______
"Gak asik lo, Ken. Kita party lo sibuk menyendiri."
Kenzo yang dimaksud hanya diam tidak berniat menyahut. Lagipula, dia tidak ada minat untuk ikut party dan semacamnya. Buang-buang waktu.
"Maksa banget lo, Yan." Celetuk Galih sambil mendrible bola basketnya dilantai rumah Kenzo.
Rumah besar yang sering mereka jadikan tempat ngumpul itu sepi. Karena saking besarnya rumah yang hanya diisi 3 tokoh utama. Daddy-nya Kenzo lebih sering berada dirumah utama, begitupun Mommy-nya yang tidak bisa berpisah dari pria tercintanya. Sesekali mungkin wanita yang melahirkannya itu akan kerumah bagian timur, tempat paviliunnya berada.
Memang keinginannya sendiri untuk dibuatkan tempat tersendiri, karena tidak ingin menyaksikan keromantisan pasangan tua yang membuat kaum muda iri.
Orang kaya mah bebas..
"Kenapa sih, Ndra. Muka lo kayaknya butek banget?" Tanya Arthan melihat kegundahan hati sahabatnya itu.
Andra mengacak rambutnya kasar. "Gue abis ditolak." Lemasnya.
Sontak semua orang yang ada disama tertawa, kecuali Kenzo yang hanya terkekeh.
"Ternyata ada juga yang menolak pesona Venandra kita, hahahah." Galih menepuk-nepuk bahu cowok itu menenangkan.
"Ckk, serasa dijatuhkan gue." Kata Andra mengatakan isi hatinya.
Gayuh terkekeh, "Lo nembak cewek karna gak mau kalah dari adek lo, kan? Niat lo gak bener sih, makanya ditolak." Katanya menasehati.
Andra menundukkan kepalanya. Hmm, benar juga. Grace dan dirinya bertaruh, siapa diantara mereka yang berpacaran terlebih dahulu akan diberi sepaket tiket liburan berdua dengan pasangannya. Karena tidak ingin kalah dan berakhir mengeluarkan uang, dia nekat menembak cewek asal. Tapi, hah sudahlah.
"Oh, jadi gitu." Hardian mengangguk-anggukan kepalanya mendengar cerita Andra.
Galih menepuk pundaknya sekali lagi, "Yaudah sih, kasih aja. Lagian duit lo juga gak bakal abis cuma buat beliin Grace tiket liburan."
Andra melirik sinis, "Tapi, gue gak pernah ditolak lho ini." Suramnya.
"Udah deh, yuk berangkat. Kali aja ada cewek yang nyantol."
Ya, mereka baru saja akan mendatangi pesta ulangtahun Gina, teman sekelas Meda dan juga Andra yang mengundang mereka.
"Ken, kuylah. Abis ini kita balapan deh." Bujuk Hardian masih belum menyerah.
"Ckk, yaudah. Gak usah balapan, males gue." Akhirnya si cowok dingin itu menyetujui untuk ikut.
"Meda datang, Ndra?" Tanya Hardian yang tengil. Andra mengangguk, karena tadi Grace berangkat bareng sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasiBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...