Chapter 16

55.7K 1.2K 44
                                    

Aurel mengelus dada bidang Damar, tangannya mempermainkan puting Damar dengan gemasnya.

"Ada bulunya." Aurel mempermainkan bulu dada Damar seperti anak kecil menemukan mainan baru.

"Kenapa emangnya?" Damar mengelus wajah cantik Aurel yang begitu menggemaskan.

"Sini deh Mas." Aurel menarik tubuh Damar agar duduk sementara ia tetap berada dipangkuan Damar.

"Mmhh..." Aurel menggesekkan dadanya dengan dada Damar sehingga menimbulkan sensasi nikmat.

"Shhh... Mashh..." Aurel begitu menikmati, tangannya mengelus elus wajah Damar dengan lembut.

Aurel mencium bibir Damar dengan mata terpejam, Aurel benar benar merindukan Damar. Setiap malam Aurel selalu merindukan sentuhan tangan Damar pada tubuhnya yang mejadi candu.

"Ayo kita menikah." Damar membisikkan kata kata itu membuat mata Aurel terbuka.

Aurel terdiam mengingat ucapan Damar yang tidak bisa menikah dalam waktu dekat ini.

"Tapi Mas waktu itu..."

"Udah jangan dibahas yang waktu itu." Damar tahu Aurel akan kembali mengatakan tentang itu.

"Muach, muach, kesayangan Mas." Aurel mendekap tubuh Aurel, Damar benar benar menyesal mengatakan itu karena Aurel salah paham dan menjauhinya.

"Mas aku mau ketemu Adel." Damar menyipitkan matanya menatap Aurel dengan terheran heran.

"Kenapa memangnya?" Damar menarik tubuh Aurel dengan mesra.

"Kok tanya kenapa sih, gak boleh hah? Ish aneh." Aurel bisa bisanya marah dengan tubuhnya yang menempel dengan tubuh Damar.

"Nanti yah sayang, Mas juga lagi kangen sama kamu."

Damar memang sangat merindukan Aurel tapi yang lebih tepatnya ada Rega di rumah, bisa bisa dia ngamuk melihat calon ibu tirinya.

Drrtt... drrtt

"Tunggu dulu yah sayang." Aurel mengangguk membiarkan Damar mengangkat telponnya.

Aurel menarik selimut untuk menutupi tubuh bagian atasnya yang terbuka, Aurel melihat raut wajah Damar yang terlihat kesal.

Damar duduk di ujung ranjang dengan pandangan yang fokus pada ponsel nya, melihat Damar sangat serius Aurel hanya tersenyum.

"Kenapa?" Aurel memeluk tubuh Damar yang bertelanjang dada.

Cup cup

Aurel benar benar tanpa diminta mencium bahu Damar membuat Damar yang kesal langsung tersenyum apalagi tangan Aurel memeluknya sambil meraba raba.

Tak mau kalah Damar mengelus elus paha Aurel yang berada di belakang tubuhnya, Aurel menyandarkan kepalanya di bahu Damar dengan bibir yang mendesis.

"Mas lapar?" Aurel bertanya dengan suara serak membuat Damar menelan ludah kasar.

"Banget sayang." Damar menoleh berharap Aurel mengasihani dirinya lalu memberikan izin agar ia bisa mendapatkan Aurel seutuhnya.

"Ya sudah makan yuk Mas, aku laper banget."

"What?!" Damar masih ngeleg dengan apa yang diucapkan oleh Aurel, Damar berpikir lapar itu menjerumus pada hal hal yang berhubungan dengan ranjang tapi yang Aurel maksud adalah lapar dalam artian yang sesungguhnya.

"Kenapa sih, kok wajah nya gitu banget?" Aurel hanya terkekeh geli melihat ekspresi Damar.

"Mas aku pinjem kemeja nya yah...?" Aurel bertanya dengan satu tangan memegang selimut yang menutupi tubuhnya sementara satu tangannya lagi memegang kemeja Damar.

Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang