Chapter 18

54K 973 22
                                    

Setelah puas akhirnya Damar mau mengantar Aurel pulang, diperjalanan Aurel hanya diam karena ia merasa takut ternyata pria yang bersamanya sangat kurang ajar.

"Mas sudah perkosa aku," ucap Aurel dengan bibir mengerucut.

"Hahaha...."

Ya, Damar hanya bereaksi dengan sebuah tawa ketika mendengar ucapan Aurel yang seolah menuduhnya tapi terlihat sangat menggemaskan.

"Mas kok ketawa sih? Bau sperma Mas masih bisa aku ingat, Mas kamu sudah perkosa aku pokoknya." Aurel terus saja berbicara ngelantur membuat Damar harus menahan tawa.

"Perkosa apanya sih sayang? Kamu masih perawan juga. Ok, kalau kamu terus nuduh Mas terus maka Mas akan perkosa kamu beneran saat ini juga." Damar mengelus paha Aurel yang tertutup rok.

"Yang tadi terus apaan Mas? Kamu paksa aku kayak gitu, kamu perkosa mulut aku Mas! Punya Mas besar lagi ish, sperma berceceran di tubuh aku. Apa itu semua Mas kalau kamu bukan perkosa aku?!" Aurel begitu penuh emosi mengingat Damar menikmatinya dengan seenaknya.

"Ya sudah maaf sayang, sekarang kita beli makanan buat orang tua kamu dan adik-adik di rumah." Damar membelai wajah cantik kekasihnya yang terus cemberut dan mengatakan bahwa ia sudah memperkosanya.

"Nggak usah, kita langsung pulang saja." Ucap Aurel yang tidak punya duit, Aurel malu jika harus Damar yang membayarnya.

"Kenapa hmm?" Damar menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang banyak pedagang.

"Kenapa nggak usah, sayang?" Damar menarik dagu Aurel supaya menatapnya.

'Masa aku harus bilang gak ada duit sih Mas, aku kan malu... mending diem aja lah.' Batin Aurel yang miris gak ada duit.

Cup

Sedang asik melamun tiba tiba saja Damar malah mengecup bibir Aurel, Aurel hanya diam saja lagi pula ia merasa tidak ada gunanya jika melarang Damar untuk jangan menciumnya.

"Kalau malas kamu tunggu di mobil saja, biar Mas yang beli. Muach, tunggu ya sayang..." Damar pergi keluar untuk membeli makanan atau apapun yang bisa ia bawa untuk keluarga Aurel. Damar malu lah kalau ngapel tidak bawa apa apa untuk keluarga Aurel, apa lagi Damar bisa dapat yang enak enak meskipun tidak sampai begituan.

***

"Banyak banget, Mas!" Aurel melongo melihat Damar membawa begitu banyak makanan.

"Gak papa, buat kamu juga lagi pula ini untuk sekeluarga." Jawab Damar dengan tenangnya.

Damar melanjutkan perjalan dengan wajah yang penuh kebahagian, hari ini anaknya pulang dan sekarang ia dan Aurel sudah baikan.

"Mas masuk 'kan?" Tanya Aurel ketika sudah sampai di depan rumah. Damar mengangguk membuat Aurel tersenyum tapi sebelum Aurel keluar dari mobil,  dengan cepat Damar menahannya.

"Kenapa?" Tanya Aurel heran.

"Cium dulu baru keluar." Damar rasanya ingin terus menikmati bibir manis gadis cantik kekasihnya.

"Hmm nanti juga sebelum pulang Mas pasti minta mmhhh...." belum selesai berbicara, Damar sudah menyumpal bibirnya dengan ciuman.

Damar memasukkan lidahnya untuk bermain di mulut Aurel, Aurel yang masih belum pintar berciuman hanya bisa diam menerima setiap perlakuan Damar.

"Mmhh...." Aurel berontak saat tangan Damar masuk ke dalam roknya.

"Untuk uhukk, Mas kamu gila.... ahhh..." Aurel membekam wajahnya karena tak sengaja ia mendesah.

Aurel melihat tangan Damar yang memasuki rok nya dan memainkan sesuatu yang sangat sensitif itu, bukan hanya itu Damar juga menciumi leher Aurel seperti tidak ada kata puas.

Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang