Damar berpakaian sambil memperhatikan istrinya yang masih tidur, biasanya Aurel bangun lebih dulu dan membantunya bersiap untuk berangkat tapi sekarang Aurel bangun terlambat. Damar tersenyum tak tega jika harus membangunkan istrinya yang terlihat sangat nyenyak.
Tubuh mungil Aurel digulung selimut tebal karena Aurel tidak menggunakan apa apa.
Damar dengan gerakan yang sangat perlahan mendekati istrinya.
Cup
Sebuah kecupan Damar berikan di kening Aurel tapi meskipun sudah pelan tetap saja Aurel terbangun.
"Mmmas...?" Aurel menggeliatkan tubuhnya tapi tiba-tiba ia terdiam melihat suaminya yang sudah rapi.
"Mas berangkat kerja dulu ya sayang..."
"Hmm maaf, aku bangun kesiangan Mas." Aurel melingkarkan tangannya di leher Damar yang sedang tersenyum.
"Gak papa, sini biar Mas cium..." Damar menyingkap selimut yang menutupi tubuh Aurel.
Cup
Damar mencium perut Aurel yang masih belum terlihat bahwa dirinya sedang hamil.
"Ibu sudah tahu?" Tanya Damar sambil menciumi perut Aurel.
"Belum, aku mau Mas yang tahu pertama kali."
Damar tersenyum terharu, Aurel tanpa sadar membuat Damar senang.
"Besok Mas usahakan supaya kamu bisa periksa ke dokter, sekarang Mas ada pekerjaan penting. Hati-hati di rumah ya sayang, kalau ada apa-apa segera hubungi Mas."
Sebelum pergi Damar mengecup bibir Aurel lalu ia berangkat kerja.
***
Saat sampai ke kantor, semua orang memandang Damar. Damar tidak memperdulikan tatapan mereka semua.
Ceklek
Pintu terbuka sudah ada Joshua yang terlihat kesal.
"Kenapa tuh muka?" Damar tersenyum melihat wajah temanya yang kesal.
"Bodo amat lah.." Joshua kesal karena pesta yang ia siapkan untuk Damar benar-benar hancur karena Damar tidak datang.
"Aneh," celetuk Damar yang membuat ekspresi wajah Joshua berubah.
"Tunggu dulu, setahu gue istri lo itu dari keluarga biasa tapi ada yang aneh..." Joshua terlihat begitu serius ketika mengatakan hal itu.
"Apa?" Damar begitu penasaran apa yang dimaksud dengan ucapan Joshua.
"Waktu gue ikutin adik ipar Lo itu..."
"Lo menguntit dia," Damar memotong ucapan Joshua, terlihat sekali bahwa Damar tidak menyangka sahabatnya ini benar-benar tertarik dengan adik iparnya.
"Ya bukan gitu sih tapi gue gak ngerti, kalau berasal dari orang biasa tapi kenapa adik ipar Lo naik mobil saat berangkat sekolah apalagi ada bodyguard yang kaya jaga dia."
Terdiam, Damar benar-benar terdiam mendengar cerita Joshua. Yang Damar tahu Yuna sekolah berjalan kaki, mana mungkin Yuna naik mobil apalagi ada bodyguard segala.
"Salah lihat kali Lo." Damar yakin itu bukan Yuna adik iparnya.
"Lah anjir, Lo tahu sendiri gue ahli dalam mengintai mana mungkin gue salah."
"Pokoknya Mas jangan macam-macam sama Yuna, Mas harus tahu Yuna itu bukan aku. Kita jelas-jelas sangat berbeda dalam hal apapun."
"Pokoknya beda, jika orang tua aku dengan mudah ikut campur dalam kehidupan aku tapi kedua orang tua ku itu sama sekali tidak ada hak ikut campur dalam kehidupan atau masa depan Yuna. Pokoknya jangan aneh-aneh dengan anak itu."
Damar langsung teringat dengan ucapan istrinya yang mewanti-wanti dirinya agar jangan ikut campur dengan kehidupan Yuna.
"Woy...! malah ngelamun lagi." Joshua melambaikan tangannya di depan wajah Damar yang melamun.
"Kok gue ikut penasaran ya, rasanya tidak mungkin jika yang Lo lihat itu Yuna." Damar mengelus pelipis nya.
"Bagaimana Lo pertemukan gue sama Yuna, biar gue bisa bicara sama dia." Joshua meminta hal yang membuat Damar curiga, jangan-jangan ucapan sebelumnya hanya untuk menipu dirinya agar setuju dengan keinginan Joshua.
"Gak, udahlah kerja sana lagi pula itu tidak mungkin."
"Ya udah sih, gue juga bisa cari tahu sendiri." Joshua keluar dari ruangan Damar.
Sekarang Damar harus bersiap karena sebentar lagi ada meeting tapi ia masih memikirkan ucapan Joshua.
Benar-benar mustahil jika yang dilihat Joshua itu benar Yuna, jika itu memang Yuna pasti ada rahasia yang disembunyikan.
"Aurel, dia pasti tahu tentang adiknya sendiri. Lebih mudah tanya istriku saja lah." Damar ingin fokus bekerja dengan berpikir bahwa semua pertanyaan ini akan terjawab dengan Aurel.
***
Waktu istirahat, Damar menyempatkan diri untuk menemui Yuna. Rasa penasaran yang terlalu besar membuat Damar merasa tak nyaman apalagi Yuna termasuk keluarganya.
Tanpa Damar sadari bahwa Joshua juga sama, keduanya ingin menemui Yuna yang saat ini adalah jam pulang sekolahnya.
***
Yuna berjalan kaki, dia baru pulang sekolah. Langkah kakinya terhenti ketika ada mobil yang berhenti tepat di depannya.
Damar yang melihat mobil Joshua menghentikan langkah Yuna, ia memilih untuk memperhatikan dari jauh.
Yuna memutar mata malas ketika melihat Joshua keluar dari mobilnya, dengan langkah pasti Joshua mendekati Yuna.
"Ekhem, kemarin aku melihatmu pergi sekolah dengan mobil tapi kenapa sekarang aku melihatmu pulang berjalan kaki?"
Joshua mengelus dadanya, sesak rasanya jika berhadapan dengan gadis yang satu ini. Mending kalau dijawab dengan kata singkat atau kata kasar tapi ini tanpa jawaban sama sekali.
Joshua melihat Yuna yang melangkah begitu saja, sama sekali tidak menanggapi ucapannya.
"Gadis macam apa itu?" Ucap Joshua yang semakin penasaran.
"Orang miskin mana yang memakai sepatu bermerk terkenal...?" rutuk Joshua kesal. Mungkin orang lain melihat penampilan Yuna akan biasa saja dan menilai bahwa penampilan Yuna biasa saja tapi dirinya tahu mana barang mahal dan murahan.
"Bisa bisa mati penasaran gue..."
Bruk
Joshua membanting pintu mobilnya karena kesal.
Damar yang tidak melihat sesuatu yang aneh memilih kembali untuk bekerja, lebih baik bertanya kepada istrinya dari pada ia mencari tahu seperti ini.
To Be Continued...
Mungkin butuh beberapa chapter lagi cerita ini selesai, sekarang sedikit memperlihatkan siapa Yuna yang akan menjadi sekuel cerita ini. Mulai terbayang lah Yuna seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Single Daddy
RomanceDamar seorang ayah tunggal dengan dua anak yang selalu dibuat pusing oleh anak sulungnya yang bernama Rega. Damar memutuskan untuk mencari seorang gadis yang tepat untuk anak sulungnya tapi di saat ia menemukan gadis yang tepat, Damar tidak melamar...