After Married: 20

11.3K 303 8
                                    

Seperti biasanya Aurel bangun terlebih dahulu, ia sudah mandi dengan rambut yang saat ini masih basah.

Aurel memperhatikan wajah Damar yang begitu nyenyak sekali, tangan Aurel mengelus bibir Damar.

Cup

Aurel tanpa ragu mencium bibir Damar dengan senyum senangnya, tangan Aurel bergerak ke bawah menyentuh tubuh Damar.

Rambut Aurel yang masih basah menyentuh wajah Damar, "Mas masih ngantuk." Ucap Damar dengan tetap memejamkan matanya ketika Aurel terang-terangan mengganggu tidurnya.

Aurel hanya tersenyum, tangannya tetap meraba-raba tubuh Damar yang saat ini polos.

"Mas masih ngantuk sayang..." Damar membuka matanya lalu kembali memejamkan matanya.

Cup

"Bangun Mas," bisik Aurel sambil mengecup pipi kanan Damar.

"Mas..." Aurel terus saja menganggu tidur Damar.

"Hmm apa?" Dengan terpaksa Damar membuka matanya, menatap wajah istrinya yang begitu berseri dengan senyuman manisnya.

"Udah pagi, Mas mau sarapan sekarang?" Tanya Aurel dengan suara lembut.

Damar tidak menjawab, ia hanya diam memperhatikan wajah cantik Aurel. Tangan Damar terangkat mengelus wajah Aurel, Damar juga mengelus bibir Aurel dengan sentuhan yang lembut.

"Ke sini, sayang." Ucap Damar yang langsung dituruti oleh Aurel. Aurel menyandarkan kepalanya di tubuh Damar yang masih saja berbaring.

Cup

Damar mencium puncak kepala Aurel, tangan Damar meraba-raba tubuh Aurel dengan gerakan perlahan.

"Siapa pria yang kamu temui saat Mas pergi?" Tanya Damar dengan suara lembut meskipun pertanyaan yang Damar ajukan membuat Aurel sedikit terkejut.

"Hmm kenapa? Aku gak ketemu pria manapun kecuali teman Mas itu." Aurel menatap wajah Damar dengan tatapan sedih.

"Bener gak?" lagi-lagi Damar bertanya seakan-akan meragukan Aurel.

"Ihh bener lah, tanya saja Yuna. Aku selalu sama Yuna saat Mas pergi kerja ninggalin aku." Aurel memeluk tubuh Damar, Aurel merasa sedikit tenang karena mengajak Yuna untuk menemaninya di saat Damar pergi.

Damar bangkit mendudukkan tubuhnya dengan posisi tubuh Aurel masih menyandar ke tubuhnya.

Cup cup

Damar mengecup leher jenjang Aurel yang sangat wangi, kedua tangan Damar memeluk erat tubuh seksi istrinya.

"Kenapa pengen pisah?" bisik Damar di telinga Aurel.

"Gak mau bahas kayak gituan..., aku gak tahu apa-apa juga..." Aurel membalikkan tubuhnya memeluk erat tubuh Damar.

"Tapi ada yang ngadu sama Mas lho, kalau kamu mau pisah dari Mas." Damar yang sudah mengerti bagaimana sifat Aurel langsung tahu siapa yang sebenernya berbohong.

"Siapa yang ngadu hikss? Aku gak pernah ngomong kayak gitu Mas hiks... hiks..." Aurel menangis membenamkan wajahnya di leher Damar.

Damar mengelus punggung Aurel, membiarkannya tenang. Setelah Aurel mulai tenang, Damar menarik wajah Aurel.

Cup cup

"Maaf ya, jika kata-kata Mas nyakitin hati kamu." Damar merangkum wajah Aurel dengan kedua tangannya, tak lupa juga Damar memberikan ciuman yang bertubi-tubi.

"Hmm aku gak mau pisah sama Mas hikss," Aurel kembali menangis membayangkan jika benar-benar berpisah. Ditinggal sebentar saja Aurel sudah uring-uringan apalagi jika harus berpisah dan melihat Damar dengan perempuan lain, karena pasti Damar akan sangat mudah mendapatkan wanita lain .

Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang