Chapter 33

31.2K 946 50
                                    

"Apa Lo mencintai bokap gue?" Pertanyaan pertama yang Rega berikan kepada Aurel.

"Tidak," jawab Aurel dengan cepat tanpa ada berpikir satu detikpun.

"Kenapa Lo mau bersama bokap gue?"

"Seorang pria yang kaya dan sukses." Aurel tersenyum kecil saat menjawabnya.

Damar tersenyum melihat sebagian video yang dikirim oleh seseorang ke padanya, Damar menoleh ke samping melihat ke arah meja yang memperlihatkan kalender yang telah ia berikan tanda.

"Maafkan, Mas." Ucap Damar dengan lirih karena harus menyakiti Aurel dengan perbuatannya.

"Mas harus melakukan hal ini." Setelah itu Damar menyimpan ponselnya tidak melanjutkan menonton videonya. Damar melanjutkan pekerjaannya yang harus cepat selesai.

***

"Hiks... hiks..." Aurel tidak berhenti menangis saat Damar mengatakan ingin mengakhiri hubungan. Aurel tidak akan sanggup jika harus berjauhan dengan Damar untuk selamanya.

"Mas Damar hiks... hiks..." Aurel menyeka air matanya tapi setelah itu air matanya kembali menetes.

"Mas Damar, Aurel kangen...., Aurel gak mau putus hiks... hiks..." Aurel terus menangis, ia sangat merindukan Damar tapi Damar malah seperti ini. Aurel ingin memeluk tubuh Damar yang selalu memberikan kenyamanan baginya.

***

Yuna hanya diam melihat Kakaknya yang terus saja menangis, Yuna dengan perlahan membaringkan tubuhnya di samping tubuh Aurel yang terus terisak.

"Hiks... hiks... hiks..." Aurel berhenti menangis tapi isakan tangisnya tidak mau berhenti.

Aurel yang sudah lelah menangis akhirnya tertidur dengan isak tangisnya.

***

Pagi pagi Aurel mencoba menghubungi Damar tapi Damar sama sekali tidak menjawab bahkan Damar tidak melihat pesan yang sudah Aurel kirimkan.

"Ish Mas Damar kenapa sih...? Aneh banget, tiba tiba saja seperti ini..." Aurel terus mencoba hingga ia kesal dan hampir menangis lagi.

Di saat ia baru bangun Aurel merasa pusing dan lemas, Aurel sampai demam karena menangisi Damar yang tiba tiba saja berubah.

"Mas Damar mungkin sudah pulang, lebih baik aku telpon Bi Siti saja."

Aurel menyeka air matanya, ia begitu senang karena Bi Siti langsung menerima panggilannya.

"Halo, Bi, ini Aurel..." Ucap Aurel berusaha menghentikan tangisnya.

"Iya Non, ada apa?"

"Mas Damar sudah pulang?"

"Tuan Damar belum pulang Non, mungkin beberapa hari lagi akan pulang."

Aurel mencebikan wajahnya karena Damar belum juga pulang, "Ya sudah Bi, kalau Mas Damar pulang tolong kabari saya."

Aurel mematikan panggilannya, ia kembali membaringkan tubuhnya yang terasa lemas dan kedinginan.

"Mas Damar..., Aku kangen banget..." Ucap Aurel dengan lirih dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

***

Sudah tiga hari Damar pergi bekerja meninggalkan Aurel yang sekarang masih saja menangis.

"Rel udahlah, jijik banget tahu gak sih Lo." Hani mengernyitkan dahinya melihat Aurel yang begitu menyedihkan.

"Ayolah kita pergi ke pesta orang kaya...," ucap Hani dengan bersemangat.

"Gak mau... hiks..." Jawab Aurel dengan isak tangisnya, kelopak matanya sudah bengkak karena menangis merindukan Damar.

Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang