______
"AAAAKKKHHHH.. SAKITT PAKKK!!" Jerit gadis yang sekarang sedang diurut. Sebelumnya ia sudah meminta tukang urut itu untuk menggunakan sarung tangan latex. Sangat tidak lucu kan kalo ia sedang diurut, tapi tubuhnya gemetar dan pingsan?
"Tahan, Neng. Tahan dikit lagi."
Meda meremas lengan Diva dengan kuat, bahkan kuku-kuku jarinya sudah menancap kedalam kulit gadis itu, mungkin.
"Ssshh.." ringis Diva, perih yang dirasakannya hanya bisa ia tahan. Meda bisa merasa sangat bersalah nanti.
"Tahan dikit lagi, Da. Nanti juga sembuh." Supportnya, agar Meda bisa sedikit menahan rasa sakitnya dan proses urutnya segera usai.
Krek
Krek
"Mmphh.. Uhh." Meda membungkam mulutnya sendiri agar tidak berisik. Ia sadar suaranya yang melengking pasti sudah menyaingi teriakan mbak kunti.
Tukang urut menyelesaikan tugasnya, dan melepaskan sarung tangannya. "Sudah selesai, neng. Coba digerakin kakinya."
Meda menggerakkan kaki kirinya yang keseleo dan berhasil!! Kakinya yang tadi bengkak dan sulit digerakkan kini sudah bisa digerakkan lebih luwes. Meski masih sedikit meringis, Meda sudah merasa lega. "Makasih, pak. Hehe, maaf ya suara saya agak melengking."
Pria tua itu tersenyum maklum. "Gak papa, neng. Saya mah sudah biasa, perempuan itu kalo teriak suka kencenggg banget." Lalu pria itu terkekeh.
"Saka, kamu tolong anterin Bapaknya pulang, ya!! Udah malem kasian lewat kebun sendirian." Pintanya pada Saka yang berdiri didekat laci.
"Siap, neng. Saka pamit kalo gitu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Diva menyembunyikan lengannya yang luka dengan menurunkan lipatan hodienya. "Gimana? Udah baikan?"
Meda tersenyum menatapnya, lalu mengangguk. "Udah, sorry ya Va. Pasti sakit tadi lengan lo gue..."
"Sstt, udah gak papa. Tenang aja, gak sakit kok." Diva tersenyum memamerkan lesung pipinya, menenangkan Meda yang mulai merasa bersalah.
____
Acara camping didekat curug pun gagal. Belum apa-apa saja sudah memakan korban, apalagi kalau berhari-hari.
"Sorry gaes, gara-gara kita acara camping kita batal." Sesal Meda yang menjadi salah satu alasan mereka gagal ngecamp.
"Hey bukan salah lo, Da. Ini semua salah gue, kalo lo gak nolongin gue lo juga gak bakalan kek gini." Tentu saja Grace lebih merasa bersalah.
"Wey, wey, wey, kita gagal ngecamp bukan berarti kita gagal Q-time. Barbequean mau?"
"Boleh tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...