___
"Heh lo curang, G. Aturannya lo itu gak ngajak doi lo." Sewot Jessica.
Grace hanya mengedikkan bahunya acuh. "Salah sendiri jomblo, ngapain nyalahin yang udah taken, wlee.."
"Tapi gara-gara lo bawa doi, kita gak bisa girlstalk. Huh.."
Meda mendengus, dia kemarin tidak ikut girlstalk, tapi ada untungnya sih. Untung karena gak jadi obat nyamuk.
"Grace."
"Hmm."
"Selain sepupu gak ada akhlak, ternyata lo pengkhianat ya." Kata Meda serius, tapi tenang itu cuma candaan kok, guys.
Grace melotot tak terima.
"Anjing, gue dikata pengkhianat. Gue sumpahin lo cepet taken. Biar tau gimana rasanya jadi pengkhianat."
Berlian yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara. "Kalian terlalu sibuk membahas pengkhianatan Grace sampe gak tau kalo ada pengkhianat lain yang baru saja menetas."
Semua atensi mereka tertuju pada gadis itu sekarang.
"Hah? Siapa?"
"Jangan-jangan lo, yan?"
"Diva gak mungkin sih."
"Ohh, atau Jessica?"
Jessica gelagapan. Mampuslah ia.
"SIAPA WOYY!! TOLONG, PENGECUT SEKALI PENGKHIANAT INI!!" pekik Grace yang kepo dengan orang yang berstatus sama sepertinya. Tentu saja dia tidak ingin dibully sendiri.
Berlian mengerlingkan Matanya. "Tuh." Tunjuknya dengan ekor mata pada Jessica yang sok sibuk dengan minumannya. Padahal tadi asik nyinyirin Grace.
"Wahh, gak bisa dibiarin ini. Pajak, pajak, pajak, enak aja lolos gitu aja." Todong Meda seperti biasa.
"Wey, gue gak jadian loh." Bohongnya.
Tepat setelah dia bicara seperti itu, gerombolan Kenzo bersama yang lain datang dan duduk di meja yang sama seperti biasa.
"Hai sayang."
Tepat sekali, seperti tebakan semua orang. Suara itu milik Arthan.
"Nah, kan. Gue udah mencium bau-bau taken dari mereka sejak pengakuan Jess dirumah lo waktu itu, Da." Berlian memang kompor.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...