_______
Gadis yang sibuk memikirkan banyak hal. Karena membaca cerita sialan yang Irgi ciptakan, gadis itu harus berulang kali memutar otaknya. Memikirkan rencana, dan mengetahui kebenaran semua yang Irgi ciptakan. Ia ingin memastikan, tidak mungkin ia mempercayainya begitu saja tanpa mencari bukti.
Tapi ia sungguh tidak menyangka, sudah banyak kejadian dalam novel yang Irgi buat yang ternyata benar-benar terjadi.
"Hah, sialan." Lagi-lagi ia mendengus.
"Hei!!"
Meda terkejut bukan main, seseorang menepuk bahunya dengan sedikit keras. Kalian tebak siapa yang mengejutkannya.. bukan, bukan Eros tapi si manusia kutub Areslah yang mengejutkannya dan sekarang duduk di pantri depannya.
"Abang bisa gak sih, gak usah ngagetin!!" Kesalnya.
Lawan bicaranya hanya terkekeh. "Lagian kamu ngelamun mulu daritadi."
Gadis itu memutar bola matanya. Meneguk minuman kaleng yang sedaritadi ia genggam.
Mereka berada di ruang makan, awalnya Meda kemari karena haus. Lemari pendingin dikamarnya sudah kosong, jadi ia terpaksa turun ke lantai satu untuk mendapatkan minum. Sedangkan Ares baru saja pulang dari kegiatannya diluar.
"Bang."
"Hmm."
Meda menatap Ares yang sibuk memasukkan biskuit kedalam mulutnya.
"Abang kenapa jarang dirumah, sih.?" Meda sebenarnya tau alasan Ares diluar rumah. Tapi, gadis itu berniat pura-pura tidak tau.
"Ada urusan."
Masih menyembunyikan bisnisnya ternyata. Padahal bisnis pria itu sudah menuju tahap pembangunan gedung perkantorannya. Karena rumah produksi atau biasa kita sebut pabrik sudah hampir jadi.
Pada akhirnya pemuda itu meminta bantuan terang-terangan pada Effendy untuk menyalurkan dana sekaligus sebagai pemasok bahan bangunan yang dibutuhkan. Licik sekali abangnya ini, membangun perusahaan dengan memanfaatkan Debrowska yang bergerak dibidang infrastruktur.
"Kamu gak berniat liburan lagi?" Ares bertanya memecah kebungkaman.
Meda menaikkan pandangannya seolah berfikir. "Emmm, kayaknya gak dulu deh."
Eh, tapi kalau abangnya ini mau berbaik hati membiayainya liburan siapa yang bisa menolak.
"Tapi kalo Abang bayarin, bisalah dipertimbangkan ulang." Sahutnya cepat sebelum abangnya berubah pikiran.
Ares mendelik, otak gadis itu hanya memikirkan tentang gratisan. Padahal jika butuh uang, tinggal gesek pun jadi. Apa yang kurang coba.
Ctakk!!
Pemuda itu menjitak kening adiknya. "Uang tinggal gesek aja masih minta gratisan."
Meda mengelus keningnya sembari menyengir tak berdosa. "Hehe, siapa sih bang yang gak tergiur sama gratisan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...