Gracia mengira ia dapat melaluinya. Namun ternyata Gracia masih takut. Ia berlari entah kemana, mencari siapa pun yang dapat membuatnya pergi dari sana. Ia memberhentikan taksi dan memberikan alamat hotelnya. Tanpa memperdulikan Dimas yang terus mengejar dan memanggil namanya, Gracia pergi meninggalkan mereka.
Renata menatap Gracia yang berbalik pergi meninggalkannya. Ada rasa senang kini ia bisa melihat Gracia tepat didepan matanya setelah sekian lama, tidak lagi memperhatikan dari jauh maupun dari foto. Dimas datang kembali menghampiri Renata dan Jasmine.
"Kayaknya dia balik ke hotel deh." Ujar Dimas sambil menetralkan pernafasannya, Gracia berlari cepat sekali. Dimas menatap pada adiknya. "Lo mau diem aja disitu?"
"Kayaknya gue bakal digantung ama Gracia habis ini," Dimas menunduk sedih penuh drama.
Renata tertawa dan menepuk bahu Dimas. "Semangat, tapi makasih banyak ya, demi gue lo rela bertaruh nyawa ditangan Gracia." Dimas memutar mata.
"Btw congrats bro, i'm so proud of you." Renata memeluk Dimas.
"Thanks, honey."
"Yaudah, gue pamit mengejar cinta gue dulu ya."
Dimas mengacak rambut Renata, "cinta-cinta, sekolah dulu yang bener."
"Iye-iye, si paling S3." Dimas tergelak mendengarnya.
Kemudian Renata pun pamit pergi untuk mengejar Gracia. Renata pergi ke hotel tempat Gracia menginap, ketika ia sampai ternyata wanita itu belum kembali. Kemana Gracia pergi?
Hingga Renata memutuskan untuk menunggu Gracia didepan kamar. Sampai satu setengah jam dan wanita itu belum kembali, Renata mulai khawatir.
Dimas
|dia belum balik?
|lo masih nunggu disana?iyaa|
belum||ntar gue coba telfon lagi
iyaa|
|ck
|gak di angkat
|mungkin sebentar lagi
|dia pasti lagi nenangin perasaannya
|lo tunggu ajaokeyy|
iyaa gue nunggu disini sampe dia balik|••••
Gracia berjalan masuk kedalam hotel. Ia berjalan dengan gontai dan mata yang sembab. Gracia berjalan menelusuri lobby hotel, ia pergi ke kamarnya. Langkah Gracia memelan ketika ia melihat Renata duduk menunggu didepan kamarnya.
Rasanya Gracia ingin membalikkan langkahnya namun hatinya berkata yang sebaliknya. Sesuatu didalam dirinya berteriak untuk segera menghampirinya dan memeluknya dengan erat. Namun Gracia dengan sekuat tenaga berusaha untuk melawan batinnya sendiri.
Renata menoleh dan menatap kearah Gracia. Wanita itu tersenyum, ia berdiri lalu mendekati Gracia.
Gracia memaksakan dirinya untuk segera pergi, namun seperti sesuatu tengah menahannya untuk tetap diam disana. Hingga Renata kini berdiri didepan Gracia dengan senyumannya.
Penampilan Renata banyak berubah dari sebelumnya. Dan sekarang Renata bisa berdiri tegak dengan kedua kakinya, tidak seperti terakhir kali Gracia melihatnya terduduk dikursi roda, dimana pemandangan itu selalu meremukkan perasaan Gracia setiap kali dia melihat wajah putus asa itu.
Kini semuanya hilang dan digantikan kembali dengan senyuman yang sangat di rindukan oleh Gracia.
"Haii..." Suaranya mengalun begitu lembut dan indah memasuki gendang telinga Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us || gxg (End)
Novela Juvenil"Ta, lo anggap gue apasih?" "Ya sahabat lah, emang apa lagi?" "Sahabat? Jadi selama ini yang kita lakuin cuman sebatas sahabat doang?" "Gre. Lo berharap apa sama hubungan kita?" "Gue yakin lo punya rasa yang sama kayak gue." "Tapi lo tau kan gi...