Chapter 17

57.4K 1.1K 33
                                    

"Ke sini sayang..." Damar menarik tubuh Aurel yang terus saja memberengut karena tidak Damar antar pulang bahkan Damar kunci rumahnya agar Aurel tidak kabur.

"Nanti Mas antar kamu pulang sayang tapi nanti, Mas masih kangen kamu." Damar membuat Aurel duduk di atas tubuhnya.

Aurel sudah berpakaian rapi karena akan pulang tapi Damar malah mengurungnya.

"Kenapa pengen pulang kalau Mas lagi kangen kangennya sama kamu?" Damar mengelus wajah Aurel yang terlihat kesal.

"Takut diperkosa sama Mas," ucap Aurel dengan bibir mengerucut.

"Enggaklah, kecuali kamu yang minta." Damar mengubah posisi menjadikan Aurel terbaring di bawah tubuhnya, Aurel terbaring di sofa dengan pasrah.

"Mas kangen sayang..." Damar membuka kaki Aurel lebar lalu Damar menindih tubuh Aurel dengan tangan sebagai penyangga agar tubuh Damar tidak benar benar menindih tubuh Aurel.

Damar menarik pakaian Aurel beserta bra nya, Damar membenamkan wajahnya di belahan payudara Aurel.

Cup cup cup

Damar mencium payudara Aurel dengan memburu, puting Aurel yang begitu menggoda menjadi sasaran Damar. Damar menghisap dan menggigit puting Aurel.

"Mas ah jangan perkosa aku..." Aurel menahan kepala Damar yang terus menikmati payudaranya.

"Mas perkosa beneran tahu rasa kamu," Damar terkekeh geli mendengar ucapan Aurel.

Damar menarik pinggang Aurel, Damar menatap tubuh Aurel yang benar benar membuatnya bergairah.

"Mas aku malu ishh..." Aurel menutup matanya saat Damar menatap tubuhnya dengan tatapan penuh nafsu.

Tangan Damar meraba raba kaki Aurel lalu ke paha dan yang berakhir masuk ke dalam celana dalam Aurel.

"Ahhh..." Aurel langsung menutup mulutnya malu karena mendesah dengan keras.

Damar hanya tersenyum, ia kembali menyusu seperti bayi yang kehausan. Tangan Damar melepaskan celana dalam Aurel membuat Aurel membulatkan matanya.

"Mas ngapain lagi sih? Malu ihhh..." Aurel ingin pulang saat Damar melepaskan celana dalamnya dan mengangkat satu kaki Aurel ke pundak Damar.

Cup cup cup

"Gila kamu Mas..." Aurel menutup matanya sangat malu tapi lama kelamaan Aurel mulai membuka matanya melihat Damar yang begitu asik menciumi dan menjilati vaginanya.

Mulut yang asik menghisap vagina sementara kedua tangan Damar begitu nyaman meremas kedua bongkahan dada Aurel yang semakin berisi karena sering Damar mainkan.

"Ahhh... Mas sudah.... Ahhh.. Mashhh..." tubuh Aurel mengeliat resah, ia benar benar gila dengan apa yang Damar lakukan pada tubuhnya.

Damar sudah tak tahan lagi membawa Aurel ke kamar, Aurel merasa takut melihat Damar yang sudah benar benar bernafsu.

"Mas kamu kemasukan setan deh kayaknya." Ucap Aurel yang begitu takut saat Damar kembali membuka lebar kaki Aurel.

"Muach, muach, sluurpp ahhh Mas gak tahan sayang..." Damar mencium dan menghisap vagina Aurel seperti kesetanan.

"Bantu Mas sayang please..." Aurel tidak tahu harus seperti apa melihat Damar yang tersiksa.

"Aku gak ngerti Mas, bantuin apa sih?" Damar meremas buah dada Aurel dengan bernafsu membuat Aurel hanya bisa mendesah.

"Bantuin pake tangan atau pake mulut, terserah." Damar membantu Aurel mendudukan tubuhnya dengan pakaian yang sudah tak beraturan.

"Buka sayang..." Aurel dengan tangan bergetar membuka resleting celana Damar. Aurel menutup matanya saat melihat gundukan besar di balik celana dalam Damar.

"Buka itunya juga."

"Aaaa...!" Aurel membalikkan tubuhnya kaget melihat kejantanan Damar yang super besar dan panjang. Aurel begitu geli melihatnya, ia takut kakau yang besar itu masuk ke dalam tubuhnya.

"Ayo dong sayang..." Damar kembali memposisikan tubuh Aurel berada di depan kejantanannya.

"Kamu gila Mas, aku takut tahu..." Aurel masih memejamkan matanya saat tangan Damar membawa tangan Aurel menyentuhnya.

"Mas takut..." Damar membiarkan tangan mungil Aurel bermain main dengan kejantanannya.

"Mas ini kamu kasih makan apa kenapa bisa gede kayak gini?" Aurel masih memejamkan matanya takut.

Damar hanya tersenyum lalu membimbing Aurel supaya mengulum kejantanannya.

Aurel mencoba dengan perlahan lahan, Damar tidak memaksa karena ia tahu ini pertama kalinya bagi Aurel.

Aurel memasukkan kejantanan besar itu ke mulutnya meskipun tidak akan pernah masuk ke dalam mulut kecilnya itu.

"Bagaimana ini Mas?" Aurel membuka matanya mencoba memasukkan kejantanan Damar.

Glegg glegg

"Jangan kena gigi sayang," Aurel masih tidak mengerti tapi mencoba mengikuti setiap arahan Damar.

Damar mulai merasakan nikmat dan hangat, Damar sudah tak tahan lagi mengumpulkan rambut Aurel ke dalam genggaman tangannya  menjadi satu.

Uhukk hoek

Damar menggerakkan kepala Aurel maju mundur dengan cepat membuat Aurel terbatuk batuk dan ingin muntah dengan wajah yang memerah. Damar semakin tak tahan lagi hingga semakin cepat menarik dan memundurkan kepala Aurel.

Saat akan keluar Damar mendorong tubuh Aurel dan mengeluarkan spermanya di payudara Aurel, Aurel terbatuk batuk dengan wajah memerah.

"Apaan lagi ini Mas?" Aurel terlihat jijik dengan cairan di tubuhnya.

"Mas pengen ini sayang..." Damar meratakan cairannya ke seluruh payudara Aurel dengan kejantanannya.

"Mas kamu kok gini sih?" Aurel sudah merasa takut.

Damar membiarkan kejantanannya diapit oleh kedua payudara Aurel yang ia tekan agar menjempit kejantannya, Aurel hanya membantu Aurel dengan diam dan tahan bergetar.

Damar seperti sedang menyetubuhi payudara Aurel dengan begitu semangatnya.

"Ahhh sayang..." Damar semakin bergerak cepat, Aurel sudah pegal dan merasa sakit payudaranya.

"Ahh sayang..."

Cup cup

"Terima kasih, sayang..." Damar kembali keluar, ia memeluk tubuh Aurel yang terlihat diam saja.

"Hmm," Aurel mengangguk menerima pelukan Damar.

"Kamu gila Mas, kamu perkosa aku." Damar hanya tersenyum semakin erat memeluk tubuh Aurel.

"Sayang kamu," Damar menciumi wajah dan leher Aurel, Damar memeluk tubuh Aurel semakin erat membuat Aurel merasa sesak.

To Be Continued...

Maaf yah aku gak akan up lagi mungkin, maksudnya gak akan sering up. Aku sibuk banget, untuk saat ini aku mau nulis di Fizzo sama karyakarsa dulu yah...

Sebelumnya aku pikir bisa menyempatkan waktu gitu buat nulis di wattpad tapi ternyata gak bisa, jadi aku mau fokus di sana dulu yah terima kasih.






















Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang