Chapter 5

77K 1.8K 12
                                    

"Cie yang katanya amit amit tapi kalau udah dicium diem aja, cie...." Yuna meledek Aurel yang kepergok sedang berciuman dengan calon suaminya.

"Sama calon suami sendiri juga, bukan suami orang lain." Jawab Aurel tidak mau kalah dan menjadi bahan ejekan oleh adik adik nya.

"Udah udah jangan berantem terus, sekarang kamu makan Yuna biar kakak kamu siap siap sebentar lagi Om Damar akan datang." Halimah melerai anak anaknya yang terus saja saling mengejek mempersalahkan soal kejadiannya dua hari yang lalu saat Aurel kepergok sedang berciuman.

"Gak tahu tuh bu, nyebelin banget coba." Aurel memasuki kamarnya dengan kesal.

"Jangan gitu kamu Yuna karena kamu benar." Ibu Halimah dan Yuna tertawa membuat Aurel menggulingkan tubuhnya di kasur karena malu.

Tok tok tok

Yuna berlari menghampiri seseorang yang datang ke rumah, senyum Yuna langsung terlihat ketika yang datang adalah calon kakak iparnya yang kaya raya meskipun tua.

"Bentar Om..." Yuna berlari untuk memberitahu Aurel.

"Kak, tuh calon suami datang..." Yuna berkata dengan lantang membuat Aurel malu.

Aurel kesal ia langsung keluar rumah mendahului Damar. Damar yang tidak tahu apa apa memilih untuk pamit terlebih dahulu sebelum pergi.

***

Di dalam mobil Aurel dan Damar sedang berpelukan mesra, Aurel berada dalam pangkuan Damar dengan wajah kesal dan terpaksa.

"Jangan ditekuk gitu wajahnya dong..." Damar menangkup wajah Aurel yang cantik dengan kedua tangannya.

"Gara gara Mas, aku jadi bahan ejekan di rumah." Aurel mengerucutkan bibirnya tepat di depan wajah Damar.

"Muach..."

Mata Aurel membulat tiba tiba saja Damar mencium bibirnya, Aurel heran sekali dengan pria tua yang ada di hadapannya suka sekali mencium dirinya.

"Ihhh... jijik." Aurel menggosok bibirnya dengan tangan.

"Jijik? Coba ini."

Damar menarik tengkuk Aurel lalu ia membungkam mulut Aurel dengan mulutnya, Damar melumat bibir seksi Aurel yang barusan ia cium.

Aurel berontak tapi semakin lama awalnya berontak menjadi sebuah kepasrahan, Aurel terlihat luluh saat bibirnya dilumat oleh Damar.

"Mmhh... mmh..."

Damar melepaskan tautan bibirnya, tatapan mata Aurel membuat nafsu Damar seakan akan bangkit.

Cup cup cup

Damar tak tahan ia mencium bibir Aurel dengan brutal penuh paksaan. Nafas Aurel terengah engah dengan wajah yang memerah. Damar menatap wajah calon istrinya yang begitu seksi, Damar sekarang tahu bahwa Aurel ternyata suka memakai kaos oblong yang longgar.

"Keterlaluan kamu Mas..." Aurel menyandarkan tubuhnya di dada bidang Damar.

Damar memejamkan matanya, baru saja Damar berhenti tapi yang Aurel lakukan mampu membuatnya kembali tegang dengan sesuatu yang empuk menempel di tubuhnya.

"Punya kamu besar yah?" Tanya Damar dengan tatapan mata tertuju pada buah dada Aurel.

"Besar apanya?" Aurel yang tidak mengerti malah balik nanya lagi.

"Ini." Jawab Damar yang dengan ringannya  sambil meremas payudara Aurel.

Plak

Aurel menggeplak tangan Damar yang seenaknya main remas, Aurel meraih tangan Damar lalu menggigitnya keras.

"Rasain tuh!" Aurel kembali menyandarkan tubuhnya di tubuh Damar.

"Kasar yah kamu..." Damar tersenyum, tangannya mengelus elus punggung Aurel.

"Mas juga suka kasar," balas Aurel cepat.

"Jangan marah marah dong hari ini terakhir ketemu lho, masa mau marah marah sih."

Aurel tetap tidak peduli sama sekali, tapi tiba tiba saja ada tangan yang menggerayangi tubuhnya.

"Ihh lepass..." Aurel begitu kesal dengan pria tua yang masum ini.

"Hey tenang..." Damar semakin tak tahan jika Aurel terus bergerak mengesek gesek selangkangannya.

"Gimana mau tenang kalau tuh tangan gak bisa diem." Aurel memalingkan wajahnya kesal.

Bukannya diam Damar malah melanjutkan tingkah nakalnya,  Damar mengelus tubuh Aurel.

Damar menarik kaos oblong Aurel ke atas memperlihatkan perut datar yang putih dengan buah dada yang ranum.

"Mau pulang..."

Lagi lagi Aurel ingin pulang saat Damar ingin menikmati keindahan tubuhnya, Damar tidak mendengar ucapan Aurel yang ia dengarkan hanyalah bisikan nafsu.

"Mashh..." Aurel masih tidak mau mengikuti keinginan Damar tapi saat Aurel menatap mata Damar, ia hanya bisa menurut saja lagipula Damar adalah calon suaminya.

Cup cup cup

Damar berhasil melepaskan kaos yang melekat di tubuh Aurel lalu Damar menciumi payudara bagian atas Aurel.

"Mas ish," Aurel menepiskan tangan Damar yang sedang meremas dadanya tapi dengan cepat Damar memegang tangan Aurel. Sekarang Aurel hanya bisa diam membiarkan Damar melakukan hal yang dia inginkan.

Aurel memalingkan wajahnya, ia malu melihat tubuhnya sedang dinikmati pria tua yang akan menjadi suaminya.

"Gak mau dilepas...," Aurel kembali merengek tidak mau bra nya dilepas tapi lagi lagi Damar tidak menuruti perkataannya.

Aurel menutup wajahnya, Aurel begitu malu melihat Damar yang begitu melongo melihat tubuhnya. Tangan Damar meraih puting merah muda itu dengan tatapan penuh nafsu.

"Mmhh..." Aurel menutup mulutnya saat tanpa sadar ia mengeluarkan suara yang menjijikan itu.

"Shhh..." Damar meremas buah dada bulat dan kencang itu, Damar benar benar ingin menikmati gadisnya ini.

"Mashh..." Aurel memegang pundak Damar sebagai tumpuan, wajah Aurel mulai sayu ketika mulut Damar mulai menghisap dadanya.

Damar begitu beruntung memiliki Aurel yang ternyata incaran anaknya sendiri. Kecantikan Aurel membuat Rega begitu tergila gila tapi sayangnya gadis yang ia kejar akan dimiliki oleh Ayahnya sendiri.

To Be Continued...




Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang