.
"Udah gila lo, kak? Chatting ama siapa sampe begitu nya." Celetuk Rian memasang wajah aneh. Ia takut kalau kakaknya itu benar-benar sudah gila.
Gracia memutar matanya malas. "Sama pacar lah,"
"Pfffttt... Gaya-gayaan lo pacar-pacar, temen cowok aja gak punya."
Belum tau aja pacar gue siapa.
"Sok tau lo. Gak usah bacot, gue ke kamar dulu," Gracia bangkit dari sofa lalu berjalan kearah kamarnya meninggalkan Rian sendirian di ruang tengah.
Bahkan sesampainya dikamar Gracia masih tersenyum sembari berbalas pesan dengan Renata di handphonenya. Ia merebahkan dirinya diatas kasur, terbesit sebuah ide untuk mengajak Renata melakukan panggilan video. Gracia pun menekan ikon panggilan video hingga wajahnya memenuhi layar handphone, ia menunggu beberapa detik dan wajah Renata ikut muncul dilayar.
Gadis itu nampaknya sedang makan, ia mengenakan tanktop dan rambutnya yang dicepol asal. Gracia menggigit bibir dalamnya diam-diam, bikin gila nih cewek.
"Junk food lagi ya lo?"
"Iya, males masak."
"Kebiasaan,"
Renata hanya menyengir kecil dan menyuapkan makanannya. Gracia memperhatikannya dalam diam.
"Kenapa? Mau juga?"
"Mau yang makan aja, lebih menggoda."
Renata berhenti mengunyah dan menyipitkan matanya, ia meraih gelas disebelahnya hingga menyembunyikan sebagian wajahnya. Gracia tersenyum geli melihat itu, salting mah salting aja kali gak usah sembunyi-sembunyi.
"Temenin makan ya,"
"Hmm..."
Selama beberapa saat mereka tidak berbicara, Gracia hanya diam dengan serius memandangi Renata yang sedang makan. Gracia benar-benar menemaninya hingga selesai. Renata sibuk membersihkan bekas makanannya, ia membiarkan handphonenya disandarkan di meja pantry, sesekali Renata merapikan anak-anak rambutnya yang terjatuh.
Cantik banget sialan!
Rasanya Gracia ingin langsung menyambar kunci mobilnya dan mendatangi gadis itu sekarang juga. Tapi mengingat beberapa hari yang lalu Renata membawa mobilnya ke bengkel sebab kecelakaan kecil dengan pengendara motor hari itu. Yang membuat suasana hati Gracia berantakan tidak karuan karena harus cekcok dengan seorang ibu-ibu.
Terlihat Renata yang sudah selesai bersih-bersih, ia meraih handphonenya kembali. Gadis itu tersenyum melihat wajah Gracia yang masih setia berada di layar persegi nya.
"Tidur sana,"
Gracia menggelengkan kepala.
"Kenapa? Emang gak ngantuk?"
"Belum."
Renata memasuki kamarnya, ia menaruh handphonenya diatas kasur. "Tunggu bentar, gue sikat gigi dulu."
"Bawa aja hp nya, gue mau liat."
"Terus kalo gue buang air, lo juga mau liat gitu?"
Gracia mengangguk, "lumayan, asupan."
"Idih," meski begitu Renata pun tetap membawa handphonenya masuk kedalam kamar mandi. Selagi Renata mencuci wajah dan menyikat gigi, Gracia kembali memandanginya dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us || gxg (End)
Teen Fiction"Ta, lo anggap gue apasih?" "Ya sahabat lah, emang apa lagi?" "Sahabat? Jadi selama ini yang kita lakuin cuman sebatas sahabat doang?" "Gre. Lo berharap apa sama hubungan kita?" "Gue yakin lo punya rasa yang sama kayak gue." "Tapi lo tau kan gi...