"Nanti antar Aurel pulang yah Mas?" Aurel yang tidak hapal jalan merasa takut kalau Damar tidak mengantarnya pulang.
"Iya sayang, tenanglah." Tangan Damar memeluk tubuh Aurel yang duduk diatas pahanya. Tangan Damar tak henti hentinya mengelus tubuh Aurel.
Aurel menatap wajah Damar, ada rasa aneh yang Aurel rasakan. Sebelumnya Aurel merasa terganggu dengan pria tua yang saat ini sedang memeluk tubuhnya tapi sekarang Aurel hanya diam pasrah jika Damar menyentuh tubuhnya.
"Aurel gak nyangka kita besok bertunangan, padahal beberapa hari yang lalu Aurel sama sekali tidak memikirkan pernikahan." Tangan Aurel terangkat mengelus wajah Damar calon suaminya.
Cup
"Iya, sebentar lagi kamu jadi milik Mas."
Damar mengecup bibir Aurel dengan cepat membuat Aurel memejamkan matanya karena malu, melihat Aurel begitu pasrah Damar menarik tengkuk Aurel.
"Muach," Damar yang sudah lama tak menyentuh wanita menjadikan ia tidak bisa mengontrol diri.
"Jadi pengen pulang lagi." Aurel mengerutkan bibirnya kesal tapi yang Damar lihat adalah keimutan.
Cup
"Sini." Damar menarik tangan Aurel lalu memeluknya dengan hangat.
***
Hari mulai gelap membuat Damar harus mengantar Aurel pulang secepatnya, padahal mereka besok bertunangan tapi karena Damar yang kangen berat hingga tidak bisa menahan satu hari pun.
"Sampai ketemu besok, sayang." Damar menyentuh pipi Aurel dengan tatapan yang penuh cinta.
"Iya, Aurel pulang yah..." Kali ini Aurel bisa langsung lolos, tidak seperti biasanya yang harus melewati sebuah ciuman panas.
Aurel menunggu sampai Damar benar benar pergi lalu ia masuk ke rumah dengan wajah yang sedikit berbinar.
"Baru pulang, Rel?" Tanya Hani sahabat Aurel.
"Eh iya, dari tadi kamu di sini?" Aurel begitu canggung, padahal ia pergi dengan calon suaminya sendiri bukan suami orang.
"Baru datang sih tapi lo nya belum datang, katanya lagi jalan jalan. Eh cowok lo katanya duda yah? Umur berapa tuh?" Hani mulai bertanya tanya mengenai seorang pria yang dalam sekejab mampu membantu perekonomian keluarga Aurel.
"Iya duda, umurnya hampir sepantaran mungkin kayak ibu." Ucap Aurel tanpa ada kebohongan sedikitpun.
"Tua banget anjir, lo cakep tapi dapat yang kayak gitu." Hani terkejut karena yang ibunya katakan kalau calon suami Aurel itu tampan dan keren tapi kenyataannya Aurel akan menikahi pria tua yang jauh dari kriteria Hani.
"Yah mau gimana lagi kalau udah jodoh." Aurel menjawabnya dengan tenang sambil berjalan menuju rumahnya.
"Lo mah dulu kakak kelas ganteng dan kaya nembak malah ditolak lah sekarang ada kakek kakek ngajak nikah malah mau." Ucap Hani dengan kata kata pedasnya.
Aurel yang sedang tidak mau hanya mengedikkan bahu tak peduli, Aurel lebih baik masuk ke rumah lalu membantu irang tuanya mengurus persiapan pertunangannya besok.
Saat masuk ke rumah Aurel melihat ada banyak orang termasuk orang tua Hani, Aurel langsung membantu bantu.
"Bu, ini dapat uang dari mana beli makanan sebanyak ini?" Aurel yakin bahwa orang tuanya tidak akan mampu membeli makanan dan barang barang sebanyak itu hanya untuk acara pertunangan.
"Calon suami kamu lah yang ngasih uangnya, kalau Ibu mah mana punya uang."
Aurel hanya mengangguk mengerti. Aurel masih berpikir kenapa ia tidak tahu kalau Damar memberikan uang kepada orang tuanya padahal sedari tadi ia bersama Damar. Aurel tersenyum setidaknya Damar calon suaminya bukan lelaki yang pamer atas kebaikan.
***
"Ayah, hari ini kita mau ke mana?" Dila begitu senang karena memakai pakaian yang bagus apalagi ia akan pergi bersama Ayahnya.
"Hari ini kita akan ke rumah Bunda, Dila senang 'kan kalau punya Bunda?" Damar tahu ini sangat terlambat untuk meminta izin kepada Dila anaknya karena sebelumnya ia lebih fokus kepada Aurel.
"Horeee...! Dila senang Ayah..." Dila yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu begitu bahagia karena ia akan mendapatkan ibu.
"Baguslah, nanti ketemu Bunda yah sayang..." Damar memeluk tubuh kecil putrinya yang sudah lama ia lupakan karena kesibukannya sendiri.
Damar pergi ke rumah Aurel hanya bertiga saja karena Damar benar benar tidak memilki siapa siapa lagi selain anak anaknya.
Hanya Bi Siti pelayan yang menginap di rumahnya semantara yang lainnya akan pulang sore karena Damar memperkerjakan tetangganya yang membutuhkan uang.
Damar, Dila, dan Bi Siti sudah siap. Mereka berangkat dengan gembira apalagi Damar yang terlihat sangat bahagia.
***
Semenatara di tempat Aurel sekarang sedang sibuk sibuknya menyiapkan barang barang takutnya ada yang kurang, meskipun Damar sudah bilang tidak akan membawa orang banyak tapi Ibu Aurel lah yang mengundang para tetangga untuk menyaksikan pertunangan anaknya.
Aurel merasa tegang melihat banyaknya orang orang padahal Damar belum datang, Aurel menatap penampilannya yang terlihat sangat cantik dengan kesan natural.
"Kak, siap siap Damar sudah datang." Ucap Ibu Halimah yang sangat antusias sekali.
***
Aurel keluar membuat orang orang pangling melihat kecantikannya, sementara Hani melongo melihat calon suami Aurel yang tampan. Hani menyesal menyebut calon suami Aurel kakek kakek karena kenyataannya sangatlah tampan dan keren bahkan terlihat sangat dewasa dan berduit pastinya.
Saat para orang tua sedang berbicara Aurel hanya fokus pada pandangan Damar yang memperhatikan belahan pakaian Aurel yang sedikit rendah sehingga memperlihatkan belahan payudaranya.
Di saat sedang memperhatikan Damar, Aurel dikejutkan dengan senggolan sikut ibunya menyuruh tukar pakai cincin.
Setelah itu semuanya bersorak, entah karena senang Aurel bertunangan atau senang karena acara makan akan dimulai.
Dan benarlah semuanya langsung ramai ketika mulai acara makan makan. Damar mendekati Aurel lalu menariknya dari keramaian.
"Ada apa, Mas?" Aurel kebingungan melihat Damar seperti ini.
"Cari tempat yang aman." Ucap Damar membuat Aurel heran.
Aurel menunjuk gudang tempat menyimpan barang barang, Damar langsung menarik Aurel ke sana sebelum ada yang melihat.
Tapi tanpa mereka sadari Hani mengikutinya bahkan saat ini ia sedang bersembuyi melihat apa yang akan dilakukan oleh Damar dan Aurel.
Cup cup cup
Suara ciuman terdengar begitu jelas di telinga Hani, bahkan Hani tidak menyangka Aurel diam saja saat Damar menciumi bibirnya. Hani tahu benar kalau Aurel akan marah jika ada laki laki yang menyentuhnya tapi sekarang Aurel begitu pasrah menerima setiap ciuman dari mulut Damar.
Cup cup cup
Damar begitu terburu buru menciumi wajah dan bibir Aurel bahkan sekarang ia menciumi leher Aurel dengan memburu.
"Mmhh... Mashh..." Aurel terlalu lemah jika Damar sudah seperti ini.
Tangan Damar dengan tergesa gesa membuka tiga kancing pakaian Aurel, Damar merindukan sesuatu yang sudah pernah ia nikmati sebelumnya.
Aurel sama sekali tidak mencagah Damar, ia malah menyandarkan tubuhnya membiarkan Damar melakukan apapun terhadap tubuhnya.
To Be Continued...
Penasaran dengan kelanjutannya? Tunggu Chapter selanjutnya dan jangan lupa komen biar aku inget gitu sama cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Single Daddy
RomanceDamar seorang ayah tunggal dengan dua anak yang selalu dibuat pusing oleh anak sulungnya yang bernama Rega. Damar memutuskan untuk mencari seorang gadis yang tepat untuk anak sulungnya tapi di saat ia menemukan gadis yang tepat, Damar tidak melamar...