Setelah sekian purnama akhirnya aku bisa ketemu Badarawuhi 🤣🤣
Telat banget sih, tapi gak papa. Setelah 7.777. 777 penonton aku bisa menjadi satu diantara 8.107.233 penonton selanjutnya. Salah sendiri kursi penuh mulu.
Tapi emang dasar karena orang kampung, dalem bioskop rasanya kayak lagi dimasukin freezer 😂😂 Brrrrrr..
_______
Irgi, Cakra, dan juga Bastian sekarang yang sedang menunggui Meda.
Ketiganya bolos meskipun sudah dipaksa pulang oleh si pemilik ruangan. Tapi karena emang dasarnya orang ndableg pada akhirnya mereka tetap bolos.
"Cak, geser sonoan dikit!!"
Cakra dan Bastian duduk disofa sudut ruangan. Tapi karena Cakra rebahan, Bastian pun tidak mendapatkan space untuk duduk. Emang dasar temen laknat.
"Apaan sih, orang gue duluan yang disini. Cari tempat lain sono!!"
"Anjir!! Lo gak liat, kursinya dah dipake Irgi? Kalo sofanya lo pake berarti gak ada yang lain." Ujar Bastian kesal.
"Yaudah duduk aja noh dilantai, adem!!"
"Sialan!!"
Bughh!
Bantal dikursi pun melayang ke muka Cakra. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Bastian.
""Punya temen gini amat, sabar!! Sabar!!" Celetuk Bastian mengelus dadanya sendiri, yakali dada orang lain.
"Kamu duduk sini aja!! Biar Bastian make itu."
Irgi menimbang sejenak sebelum kemudian duduk disisi ranjang gadis itu dan memberi isyarat pada Bastian untuk duduk di kursi yang tadi ditempatinya.
"Kenapa ngotot gak sekolah??"
Meda tidak suka mereka yang meremehkan waktu, apalagi waktu sekolah. Ilmu disekolah memang tidak semuanya akan berguna untuk masa depan, tapi disekolah ada banyak hal yang bisa diambil pelajaran yang mungkin tidak pernah diajarkan oleh guru.
Bukan, bukan cuma disekolah kita bisa belajar. Tapi sekolah adalah miniatur masyarakat untuk mereka yang masih di sekolah. Seperti halnya tempat perkuliahan yang merupakan miniatur sebuah negara.
"Gak ada, mau nungguin kamu aja." Jawab Irgi enteng.
"Tapi lo.. emm, ah yasudahlah emang lo pada batu!"
Irgi menelisik seluruh ruangan, hingga menemukan cerutu rokok di meja dekat sofa.
"Kemaren siapa yang datang?"
Meda menoleh, dan mengikuti arah pandang Irgi pada cerutu di meja. Irgi bertanya karena tidak ada perokok dikeluarga Debrowska, jadi ketidak mungkinan kalau cerutu itu milik 3 pria Debrowska itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...