Aurel duduk di paha kaki Damar, ia mencoba menghubungi orang tuanya yang sepertinya sudah pada tidur karena pemanggilannya tidak diangkat juga.
"Kenapa sayang?" Tanya Damar dengan tangan mengelus wajah Aurel dengan lembut.
"Humm lama banget diangkatnya," ucap Aurel dengan nada bicara yang manja.
Aurel menyandarkan kepalanya di bahu Damar sambil menunggu panggilannya dijawab.
Cup
"Gak kedengaran mungkin, tunggu dulu sebentar." Damar mengecup kening Aurel lalu tangannya memeluk tubuh Aurel.
"Halo!" Ucap Ibu Aurel yang terdengar dengan suara serak.
"Halo Bu," ucap Aurel yang masih ragu untuk meminta izin.
"Kenapa? Kamu mau pulang jam berapa?"
"Mmm... Aurel gak bisa pulang malam ini Bu." Aurel berkata dengan gugup membuat Damar gemas melihatnya, Damar menyentuh bibir Aurel yang terus saja Aurel gigit.
"Kenapa? Damar gak bisa antar kamu?"
"Hmm iya, nanti Aurel pulangnya pagi boleh kan Bu?" Aurel kembali menggigit bibirnya karena gugup menunggu jawaban dari ibunya.
"Hmm ya mau gimana lagi, tapi awas jangan aneh aneh. Ya sudah jangan keluyuran, ibu matikan telponnya."
Aurel tersenyum lalu memeluk tubuh Damar dengan erat, Damar mengerutkan keningnya melihat tingkah Aurel.
"Kenapa? Mas yang mau kamu nginep tapi kenapa kamu yang kegirangan sayang..." Damar membelai wajah cantik Aurel yang malam ini akan menemaninya tidur.
"Aku senang saja Mas, gak boleh gitu?" Aurel membenamkan wajahnya di ceruk leher Damar, Aurel entah kenapa begitu bersemangat akan tidur bersama dengan Damar calon suaminya.
"Pakai baju dulu sana," ucap Damar yang membuat Aurel mengerutkan dahinya.
"Gak salah Mas? Mas gak mau aku kayak gini?" Aurel tidak menyangka Damar menyuruhnya memakai pakaiannya, padahal Aurel pikir Damar mau melakukan yang tidak tidak.
"Gak, kamu pakai baju tapi jangan pakai bra." Damar tersenyum mesum, tangan Damar mengelus bibir Aurel yang akan ia nikmati malam ini.
Cup
Aurel mencium bibir Damar lalu ia bangkit melepaskan bra nya di hadapan Damar, Aurel dengan jelas melihat jakun Damar naik turun. Aurel menjatuhkan bra nya ke lantai sehingga tubuhnya polos hanya ada celana dalam sebagai penutup tubuhnya yang terakhir.
"Ekhem," Damar berdeham dengan mata yang menatap tubuh Aurel tanpa berkedip.
Aurel berusaha terlihat biasa biasa saja di saat dirinya begitu gugup, Aurel tahu Damar bisa saja menyergap tubuhnya kalau Damar mau. Aurel sedikit melangkah untuk mengambil pakaiannya dan yang ia lakukan membuat Damar bergairah dan dirinya sendiri terangsang, Aurel memakai pakaiannya dengan gugup dan bergairah.
"Ke sini sayang..." Damar menepuk pahanya agar Aurel duduk di pangkuannya.
Aurel menurut ia menghampiri Damar lalu duduk di paha Damar. Aurel menggigit bibirnya saat merasakan bahwa ada sesuatu yang mengeras yang menganjal di selangkangannya.
"Mmhh Mash..." Aurel menggeliat saat Damar tiba tiba saja menghisap putingnya dari luar pakaiannya.
"Puting kamu mengeras sayang..." Aurel hanya melenguh ketika Damar memainkan putingnya.
"Ayo kita tidur sayang..." Damar membaringkan tubuh Aurel dengan sangat hati hati.
Damar menatap mata Aurel yang begitu sayu, jika boleh Damar rasanya ingin menyetubuhi Aurel tapi Damar sangat tahu bahwa Aurel ingin menjaga kehormatannya hingga menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Single Daddy
RomanceDamar seorang ayah tunggal dengan dua anak yang selalu dibuat pusing oleh anak sulungnya yang bernama Rega. Damar memutuskan untuk mencari seorang gadis yang tepat untuk anak sulungnya tapi di saat ia menemukan gadis yang tepat, Damar tidak melamar...