ANDROMEDA : Part 69

2K 250 12
                                    

_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

Meda kini duduk menyandarkan diri ke kakeknya, Kristoff. Pria tua itu baru saja kembali dari Italia, alasan kembalinya tentu saja karena mendengar kabar buruk yang menimpa cucunya.

Jemari keriput itu mengelus surai cucunya dengan lembut, tak ingin merusak tatanan rambut selembut permadani itu.

"Hah, kakek benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa cucu cantikku ini dijadikan sandera. Seharusnya dia saja." Pria tua itu sudah berucap kalimat yang sama kesekian kalinya. Pria itu juga berharap yang diculik Eros saja, kenapa harus cucu cantiknya.

"Ishh, kakek sekali lagi kakek mengatakan hal yang sama, Meda kutuk jadi tokek." Kesalnya, tanpa merubah posisinya.

Sebenarnya Eros sudah geram, remaja itu menjadi tak berkutik setiap kali ada pria tua itu di kediaman ini. Masalahnya aura kelam dan dominasinya lebih kuat daripada Papanya, jadi daripada menyinggung dan membuat masalah lebih baik ia masa bodo. Meskipun harus memendam kejengkelannya dalam hati.

Kakek pikir Eros lemah, heh? Cibirnya dalam hati.

Ares dan Effendi saat ini sedang menjaga Cassiopeia yang masih belum sadarkan diri, sehingga hanya ada dirinya yang harus menghadapi keposesifan seorang kakek pada cucunya.

"Permisi, makan malam sudah siap, Tuan besar, Tuan muda, Nona!" Suara maid menginterupsi mereka bertiga.

"Ayo bangun, dan makan!!" Titah Kristoff pada cucunya yang masih asyik bersandar di dadanya. "Ckk, malas bergerak. Capek banget, kek." Rengeknya.

Ia akan memanfaatkan Sugar Daddy-nya ini dan memanjakan diri sepuasnya. Lagipula kakeknya ini mana bisa nolak. Hihi

Kristoff terkekeh. "Baiklah, baiklah.."

Eros menyaksikan drama itu dengan tatapan jengah, lebih baik ia pergi terlebih dahulu dan menyelesaikan makannya untuk menghindari drama ini lagi.

"Pulang ke kediaman kakek saja yuk!!" bujuk Kristoff.

Meda menggeleng.

"Siapa yang akan menjaganya kalo kita pergi?" Kata Meda sembari menunjuk Eros dengan sedotannya.

Eros yang dibawa-bawa pun memutar bola matanya jengah. "Gue dah gede, kak. Gak perlu dijaga."

"Siapa tau lo bakalan diculik lagi."

Eros berdecak.

"Kurang kerjaan banget nyulik gue. Yang kaya bokap sama kakak gue btw, bukan gue."

Meda mengedikkan bahunya acuh. "Kek!!"

"Hmm"

"Meda capek, pengen tidur. Meda keatas dulu ya." Pamitnya dan setelahnya mencium pipi keriput kakeknya, lalu pergi tanpa menunggu jawaban pria itu.

Sesampainya di kamar, gadis itu segera membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur untuk segera tidur. Tapi sebelum itu, gadis itu berjalan menuju laci yang sudah lama tidak ia buka. Laci yang juga ia jadikan sebagai meja, yang dulunya adalah meja belajarnya. Jika dulu meja ini penuh dengan buku sekolah, kini meja itu hanya terpajang vas bunga dengan bunga Anyelir didalamnya.

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang