Bagaimana bisa??
Dia seharusnya sudah mati
Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati.
Lalu kenapa ia kembali?
Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_______
"Kita.." belum usai Fabian melanjutkan kalimatnya Meda lebih dulu menyela.
"..Temen"
Mendengarnya tentu membuat sesuatu dalam hati Fabian serasa ada yang patah. Ternyata ia memang tidak seberharga itu untuk Andromeda, gadis yang membuatnya sempat menolak pertunangan dengan Jessica. Gadis baik yang orangtuanya pilihkan untuknya.
Jessica merasakan kecanggungan antara mereka berdua. "O-oh, kalian udah kenal lama ternyata."
Meda tersenyum tipis menanggapi sahabatnya itu. Ia harap Fabian segera sadar untuk meninggalkan pertemanannya dengan Gentala dan Rian. Karena ia sama sekali tidak ingin sahabatnya terkontaminasi oleh mereka juga.
Jessica menoleh kearah Gentala yang ternyata menunggu mereka selesai berbicara dengan tangan yang bersedekap.
"Hai, gue Jessica. Moga betah disini ya." Gadis itu mengenalkan diri dengan menyodorkan tangannya yang tak bersambut.
Fabian menggeram, melihat ekspresi kecewa gadis itu.
"Ta!!"
Genta menerima sodoran tangan itu dengan ogah. "Genta."
"Gue Elletra, salken ya." El hanya melambaikan tangannya, karena menyodorkan tanganpun sepertinya tak sampai, karena posisinya yang duduk disamping Meda dan jauh dari posisi mereka.
"MEDAAA!! KANTIN YOKK!!" Suara menggelegar itu bukan milik mereka, melainkan Grace dan Berlian yang sedang paduan suara.
Elletra terkejut dibuatnya.
Guntur bahkan sampai terlonjak dari tidurnya.
"WOY, MASUK KELAS ORANG PAKE SOPAN SANTUN DONG!!" Shella si bendahara psikopat mengeluarkan suara merdunya.
Berlian yang diteriaki pun membalas dengan teriakan pula.
"KALO GAK TEREAK TEMEN GUE YANG DUNGU ITU GAK BAKALAN KEDENGERAN MASALAHNYA."
"YA KALO GAK KEDENGERAN DEKETIN, BANGSAT!!"
"MASALAHNYA KAKI GUE MALES MASUK KELAS LO."
"POTONG AJA TUH KAKI, GAK GUNA BANGET!"
"SORRY, DORRY, MORRY, STROBERRY NIH YA. KAKI SYANTUIK GUE GAK MAU LEPAS DARI BADAN GUE YANG SYEMOK BAHENOL BAK GITAR SPANYOL."
"TEPOS GITU DIBILANG SEMOK, NGACA DEH NGACA!!"
Elletra sudah sibuk menutup telinga, bisa pecah gendang telinganya jika mereka dibiarkan terus beradu suara merdu.
