Chapter 24

39.4K 982 22
                                    

Damar dan Rega sedang makan malam dengan keadaan yang hening tapi Rega terlihat ingin membuka pembicaraan yang mengganggu dirinya.

"Ayah, mau itu." Ucap Dila dengan tangan menunjuk ke arah ayam goreng.

"Makan yang banyak," Damar mengambilkan ayam goreng yang tidak bisa dijangkau oleh Dila.

"Siap, Ayah." Ucap Dila yang begitu senang bisa makan malam bersama ayahnya yang jarang berada di rumah, apalagi sekarang ada kakaknya yang sibuk kuliah.

"Ayah..." Ucap Rega memanggil ayahnya.

"Apa?" Damar terlihat biasa saja dengan wajahnya yang begitu santai.

"Rega mau Ayah meninggalkan Aurel."

Uhuk uhuk

Mendengar ucapan Rega membuat Damar tersedak, Damar meminum air dengan perlahan. Damar mencoba menenangkan diri saat tahu bahwa Rega ternyata sudah mengetahui hubungan diantara dirinya dan Aurel.

"Ayah tidak bisa." Ucap Damar yang pelan tapi penuh penegasan.

"Kenapa?! Ayah tahu kan bahwa Rega menyukai Aurel tapi kenapa Ayah tidak mau melepaskan Aurel? Ayah seharusnya tahu diri!" Rega berkata dengan lantang membuat Dila yang masih kecil merasa takut.

"Jaga ucapan kamu! Saat Ayah tahu bahwa kamu mencintai Aurel, Aurel pada saat itu sudah menjadi tunangan Ayah."

Damar tidak bisa melepaskan Aurel yang sudah sangat Damar cintai, sulit untuk Damar memulai sebuah hubungan yang serius dan sekarang Damar sudah yakin sekali dengan Aurel, itulah yang membuat Damar tidak bisa melepaskan Aurel kepada Rega yang selalu berganti pasangan hanya untuk main main.

"Rega gak setuju jika Ayah menikah dengan Aurel, harusnya Ayah mencari wanita yang  tepat untuk usia Ayah, bukan wanita muda seperti Aurel."

Damar bangkit berdiri, ia malas berdebat dengan Rega. Damar tahu bagaimana anaknya yang selalu membuat ulah dan tidak mau mengalah dalam hal apapun.

"Ayah harus bersiap karena sebentar lagi Aurel akan menjadi milik Rega!" Ucap Rega lantang ketika Damar meninggalkan meja makan.

"Rega akan membuat Aurel sadar siapa Ayah dan siapa aku!"

Damar marah terlihat dari rahangnya yang mengeras dan tangannya mengepal tapi saat ini keduanya sama sama dikuasai oleh amarah, Damar memejamkan mata mencoba meredakan amarahnya.

Dengan langkah yang cepat Damar berjalan ke arah kamarnya, Damar memilih untuk bersiap menemui Aurel malam ini. Damar berharap dengan menemui Aurel bisa menenangkan amarahnya.

***

Saat mobil Damar sampai di depan rumah Aurel, terlihatlah Aurel yang sedang menunggu. Damar merasa tenang hanya dengan melihat wajah cantik Aurel, Damar terus menatap Aurel yang berjalan menghampiri mobil lalu masuk dan sekarang ada di sampingnya.

"Mmhh..."

Aurel baru saja duduk tapi Damar langsung membungkam mulut Aurel dengan sangat menggebu.

Aurel hanya bisa melenguh saat bibirnya dikulum dengan tak sabaran oleh Damar, Aurel menyandarkan kepalanya menikmati ciuman dan kuluman yang diberikan oleh Damar.

Damar mengubah kursi yang membuat Aurel sedikit berbaring, Damar yang begitu menikmati ciuman dengan tangan yang terlihat sedang mencari di mana kancing pakaian Aurel yang tidak ia temukan.

Damar melepaskan tautan bibirnya lalu menoleh ke bawah dan ternyata Aurel memakai kaos, dengan cepat Damar menarik ujung kaos itu ke atas.

"Hmmm..." Damar membenamkan wajahnya di belahan dada Aurel yang membuatnya merasa nyaman.

Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang