____
"Mulai besok kamu pindah sekolah, SMA Angkasa sudah tidak aman lagi. Gak papa kan, sayang?" Tanya Effendi Debrowska, Papanya.
Meda menggelengkan kepalanya, "Gak papa kok, Pa. Meda juga udah jenuh sekolah disana, semuanya menilai sesuatu dari uang. Banyak temen fake, bahkan guru pun mudah di sogok. Meda gak suka." Ujarnya.
Selama ini keluarganya memang menyembunyikan identitasnya. Saat sekolah dirinya hanya akan menuliskan namanya dengan singkatan. Sehingga tidak disadari oleh orang-orang yang berniat mencari tau tentangnya.
Tapi sekarang, namanya sudah diketahui publik. Sangat sulit untuknya agar tidak dikenali lagi.
"Sekolah baru Meda dimana, Pa?" Tanyanya memastikan.
"Antariksa International High School. Sekolahnya si kembar. Disana privasi siswa sangat dijaga, jadi tidak akan mudah bocor. Semoga kamu suka." Kata Effendi sembari memamerkan senyumnya. Seperti kata Papanya, sepupunya memang kembar, mereka adalah anak dari Tantenya, adik dari Papanya.
"Kak, ambilin puding buat Eros." Pinta adiknya yang masih berusia 10 tahun. Meskipun baru sepuluh tahun tapi anak itu tingginya hampir menyamainya loh, padahal tingginya kalau disamakan dengan para teman sebayanya dia tertinggi. Tapi Eros ini, hmmm, ingat ya hampir belum sepadan.
Meda benar-benar insecure dengan bibit-bibit Debrowska ini. Papanya saja tingginya 183 cm, Ares 181 cm, Mamanya 169 cm, dia 171 cm, dan Eros yang masih sepuluh tahun 150 cm. Meskipun dia termasuk bibit terpendek, tapi tenang, ia lebih tinggi dari Mamanya. Hihi
__
"Pagi semuanya." Sapanya pada seluruh penghuni rumah.
"Pagi sayang/Dek/Kak/Sweety." Sapa balik penghuni rumah selain dirinya.
"Kamu mau sarapan apa, Sweety?" Tanya wanita paruh baya yang menjadi role modelnya.
"Emm, itu deh Ma." Katanya sambil menunjuk pada pancake pisang.
Cassy segera menyerahkan Pancake pisang kepiring putrinya. Diatas meja memang tersedia berbagai macam menu sarapan, ada oatmeal yang tinggal diseduh air hangat, sandwich kesukaan Eros, omelette telur, dan juga nasi goreng.
"Meda berangkat dulu Ma, See you." Hari ini dia diantar langsung oleh Papanya.
Publik boleh berspekulasi macam-macam tentangnya, tapi selama ada Papanya semuanya bisa dibungkam. Boleh dibilang dia hidup dibalik nama Papanya, tanpa pria itu dia sama sekali bukan apa-apa. Hidupnya masih bergantung seratus persen pada pria yang menjadi cinta pertamanya itu.
"Have a nice day, sayang." Panit Papanya setelah mengantarnya sampai ke ruang kepala sekolah.
Disini dia ditemani sepupu kembarnya, Diandra Graceva Guntara, dan Vanendra Garda Guntara. Mereka kembar tidak identik yang hanya berbeda 7 menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasíaBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...