_____
"EROSS!!!! LO YANG MAKAN JAGOAN NEON GUE, KAN? NGAKU LO!!" Teriakan menggelegar menggema memenuhi setiap sudut rumah seluas istana itu.
Cassiopeia bahkan refleks berlari keasal suara saking kagetnya.
Cetakkk..
"Hushh, kamu, bukan lo." Koreksinya dengan sedikit memberi hadiah jitakan didahi anak gadisnya.
"Ishh, Mamaa." Rengeknya.
Pelaku yang menjadi tersangka datang dengan permen bergagang dimulutnya. "Apaan sih, kak. Pelit amat, Eros cuma ambil satu padahal."
Meda melotot tak terima.
"Satu kamu bilang? Stok permen kakak itu satu laci, lah ini tinggal satu biji. Siapa kalo bukan kamu yang ambil?" Todongnya tak terima.
Sungguh, mengemut permen yang bisa mengubah warna mulut itu menenangkan, dan sudah menjadi candu untuknya. Dan, apa ini baru tadi malam ia mengisi stok laci permennya kini raib tinggal satu.
Jelas marah dong.
Eros memutar bola matanya jengah, bibirnya sudah membiru, karena permen yang ia makan berwarna biru.
"Yang ambil bang Ares tuh, terus dirampok bang Bara sama bang Arga."
Gadis itu berkacak pinggang, menatap sinis adiknya yang berani berbohong meskipun sudah tertangkap basah.
"Bang Ares gak pernah masuk kamar gue tanpa izin, kutil onta. Cuma lo yang suka nyelonong keluar masuk kamar gue tanpa izin." Meda menatap Eros garang.
Merasa tertangkap basah, Eros nyengir tak bersalah sampai giginya yang sudah berwarna biru kelihatan.
"Ck, Meda masa cuma permen aja kamu perkarain, beli lagi sana." Lerai Cassy yang sedari tadi menyimak.
"Masalahnya bukan itu, Ma. Tapi sikap dia yang akhlakless gak bisa dibiarin. Makin ngelunjak yang ada." Adunya mengeluarkan unek-uneknya.
"Mama gak tau sih, kalo permen Meda selalu ilang tiap hari. Lelah hayati ngerestock mulu."
Cassy menghembuskan nafasnya keras, tatapannya beralih ke Eros yang masih asik mengemut permennya yang keliatan masih besar, baru.
"Eros."
"Iya mama cantik."
Meda memutar bola matanya malas, cih, ngalus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...