________
"Bisa kamu cari sesuatu untuk saya?"
"Tenang dong, apapun buat noona, pasti bisa saya lakukan. Serahkan saja pada saya, tapi jangan bilang sama hyung, ya?" Jawab sosok itu dengan bisikan diakhirnya.
Meda terkekeh.
"Eum, apa yang bisa gue dapetin kalo gitu."
"Alaaahhh, jangan pakai bahasa gaul, noona. Saya tidak paham." Rengeknya, karena memang dia tidak paham bahasa gaul. Maklum bahasa Indonesia saja baru bisa kok.
Sontak tawa Meda pecah.
"Baik kalo begitu, besok malam saya tunggu." Meda kembali dalam mode serius. Perubahan ekspresinya sangat cepat, seperti tidak pernah tertawa sebelumnya.
Sosok itu cukup terkejut. Tapi segera menetralkan raut wajahnya sendiri.
"Noona, tinggal menunggu saja."
"Baik, senang bekerja sama denganmu. See you."
__________
Hari-hari berlalu begitu saja, usai ujian semester genap akhirnya event yang ditunggu-tunggu sudah didepan mata.
Kelas Meda bersama teman-temannya sudah kompak menggunakan seragam kelas mereka. Isshh, sebenarnya membuat seragam kelas tanpa izin dari kepala sekolah cukup beresiko. Karena jika ketahuan maka dikenakan denda besar. Tapi, yasudahlah ingat mereka berasal dari keluarga berdompet tebal, bukannya takut malah sengaja melanggar.
Jangan dicontoh, please.
Seusai kegiatan hari ini, Meda memilih untuk langsung pulang. Tapi karena Andra masih perlu latihan, Grace masih harus mengatur strategi, dan yang lain sibuk dengan urusan masing-masing akhirnya ia pulang sendiri.
Sialnya sopir rumah sedang mengantar Mamanya arisan.
Huh, menyebalkan.
Kenapa juga ponselnya selalu kehabisan daya dijam-jam sekarang. Ia terus merutuki ketahanan ponsel mahal tapi boros baterai itu.
Tin tin..
Meda menoleh.
Dari perawakannya ia seperti mengenal seseorang yang sekarang sudah ada didepannya itu.
"Siapa ya?" Tanyanya, begitu orang itu sudah memberhentikan laju motor yang dikendarainya.
"Hai, Meda. Kita ketemu lagi."
Meda mengernyitkan keningnya, tapi senyumnya langsung mengembang begitu orang itu membuka helm full-facenya.
"Tama?"
"Thats right, masih kenal aja lo. Dah lama loh kita gak ketemu."
Meda terkekeh. Cowok itu memang ramah, dan baik didepannya. Tapi dia sempat melihat cowok itu tidak berekspresi setelah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...