Saat ini keempat orang itu berjalan bersama-sama sambil mendorong koper mereka masing-masing. Orang tua Gracia memberi izin karena ada Dimas yang akan menjaga mereka selama disana. Mereka langsung saja melakukan check in.
Setelah check in Renata, Gracia, dan Rian duduk sambil menunggu penerbangan mereka, sedangkan Dimas pergi sebentar untuk memastikan beberapa keperluan mereka disana nanti sudah siap.
"Gue mau beli minum." Rian berdiri dari tempat duduknya.
"Nitip ya, gue sama Nata," ucap sebelum anak laki-laki itu pergi dari sana.
Dimas menghampiri adik-adiknya saat beberapa menit pengumuman pesawat mereka akan segera berangkat. Memastikan semuanya sudah lengkap mereka pun menuju ke pintu keberangkatan. Dimas memesankan tiket kelas bisnis untuk mereka berempat, karena mereka tidak jarang menghabiskan waktu liburan bersama seperti saat ini apalagi dengan Renata adiknya, dia sama sekali tidak masalah. Dimas sadar jarang memberikan waktunya pada Renata karena ia yang terlalu sibuk menitis karirnya, namun ia juga menghargai keputusan Renata yang tetap ingin tinggal di Indonesia saat dulu ia mengajak untuk pindah ke London.
Pesawat pun lepas landas beberapa saat kemudian.
Gracia
|bosen gak sih lo?
|masih lama lagi
|kita ngapain kekgue disebelah lo|
kenapa ngechat?||gak papa
|suka suka saya lahtidur aja|
|kalo gue ngantuk jg gue udh tidur drtdi
oh|
|dihh
Gracia memunculkan kepalanya dengan wajah kesalnya membuat Renata terkekeh melihatnya. "Gak jelas lo." Ucap Renata.
Saat tengah malam Renata masih belum tidur setelah pesawat mereka melakukan transit, perjalanan kembali dilanjutkan dua puluh menit yang lalu. Gadis itu masih asik menonton film action yang ia pilih. Satu notifikasi masuk di handphonenya.
Gracia
|taaaa
|nataaapa?|
lo knp blm tdur?||gak bisa beb
trs mau ngapain?|
|gue ke tmpt lo ya
|kyknya nanti dipeluk sama lo baru gue bisa tidurmodus banget|
sini||tau aja
|otw sayangTidak sampai sepuluh detik Gracia datang ke tempat Renata, gadis itu sedikit menggeser posisinya agar Gracia bisa masuk dan ia langsung merebahkan tubuhnya disebelah Renata. Untungnya kursi ini cukup luas, muat untuk mereka berdua.
Gracia masuk kedalam selimut Renata, melingkarkan tangan dan kakinya ditubuh gadis itu, ia bersandar dibahunya dan ikut menikmati film didepan mereka. Mereka dalam posisi seperti itu tanpa suara sedikit pun karena saat ini penumpang lainnya yang berada dikelas yang sama dengan mereka sudah terlelap semuanya.
Sepuluh menit berlalu Gracia yang berada didekapannya nampak tenang, Renata melirik gadis yang sudah terpejam itu, ia tersenyum tipis sebelum akhirnya mematikan layar yang masih menyala. Renata ikut memejamkan matanya karena rasa kantuk juga sudah datang menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us || gxg (End)
Teen Fiction"Ta, lo anggap gue apasih?" "Ya sahabat lah, emang apa lagi?" "Sahabat? Jadi selama ini yang kita lakuin cuman sebatas sahabat doang?" "Gre. Lo berharap apa sama hubungan kita?" "Gue yakin lo punya rasa yang sama kayak gue." "Tapi lo tau kan gi...