Between Us 56

4K 209 33
                                    

Gracia dan Renata kembali ke meja.

Semua orang masih menikmati hidangan dan moment bersama-sama, saling bercanda dan bertukar cerita.

"So, lo belum ngasih tau kita Renata siapanya lo. Temenan atau sodaraan?" Tanya Mentari yang memfokuskan pandangannya pada kedua orang didepannya dengan penasaran.

Gracia dan Renata spontan saling memandang. Renata mengira Gracia tidak akan memberitahu teman-temannya, namun ketika wanita itu meraih tangannya untuk digenggam kemudian tersenyum kearahnya, Gracia berbicara. "Renata pacar gue."

Gracia mengucapkannya tanpa ragu dan takut. Sudah waktunya keluar dari zona nyaman. Tidak perduli bagaimana reaksi orang-orang akan hubungan mereka, tapi tidak ada yang tahu bagaimana mereka menemukan kebahagiaan mereka antara satu sama lain. Hanya mereka yang mengerti. Orang-orang tidak berhak menghakimi mereka.

Mentari nampaknya tidak terkejut, begitu pun Audrey namun ia memberikan tatapan penuh arti pada Renata.

"Ternyata lo punya cewek secantik ini selama ini dan lo gak cerita? Ck.. ck.. ckk.." Mentari menggelengkan kepala.

Gracia memutar mata.

"Gak papa, Drey, nanti gue cariin yang lebih bohay dari Gracia." Mentari menepuk-nepuk bahu Audrey meski wanita itu tidak mengerti apa yang sedang dibicarakannya. Gracia melemparkan tatapan tajamnya pada temannya itu, lalu secara was-was ia melirik kearah Renata.

Gracia berniat akan memberi pelajaran pada Mentari setelah ini.

"Ohh here you are, i've been looking for you." Seseorang menghampiri meja mereka membuat perhatian keempat wanita disana teralihkan seketika.

Ivan berdiri disebelah Gracia dengan senyuman lebarnya. Ia memegang sebuah buket bunga dan ucapan selamat dikedua tangannya.

"Congrats... Sorry, niatnya gue mau ngasih ini ke elo tadi, tapi karna kantor lagi rame gue kelupaan. Sekali lagi selamat, Grace."

Gracia tersenyum canggung di situasi sekarang ini. Oh tuhan tolonglah dia malam ini. Mau tidak mau Gracia harus menerima pemberian dari Ivan untuk menghargainya. "Thank you, Ivan."

Senyum lebar masih bertahan diwajah tampannya. "Your welcome. By the way, you look gorgeous."

Tawa tertahan terdengar dari arah Mentari. Gracia menatapnya dengan nyalang, meminta sedikit pertolongan agar dirinya selamat malam ini. Pasalnya dari kedua sisinya saat ini ada dua wanita yang memberikan atensinya penuh pada Gracia. Audrey tidak terlalu memperlihatkan ekspresi cemburunya dengan berpura-pura mengalihkan pandangannya kearah gelas wine didepannya. Sedangkan Renata, tidak usah ditanya, Gracia bisa merasakan dirinya sedang dikuliti oleh wanita itu saat ini.

Gracia memberanikan untuk melirik kearah Renata dan langsung menerima tatapan tajam dari wanita itu. Kapan terakhir kali Gracia menerima tatapan seperti itu dari Renata?

Really?! Two person at once?! Renata berbicara lewat matanya, Gracia hanya mampu menelan ludah bulat-bulat.

"Ah yeah, i know. Thanks." Balas Gracia canggung.

Sial. Situasi macam apa ini? Apakah ada yang bisa menjamin bahwa nasib Gracia akan baik-baik saja setelah ini?

Wajah Mentari memerah menahan tawa, tidak kuasa melihat Gracia yang tersiksa batin karena situasi canggung seperti itu. Mentari akan menjadikan malam ini sebagai bahan olok-olokannya untuk Gracia selama yang ia inginkan. Kapan lagi Mentari bisa melihat ekspresi tegang Gracia saat ini? Haha.

"You're so full of kindness like your father, our boss. Why didn't you tell us, Ivan?"

WTF, BITCH?!

Between Us || gxg (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang