__________
"Seseorang yang mendatangi Psikolog, dia adalah orang gila yang berlindung dibalik kata depresi."
Meda terdiam, ia pernah seperti orang gila yang suka berteriak tanpa sebab. Tapi ia tidak akan pernah disebut gila oleh orang yang menjadi penyebab dirinya gila.
"Dan hanya orang tidak waras yang mampu membuat orang lain gila."
Benar, kan?
Orang yang 'waras' akan berpikir berulang kali untuk berbuat sesuatu karena dia tau mental seseorang itu penting, dan berharga untuk dijaga.
"Nona, mari!!"
Tepat sekali, Cahaya memang selalu dapat diandalkan. Belum ada 5 menit ia berhadapan dengan Rian, tapi wanita itu sudah datang.
"Selamat berjuang untuk sembuh, sepupu!!" Ucapnya sembari meninggalkan Rian yang mukanya memerah.
Arggghh!!
Pria itu memukul-mukul kepalanya.
"Gue gak gila!!"
See!! Rian memang gila. Tapi tuntutan dari kedua orangtuanya selalu membuat dirinya harus terus berwibawa. Ia gila akan tuntutan orangtua yang terlalu keras. Sebenarnya pria itu cukup mengkhawatirkan, hidup tanpa curahan hati dan terpaksa membuat hatinya mati.
"Gue emang gak gila, karena cuma Meda yang gila." Lirihnya menenangkan dirinya sendiri.
Meda melihat itu semua dibalik jendela mobilnya. Rian sudah cukup gila, dan karena kegilaannya ia bisa lebih tidak waras menghadapinya. Jadi, ia harus lebih berhati-hati.
"Cahaya!"
"Ya, Meda?"
"Kita bicara nanti dirumah."
"Baik"
Ada hal yang harus Meda urus untuk kedepannya, karena untuk bisa membalaskan sakitnya dimasa lalu dan sekarang, perlu persiapan yang matang. Rian sudah menjadi anti sosial dan sering bertindak impulsif, begitupun Ricaella, adik Rian yang sudah kehilangan empati dan terus membuat dirinya merasa tersakiti agar korban yang terlihat bersalah.
Sebenarnya, ia tidak menargetkan Rian dan Ricaella, karena mereka adalah korban dari perbuatan orangtuanya. Tapi, semakin jauh mereka dibiarkan ternyata mereka semakin tidak terkendali. Jadi, ia butuh seseorang untuk membuat mereka mendapatkan apa itu empati dan apa itu kasih sayang. Agar mereka sadar, bahwa apa yang mereka perbuat adalah kesalahan.
_____"VIVI!!!"
Meda berteriak menggetarkan apartemen miliknya yang ditempati oleh Vivi, asistennya di Butik dan Kafe.
"IYAAAA!! GAK USAH TEREAK GUE JUGA DENGER KOK, ANJ!!" Balas Vivi balik teriak.
"LO MAKI GUE?? GAK NGACA LO JUGA TEREAK??"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
خيال (فانتازيا)Bagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...