Between Us 2

14.9K 541 5
                                    

Pagi ini Gracia terbangun pukul 8. Ternyata semalaman ia berada di dekapan Renata, dia tidak merasakan gadis itu masuk tadi malam. Diliriknya Renata yang masih terpejam. Cantik.

Mimpi apa Gracia bisa punya sahabat secantik ini? Tangannya mengelus pelan wajah itu sebelum bangkit perlahan, tidak ingin membangunkan Renata. Ia masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya. Mencuci muka, menggosok gigi, dan mandi. Setelah mandi ia mengambil baju dilemari Renata, mengambil baju milik gadis itu dan mengenakannya. Gracia memang sudah sering menginap diapartement Renata, jika menginap dia akan meminjam bajunya. Apartement Renata sudah seperti rumah kedua baginya.

Renata pun senang jika Gracia menginap. Setidaknya dia memiliki teman tidur karena dia tinggal sendiri. Sendiri memang tidak menyenangkan.

Gracia kini berkutat didapur. Ia ingin membuat sarapan untuk dirinya dan Renata. Hanya yang simple, telur mata sapi bumbu saos, nasi goreng dengan sisa chicken katsu semalam, dan juga dua gelas susu dipagi hari.

Setelah semuanya siap, Gracia masuk kembali ke kamar untuk membangunkan Renata.

"Ta, bangun Ta." Gracia menggoyangkan pelan tubuh Renata agar ia terbangun. Renata mengerang pelan dan membalikkan badannya, membuka mata dan melihat Gracia.

"Bangun, cuci muka, gosok gigi. Gue udah masak, gue tunggu diluar ya." Renata hanya mengangguk, Gracia pun keluar. Setelah mengumpulkan nyawa beberapa menit, Renata akhirnya bangun.

Lima belas menit kemudian gadis itu keluar, menghampiri Gracia yang sudah menunggunya dimeja makan. "Pagi, Gre." Sapa Renata, mengambil tempat duduk disebelah sahabatnya.

"Masak sendiri?" Gracia mengangguk. Mereka pun mulai menyantap masakan Gracia.

"Boy ngapain semalam?" Tanya Gracia memecah keheningan, makanannya sudah habis dan kini sedang menyeruput susunya. "Enggak, cuman curhat doang. Abis putus sama ceweknya." Jawab Renata sembari menghabiskan suapan terakhirnya, lalu menerima segelas susu yang disodorkan oleh Gracia.

"Lo mau pulang dulu, atau nanti aja barengan ke kampus?" Tanya Renata. Mereka sudah selesai sarapan.

"Bareng aja." Renata mengangguk, lalu keduanya sibuk dengan urusan masing masing.

Pukul dua belas siang dua gadis itu sudah berada di kampus. Sebenarnya kelas dimulai jam setengah dua, tapi mereka ingin datang lebih cepat katanya. Setelah berdebat ingin menunggu ditempat mana akhirnya mereka memilih menuju ke perpustakaan. Awalnya Gracia memaksa ke cafe depan fakultas, tapi Renata ingin ke perpustakaan. Disana lebih nyaman dan tenang daripada di cafe mendengar suara riuh pengunjung. Gracia menyerah, berdebat dengan Renata tidak ada gunanya, dia akan selalu kalah. Masih seperti itu sejak dulu.

Renata dan Gracia pun sudah masuk kedalam perpustakaan. Tidak ada orang, tentu saja karena mereka datang lebih awal. Penjaganya juga sepertinya sedang istirahat makan siang, jadi hanya ada dua gadis itu didalam ruangan besar penuh buku itu. "Dua hari lagi ada pameran arsitektur, mau pergi gak? Sekalian kita nyari ide buat proyek baru." Renata melirik Gracia disebelahnya yang hanya santai merebahkan tubuhnya disofa nyaman.

"Hmm, iya." Gracia berujar asal sambil memperhatikan langit langit tinggi ruangan. Renata memutar bola mata malas. Lalu gadis itu sedikit menarik tangan Gracia, namun masih dihiraukan.

Renata menghela nafas kemudian mencondongkan sedikit tubuhnya hingga ia muncul diantara dua kaki Gracia yang ada disebelahnya. "Serius dong, Gre." Keduanya sama sama terdiam beberapa detik dengan posisi seperti itu.

"Iya, Ta. Kan tadi gue bilang iya, gue mau ikut." Ujar Gracia sembari mendorong pelan wajah Renata dan mengubah posisinya menjadi duduk. Setelah itu keduanya tidak mengeluarkan suara lagi. Renata sibuk dengan handphonenya, dan Gracia hanya duduk diam bersandar dibahu Renata sambil memperhatikan isi perpustakaan ini.

Between Us || gxg (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang