ANDROMEDA : Part 68

2K 260 16
                                    

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

Eros bukanlah remaja biasa, meskipun sifatnya yang cuek, dan dingin secara bersamaan tapi eksistensinya tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Di kehidupan pertama Meda, peristiwa ini juga terjadi. Bedanya ia hanya bisa menangis menunggu bantuan, untung saja ada Eros yang bergerak untuk menghubungi orang-orang Effendi sehingga ia selamat meskipun harus disandera lebih dari empat hari.

Eros juga yang menyadarkannya bahwa ia tidak sendiri, ia masih punya keluarga yang bisa dijadikan tempat pulang, dan juga peraduan.

Tapi ia tidak peduli waktu itu, kenyataan bahwa cintanya yang ia jadikan pusat dunia sudah kandas, dan tidak ada lagi yang bisa ia jadikan tempat pulang membuatnya lupa segalanya. Ya, itu penyesalan terbesarnya karena begitu mencintai orang yang pada akhirnya membuatnya kecewa.

Ia berhasil turun dan menaiki perahu karet bertepatan dengan datangnya pasukan yang Cahaya bawa.

Saat itu pula kondisi kapal kacau, begitu tau sandera mereka hilang.

Bos mereka marah besar, kesal dan jengkel. Seharusnya mereka sudah bisa menikmati hasil menyandera Putri tunggal Debrowska. Tapi mereka malah kehilangan pion berharganya.

"Cepat cari!! Dia pasti masih ada disekitar sini!!" Titahnya.

Mereka semua bergerak, sedangkan tiga orang tadinya asyik bersetubuh kini menunduk lemas, karena lengah mereka justru melepaskan sandera berharga.

"Sial, jadi aku dibohongi tadi?" Gumam wanita yang membawa baki minuman saat pelarian Meda.

"Apa? Kamu bilang sesuatu?" Tanya satu dari mereka. Wanita itu menggeleng. " Bukan apa-apa."

Meda sudah diamankan bersama dengan Eros dan Ares. Sedangkan yang lain menunggu komando dari Effendi, kapan mereka bisa menyerang.

"Tenggelamkan saja mereka, jangan ada yang berhasil mendarat ke daratan!!" Perintah Effendi dengan raut yang sulit dibaca. Setelah berhasil melubangi body kapal, mereka menjauh. Menyisakan satu boat yang ditugaskan untuk memastikan tidak ada yang selamat menuju daratan. Biarkan mereka menderita kehabisan nafas, mati, dan menjadi santapan ikan-ikan yang ada di dasar. Effendi tidak peduli.

Mencari masalah dengannya, mati adalah balasan teringannya.

"Lo mau kabur pake perahu karet, kak? Jiahahah, sekali tembak cussss.... Tenggelam!" Kata Eros mengejek kakaknya dengan tangan memperagakan bagaimana perahu karet yang kehilangan anginnya.

Meda mendelik.

"Lo doain gue tenggelem?? Biadab lo!"

"Yaa, kalo kita gak datang tepat waktu sih kayaknya kejadiannya bakal gitu." Ungkapnya yang mendapatkan hadiah toyoran di kepalanya.

"Untung adek, kalo bukan.. udah gue buang lo ke muara."

Eros tersenyum puas, melihat wajah kesal kakaknya. Setidaknya, kakaknya tidak menunjukkan gejala trauma. Itu lebih baik.

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang