ANDROMEDA : Part 77

4.8K 290 30
                                    

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

"Saya selalu sabar ketika cucu saya menahan saya untuk tidak menghancurkan kamu. Tapi sepertinya kesabaran saya sudah habis."

Pria tua itu duduk di kursi kebesarannya yang telah disiapkan dengan tongkat penyangga dalam genggamannya. Jangan salah, tongkat itu bukan sembarang tongkat!!

Dihadapannya seorang pria dengan tubuh yang diikat berbentuk X menatapnya menantang. Lucu sekali anak muda jaman sekarang, sudah tidak bisa melakukan apa-apa saja masih bisa menantangnya.

"Gentala Juanda Gerhana, kamu pikir saya tidak tau kalau ragamu itu kosong dan ditempati jiwa lain? Saya juga tau, seberapa besar dendammu pada keluarga cucuku."

"Tapi, semua itu tidak penting. Untuk ukuran calon mayat sepertimu tidak perlu terlalu banyak basa-basi, buang-buang waktu." Pria tua itu terkekeh.

Kristoff selama ini diam karena Meda yang tidak menginginkan pengawalan ataupun perlindungan darinya. Tapi semakin lama ia merasa semakin geram. Persetan dengan cucunya, ia tidak peduli jika nanti Meda marah. Karena melenyapkan kerikil-kerikil penghalang hidup cucunya itu lebih penting.

Sedangkan Meda yang sudah berusia 23 tahun itu merasa tidak butuh bantuan dari kakeknya. Ia rasa ia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, ia tidak ingin melibatkan orang lain ke dalam masalahnya. Tapi ternyata ia sedikit terlena dengan kejayaannya di usia muda, hingga membuat dirinya dalam bahaya. Apalagi di kehidupan yang lalu ia tidak sempat menikmati masa mudanya, terlalu banyak penyesalan yang terus menghantuinya karena berakhir seperti orang gila.

Baiklah lupakan masa lalu.

Gadis itu sekarang sedang terbaring di ranjang rumah sakit akibat dehidrasi selama disekap. Begitupun dengan Kenzo, meskipun kondisinya tidak terlalu parah.

"Stop disitu, G!!" Pekik Meda melihat antusias Grace memasuki ruang inapnya.

Grace yang diteriaki pun terdiam, tatapannya seolah bertanya, 'Ada apa? Mengapa?'

Meda memutar bola matanya jengah. "Lo tega ya gak ngabarin gue kalo lo tunangan?"

Gadis yang ditodong itupun terkikik geli.

"Salah sendiri lo sibuk." Ucapnya kembali melanjutkan langkah menuju ranjang sepupunya itu.

Meda menatap dongkol sahabat sekaligus sepupunya itu. "Lagian doi ngelamarnya juga dadakan, gak lamaran resmi kayak yang lo pikirin." Sambung Grace, melihat tatapan tak mengenakkan dari Meda.

"Bodo, gue marah pokoknya."

Gadis itu menghiraukan Meda yang merajuk, tangannya sibuk mengupas jeruk yang ada di nakas.

"Btw, lo tau gak akhir-akhir ini Ell sama Berlian jarang bisa dihubungin. Mereka kenapa ya?" Ucap gadis itu mengungkapkan pertanyaan yang bersarang di kepala cantiknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang