Sebelum pulang, Aurel dan Damar jalan jalan terlebih dahulu untuk menyenangkan Dila.
Aurel ingin membelikan peralatan sekolah untuk Dila, Aurel melihat banyak yang kurang mungkin Damar tidak terlalu memperhatikan kebutuhan anaknya.
"Sudah malam sayang, kita pulang ya?" Damar mengecup kening Aurel cepat, hingga Dila pun tidak mengetahuinya.
"Iya, aku juga pengen mandi..."
Damar membiarkan Aurel dan Dila ke mobil terlebih dahulu sementara ia membawa barang barang belanjaannya.
***
Sampai di rumah Aurel langsung ke kamar untuk mandi, dan Damar yang harus menidurkan Dila.
Baru kali ini Damar bisa dekat dengan anaknya, bahkan sampai jalan jalan. Sebelumnya ia hanya kerja dan kerja hingga tidak ada waktu anaknya yang pastinya sangat membutuhkan kasih sayang orang tua untuk saat ini.
"Tidur yang nyenyak," ucap Damar, tak lupa memberikan kecupan sebelum pergi.
Damar masuk ke kamarnya melihat Aurel yang sudah selesai mandi, saat Damar ingin memeluk tubuh istrinya itu, Aurel malah menahannya.
"Mas tidak untuk malam ini yah," Aurel memberikan penolakan padahal saat itu Damar hanya ingin memeluknya.
Damar terdiam sejenak, lalu ia mengelus wajah Aurel dengan senyuman manisnya.
"Tidurlah sayang," ucap Damar.
"Mau ke mana Mas?" Aurel melihat Damar melangkah menjauhinya.
"Balkon," jawab Damar sambil membuka pakaiannya. Damar bertelanjang dada menikmati dinginnya udara malam dengan sebatang rokok yang diapit diantara kedua jarinya.
Sebelum memejamkan matanya Aurel merasa tidak nyaman ketika tidak ada yang memeluk tubuhnya seperti malam kemarin, tapi ia sendiri yang menolak.
***
Damar seakan tersadar bahwa ia mungkin saja memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan Aurel. Yang Damar nikahi adalah gadis yang masih muda tapi Damar memperlakukannya seperti ia menikahi wanita dewasa.
Mungkin mulai sekarang Damar jangan terlalu memforsir Aurel untuk keinginannya sendiri.
Damar kembali masuk ke kamar, ia membaringkan tubuhnya lalu mendekap erat tubuh mungil istrinya.
"Sudah tidur sayang?" Tanya Damar yang tidak kunjung mendapatkan jawaban yang menandakan jika yang ia tanya sudah tidur.
***
Aurel terbangun, ia menoleh ke samping tapi tidak melihat Damar. Aurel bergegas mencari di mana keberadaan suaminya. Tidak biasanya Damar beranjak dari tempat tidur sebelum melakukan hal mesum terlebih dahulu kepada dirinya.
"Nyonya, Tuan berangkat nge-gym."
Aurel langsung terdiam, aneh sekali tidak seperti biasanya Damar pagi pagi sudah beraktivitas. Tapi tanpa Aurel tahu bahwa aktivitas Damar sangat padat, hanya saat bersama Aurel lah Damar menyempatkan banyak waktu.
***
Mendengar suara mobil, Aurel langsung berlari ke bawah. Ia menyambut Damar dengan senyuman manisnya.
"Mas...." Aurel memeluk tubuh Damar dengan sayang.
"Sudah makan belum?"
"Mas sudah makan belum?" Aurel malah bertanya kembali.
"Sudah, Mas mandi dulu ya sayang. Oh ya Mas besok mulai bekerja."
"Kenapa tiba tiba sekali?" Ucap Aurel lirih sambil memperhatikan Damar yang sudah menjauh.
***
"Apa Mas Damar marah?" Aurel berkata dengan dirinya sendiri.
Aurel menghampiri Damar yang sedang ada di balkon, Aurel yang biasanya mendapatkan perlakuan mesum suaminya, sekarang secara tiba tiba ia kehilangan itu.
"Mas sudah malam..." Aurel melingkarkan tangannya di leher Damar dengan mesra.
Damar mengelus tangan Aurel lalu menariknya, membawa tubuh Aurel ke dalam pelukannya.
"Mas aku kangen..., besok Mas sudah mulai bekerja. Aku sendirian..." Aurel memperhatikan wajah suaminya dengan seksama.
"Mas aku punya salah ya? Mas aneh banget..." Aurel memeluk erat tubuh suaminya.
"Mas marah kenapa sayang? Besok Mas bekerja karena Mas tidak bisa terus meninggalkan pekerjaan."
"Karena besok Mas bekerja, apa malam ini Mas menginginkan sesuatu?"
Aurel menunggu jawaban dengan sedikit gugup, ia sebenarnya sudah siap untuk melayani suaminya. Aurel merasa bersalah karena menolak keinginan suaminya waktu kemarin tapi saat ini ia tidak akan menolaknya.
Bukannya menjawab Damar malah memperhatikan penampilan Aurel yang terlihat seksi dan cantik malam ini, sampai bagian bawahnya menegang.
"Kamu sangat seksi malam ini tapi kit harus tidur, ayo biar Mas gendong." Damar benar benar menggendong tubuh Aurel dan membawanya ke ranjang.
"Tidurlah sayang, Mas ke kamar mandi dulu."
Cup
Aurel mengangguk, ia memperhatikan suaminya yang memasuki kamar mandi. Aurel bangkit ia ingin menunggu Damar dan tidur bersama.
Merasa bahwa Damar lama, Aurel bangkit ia berjalan ke arah kamar mandi dan saat akan mengetuk pintu Aurel mendengar suara Damar yang membuatnya merasa sedih.
"Ahhh... Aurel...."
'Kenapa Mas Damar melakukan itu, padahal kita bisa melakukannya bersama-sama,' batin Aurel yang merasa sedih, Damar mendadak berubah.
Aurel bahkan sudah berdandan malam ini untuk suaminya tapi Damar malah memilih mendapatkan kepuasan sendiri dengan tangan.
Mendengar suara air kran yang berhenti, Aurel langsung kembali ke ranjang berpura-pura tertidur.
Ceklek
Suara pintu terbuka, terdengar suara langkah kaki yang membuat Aurel rasanya ingin membuka mata melihat apa yang dilakukan Damar saat ini.
Cup
"Selamat malam, tidur yang nyenyak sayang."
Terasa dekapan hangat membuat Aurel merasa nyaman meksipun ia merasa sedih tapi dengan kehangatan itu membuatnya tertidur.
'Mas Damar kamu kenapa?' itulah yang ada dipikiran Aurel saat ini.
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Single Daddy
RomanceDamar seorang ayah tunggal dengan dua anak yang selalu dibuat pusing oleh anak sulungnya yang bernama Rega. Damar memutuskan untuk mencari seorang gadis yang tepat untuk anak sulungnya tapi di saat ia menemukan gadis yang tepat, Damar tidak melamar...