______
"Bang, emang gak papa ninggal kakak sama mas Gayuh?"
"Hmm." Ares malas menanggapi, ia percaya pada Gayuh. Meskipun sedikit tidak rela adiknya bersama pria lain selain dirinya, bagaimana kalau disakiti? Seumur hidupnya saja ia tidak rela menyakiti adiknya itu.
"Yaudah, deh. Yuk balik!!"
Keduanya pun pulang tanpa Meda bersamanya.
"Yuh, yuh, yuh, itu mau ditampar aduh." Panik gadis itu. Tapi begitu menoleh dia sudah tidak menemukan keberadaan laki-laki yang sedaritadi bersamanya.
"Duh kemana pula si Gayuh."
Puk..
Sebelum tamparan mendarat ke pipi sang gadis, Gayuh sudah lebih dulu menangkap tangan cowok kasar tak tau diri itu.
"Gak usah ikut campur masalah kita, bangsat!!" Geram cowok itu.
Gayuh menyeringai, "Gue gak akan ikut campur kalo lo gak main tangan sama cewek."
Meda tersenyum bangga, Gayuh menantang balik si cowok dengan tatapan dingin andalannya. Meda masih dipersembunyiannya.
Menikmati tontonan langsung didepan mata.
Bukankah laki-laki yang baik adalah dia yang memperlakukan perempuan dengan baik layaknya ia memperlakukan ibunya yang dipujanya.
"Cih, awas lo. Setelah malam ini lo bakal abis." Gatal cowok itu dan pergi meninggalkan mereka.
Setelah memastikan cowok itu jauh, Meda keluar dari tempat persembunyian.
"Diva, lo gak papa? Ada yang sakit? Ada yang luka? Lo beneran gak papa, kan?" Tanyanya beruntun sambil memutar tubuh Diva memastikan tidak ada yang lecet dari sahabatnya itu.
Diva tersenyum tipis.
Gadis itu mengangguk. "It's okey, gue baik."
Meda menghela nafas lega.
"Ya ampun, tangan gue gatal pengen nonjok liat lo dibentak kayak tadi. Dajjal emang tuh manusia." Serunya memasang wajah galak.
"Udah, gak usah dibahas."
Gayuh tersenyum, mengacak rambut gadis yang dia anggap adiknya itu. "Lo gak cocok jadi galak."
"Ishh, kebiasaan. Rambut gue berantakan, babi."
Cowok itu mengernyit tak suka, ia menyentil bibir tidak sopan gadis itu. "Bilang apa tadi?"
"Awhh.. udah kek kakak tiri aja lo."
"Dih, baru nganggep gue kakak, kemana aja neng."
"Ogah ah, lo itu temen gue, sohib gue, kakak gue cuma satu bang Ares. Tapi lo juga abang-able banget sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...