Chapter 22

41.7K 1K 54
                                    

"Kak, ada tamu!" Panggil bu Halimah kepada Aurel yang masih betah di kamar.

"Iya tunggu," ucap Aurel langsung bangkit dengan wajah tersenyum cerah.

"Itu pasti mas Damar, aku gak akan langsung menerima maaf daru kamu mas." Ucap Aurel sambil memperhatikan wajahnya di cermin.

Aurel keluar dari kamar tapi baru saja ia membuka pintu rumah, Aurel terkejut melihat calon anaknya berada di sini.

"Hi," sapa Rega dengan wajah sumringah.

"Hah? Oh... iya." Aurel menggelengkan kepalanya, ia merasa sangat tidak nyambung sekali tapi Rega malah tertawa melihat tingkah Aurel.

'Aduh calon anakku jangan baper ya,' batin Aurel yang sudah sangat tahu bahwa Rega mencintainya tapi Aurel baru tahu kemarin bahwa Rega adalah anak Damar.

Aurel selalu menolak Rega, karena Rega adalah anak yang nakal dan selalu membuat onar membuat Aurel tidak mau menerima pria seperti Rega. Aurel yang tidak pernah pacaran menginginkan pacaran pertamanya dengan orang yang sangat ia cintai dan sedikit lebih tua darinya tapi yang Aurel dapatkan sekarang pria dewasa dan mesum.

"Aku ingin membawa kamu main ke rumah aku, mau kan?" Rega terlihat sekali kalau ia berusaha berkata sopan karena Rega tidak terbiasa mengunakan kata kata yang sopan seperti barusan.

"Hmm boleh tapi aku minta izin dulu," ucap Aurel yang langsung masuk ke dalam rumah ingin meminta izin.

"Siapa?" Tanya ibu Halimah yang sudah menunggu di depan pintu.

"Anaknya mas Damar, Aurel pamit yah Bu..." Aurel kembali keluar setelah mendapatkan izin.

***

Aurel mengerutkan keningnya melihat motor Rega yang sangat tidak memungkinkan karena ia memakai rok.

"Pakai jaket ini." Rega yang langsung mengerti melihat kebingungan Aurel langsung memberikan jaketnya.

Aurel hanya mengangguk saja, padahal Aurel sedang berpikir bagaimana jadinya jika Rega  menjadi anaknya dan berprilaku seperti ini.

Selama di perjalan semuanya berjalan dengan sangat... sangat... mulus tapi baru saja mendekati rumah, suasana sudah terasa berbeda. Aurel yang awalnya tenang mulai merasa gelisah.

Dan saat Rega membuka pintu rumah, membuat Aurel melangkah mundur melihat Damar ada di dalam rumah dan sedang menatapnya dengan tatapan yang aneh.

"Ayo," ucap Rega dengan semangat menyuruh Aurel masuk.

Aurel dengan langkah perlahan masuk ke dalam rumah di mana sudah ada Damar yang sedang duduk menatap wajah Aurel.

Rega duduk berseberangan dengan Damar lalu Aurel berjalan memeilih untuk melewati Damar, tanpa Rega tahu bahwa tangan Aurel mengelus wajah Damar.

Damar menahan senyumnya, ia sudah sangat kesal tapi melihat tingkah Aurel membuatnya harus menahan senyum di depan anaknya.

"Bi! Cepat ke sini!" Damar memanggil bi Siti dengan lantang.

Tak lama bi Siti datang yang langsung Damar suruh untuk membawa air minum dan makanan.

"Biar saya bantu, Bi." Aurel bangkit, Rega senang karena Aurel tidak terlihat canggung berada di rumahnya.

Bi Siti dan Aurel berjalan beriringan ke dapur, Damar menyandarkan kepalanya telihat sangat tenangnya.

"Kamu tunggu dulu sebentar, jangan ke mana-mana."

"Ok," jawab Rega cepat.

***

Damar memasuki dapur di mana ada bi Siti yang sedang menyiapkan makanan ringan lalu  Aurel yang sedang memanaskan air.

Tanpa menunggu lama Damar langsung memeluk tubuh Aurel, Damar mendekapnya dengan erat.

"Ekhem!" Dehaman yang keras membuat bi Siti yang mengerti langsung keluar dengan membawa nampan tapi saat akan keluar pintu terkunci.

Bi Siti membuka kuncinya lalu mengambilnya, sebelum pergi bi Siti kembali mengunci dapur.

"Mas ih kamu..." Aurel langsung berbalik menatap Damar, Aurel malu dengan bi Siti karena ulah Damar.

"Kamu tuh yang apa-apaan?" Ucap Damar dengan raut wajah sedikit kesal.

"Kok gitu sih? Mas diem dulu dong..." Aurel menahan tangan Damar yang ingin membuka kancing bajunya.

Cup cup

Damar sedikit menurunkan lengan baju Aurel lalu mencium pundak Aurel dengan menggebu.

"Kenapa sih calon Ayah Mertua...?" Ucap Aurel dengan suara yang lembut membuat Damar langsung mendongak menatap wajah Aurel yang hanya tersenyum.

"Jangan bercanda!" Damar menatap Aurel dengan tajam, ucapan Aurel benar benar membuatnya kesal.

Dengan sangat mudahnya Damar mengangkat tubuh Aurel dan mendudukkannya di atas meja, Aurel hanya tersenyum melihat kecemburuan Damar.

"Mas, itu airnya mendidih..."

Damar langsung mematikan kompornya lalu kembali fokus kepada Aurel, tangan Damar kembali membuka kancing pakaian Aurel. Damar rasanya tidak pernah melihat Aurel memakai jeans yang Aurel pakai setiap bertemu selalu rok tapi Damar sangat suka jadi tinggal narik ke atas.

Aurel mengelus wajah Damar dengan lembut, tatapan mata Aurel begitu penuh kasih sayang.

"Jangan lama-lama, nanti dia tahu." Ucap Aurel saat Damar menarik bra nya ke atas.

Damar tidak menjawab atau merespon ucapan Aurel, Damar memilih untuk mencium dan menghisap puting Aurel yang sangat menggoda.

"Engghh....." Aurel mengelus kepala Damar yang begitu pintar menghisap putingnya, Aurel langsung gelisah baru seperti ini saja.

"Mas memang mau jadi Ayah Mertua ak..., awhh..." belum selesai bicara Damar malah mengigit puting Aurel dengan kencang.

"Sakit tahu Mas..." Aurel hanya bisa pasrah ketika setiap ucapannya tidak mendapatkan jawaban.

"Shhh ahhh..." Aurel mulai merasa panas, ia menarik wajah Damar dan menciumnya. Aurel menciumi bibir Damar dengan sangat bernafsu.

To Be Continued...

Halo semuanya, maaf yah sedikit banget soalnya langsung hilang mood nulis hari ini. Aku mau cerita nih... jadi akun Karyakarsa aku sudah dihapus oleh Karyakarsa karena yah konten 1821, aku jadi bingung mau publikasikan cerita di mana...?

Sebelumnya cerita Naura ada pembaca yang melaporkan sampai harus buat akun baru dan sekarang sampai di fase seperti ini lagi, males banget kalau sudah kayak gini nih...

Bapak Mertua belum selesai lagi🤦‍♀️ masih ada yang mau baca Wanita Penggoda tapi akun dah di hapus sama Karyakarsa nya🤧.















Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang