__________
Meda benar-benar membelikan Jeanette mainan yang bukan seharusnya untuk bayi.
Jessica menggeram pasrah dalam hati. Temannya ini sepertinya benar-benar gila. Tapi setidaknya, ia tidak benar-benar gila menjejali anaknya dengan kalkulus seperti yang dilakukan oleh Diva. Tidak... mereka sama-sama gila.
Pasangan suami istri itu hanya berjalan dibelakang, mengikuti kemanapun Meda membawa putri mereka. Takut-takut kalau Jeanette kenapa-napa, apalagi sampai terluka.
Sangat laknat memang pemikiran mereka.
"Sayang, kamu disini juga?"
Meda menoleh.
Dari arah samping kanannya datang seorang pria bersama dengan wanita paruh baya yang menenteng paper bag H&M dan Louis Vuitton.
"Hai, Tante."
Wanita itu tersenyum dan menyerahkan barang bawaannya pada putranya. Ia segera merangkul gadis yang menjadi kekasih putranya itu.
"Emmmuahh.. Tante kangen banget sama kamu. Kamu sibuk terus sih" Ujar wanita itu cemberut.
"Eh, ini anak siapa? Gemes banget!!"
Jeanette tertawa memainkan rambut Meda yang menjuntai, sengaja diurai. Menghiraukan para orang dewasa yang ada disekitarnya.
"Eh.. sampe lupa ngenalin. Jess sini!!" Panggilnya pada Jessica yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Ini Jessica sama Fabian, temennya Meda sekaligus yang punya bayi. Jessica ini Tante Gina, ini.." Belum selesai ia berbicara, pria yang sedari tadi diabaikan itupun mengenalkan dirinya sendiri.
"Kamu udah cocok gendong bayi gini, Da." Celetuk Gina, melihat bagaimana perilaku Meda bersama bayi 6 bulan itu.
"Hehe, tante bisa aja."
Sebelum pembicaraan itu semakin jauh, Meda menyerahkan Jeanette kembali ke orangtuanya, dan mengajak mereka makan bersama. Sebenarnya ia hanya sedikit berbasa-basi, tapi ternyata ajakannya bersambut.
Hah yasudahlah.
"Da, lo gak pernah cerita kalo dia pacar lo." Jessica berjalan beriringan dengan Meda sembari mendorong stroller yang berisi Jeanette.
Meda memutar bola matanya kesal. "Gue udah pernah cerita, Jess. Lo aja yang sibuk bikin Jeanette waktu itu."
"Masaaa??" Pekik Jessica tidak percaya.
"Ishh, mulut lo!!" Peringat Meda mendengar suara toa Jessica.
"Sorry, babe. Gue kebablasan."
Gina mengambil duduk disebelah Meda, berusaha untuk tetap dekat dengan gadis itu. Bukankah besar kemungkinan mereka akan menjadi keluarga?
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasiBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...