___
"Mamposss, otak lo dangkal sih. Makanya orang modelan Arthan lo embatt."
"Khilaf gaes, khilaff!!"
"Khilaf kok keterusan. Itu khilaf apa kecanduan?"
Jessica memainkan rambut Diva yang panjang tak pernah diurai. Sama sekali tidak menggubris sindiran yang Berlian lontarkan.
"Tapi mendingan Jessica yang udah keburu sadar, daripada lo yang gak sadar diri meskipun doi gak pernah mention lo ada sih, Yan."
Jleb gak tuh?
Grace emang jagonya melontarkan sindiran menusuk. Kecerewetannya memang perlu diakui, belum lagi suara cemprengnya. Jangan lupakan semua kelebihan itu.
Berlian mendelik, raut wajahnya kusut seketika.
"Gue gak ke notice Gayuh juga gak mati kali, tapi ya apa salahnya berharap lebih sih?" Berlian masih mengatakan kebohongan, lain dimulut lain dihati. Mana mungkin ia rela Gayuh bersama yang lain, jika ia saja sudah mengharapkan cowok itu sejak pertama masuk SMA.
Diva tersenyum mengejek, sedangkan Meda mendengus. Kebullshit-an apalagi yang akan keluar dari mulut Berlian? Kalo ia yang cuma nebeng Gayuh aja udah buat gadis itu nangis kejer.
"Kagak percaya, dah. Gak percayaa!!"
Berlian semakin mendelik.
"Lo pada gak bestie emang. Pak yuuu !!🖕" Gadis itu sudah mengacungkan kedua jari tengahnya pada teman-temannta itu.
"Udah, ih. Ngapain jadi bully gue sih, noh diem-diem deh lo kayak si El."
Elletra yang disebut memberi muka. Menampilkan raut polos seakan tak mengerti apa-apa.
Lupakan ekspresi Elletra, kini mereka beranjak menuju tempat kedap suara yang di desain khusus untuk karaokean. Lampu yang digantung ditengah ruangan bahkan berkedip-kedip persis seperti diskotik. Kurang kehadiran DJ-nya, maka lengkaplah party mereka kali ini.
"Lo ngapain beli marimas Anggur?"
"Gue mau buat Amer versi halal." Berlian sibuk memasukkan beberapa sachet marimas anggur ke dalam botol yang menyerupai minuman beralkohol yang biasa dijumpai dalam pesta-pesta alkohol.
"Hahaha, yakali amer pake anggur ungu, Yan."
"Biarin, nanti gue ambilin sprite pake baju vodka."
"Itulah gunanya pepatah, Don't judge book by the cover. Nih buktinya, cover minumannya Amer, isinya marimas anggur."
"Wkwkwk, Anjir. Akhirnya gue merasakan Amer yang sesungguhnya."
Elletra terdiam.
"Vodka, Amer, itu buat apa sih? Kok kalian ngebet banget pengen ngerasain, bukannya dosa ya kalo minum itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...