Damar masuk ke kamar melihat Aurel sedang bersiap di depan cermin kecil yang Aurel bawa sendiri.
"Mas gak suka yang, Mas gak suka tadi." Damar dengan manja memeluk tubuh Aurel yang sedang asik memakai make up.
"Gak suka apa?" Tanya Aurel dengan pandangannya yang fokus ke cermin.
"Kamu memakai pakaian seksi, apalagi ada yang menatap kamu dengan mesum."
Damar meraba-raba paha Aurel, mereka duduk di atas lantai yang terbuat dari bambu.
"Kan Mas yang mesum." Aurel tertawa lalu kembali fokus memakai make-up lagi.
"Hmm, sudah yang jangan dandan terus ." Tangan Damar memeluk tubuh Aurel membuat pergerakan Aurel tidak bebas.
"Malam ini ada acara jadi harus dandan sedikit."
"Acara apa?" Tanya Damar dengan cepat.
"Tadi kan teman aku ajak kita malam ini, Mas juga siap-siap gih." Aurel sedikit mendorong tubuh Damar bertujuan agar Damar segera bergegas untuk bersiap.
"Males!" Ucap Damar dengan sedikit bentakan. Damar langsung bangkit menjauhi Aurel.
Bruk
Damar membaringkan tubuhnya telungkup dengan kedua tangan direntangkan.
Aurel sepertinya tidak menyadari kalau Damar sedang kesal saat ini. Damar pikir Aurel berdandan cantik dan berpakaian seksi untuk dirinya tapi ternyata bukan.
Aurel bercermin memperhatikan wajahnya lalu ia bangkit menghampiri Damar.
"Mas ayo siap-siap dulu," tangan Aurel mengelus kepala Damar dengan lembut.
"Hmm kamu jangan pergi sayang," Damar membaringkan kepalanya di paha Aurel.
"Mas juga harus pergi, ayo Mas bangun..." Aurel berusaha membuat Damar bangun untuk bersiap tapi Damar dengan nyamannya malah berbaring dengan kedua tangannya melilit perut Aurel.
"Mas gak mau pergi, Mas mau kamu sayang."
Damar menarik rok yang dipakai Aurel ke atas hingga memperlihatkan paha mulus Aurel dan celana dalam Aurel.
Cup cup
"Mas mau kamu sayang..." Damar menciumi paha Aurel dengan bernafsu.
"Shh Mass..., Please jangan sekarang."
Diam
Damar langsung terdiam karena Aurel tidak menginginkannya, terlihat dengan jelas bahwa Damar sedang mengatur nafasnya untuk tidak marah karena terlalu kesal.
"Mas ayolah, jangan begituan terus yang diurusin. Mas gak bosen apa begituan terus? Ayo sekarang kita berangkat." Aurel menarik Damar untuk bangun tapi Damar dengan cepat menepis tangan Aurel.
"Mas sudah bilang, Mas gak pergi. Nenek mau pergi kan? Pergi saja dengan nenek, Mas tunggu di rumah." Damar mendudukkan tubuhnya, dengan santainya Damar mengeluarkan rokoknya. Ucapan Aurel membuatnya semakin kesal.
"Aku mau pergi sama Mas, ayo Mas..." Aurel terus saja membujuk Damar, sepertinya Aurel masih belum menyadari kalau Damar sedang kesal.
"Ya sudah aku pergi sendiri," ucap Aurel sudah pasrah karena Damar sama sekali tidak mendengarkannya.
"Ganti dulu pakaiannya," ucap Damar cepat sebelum Aurel pergi jauh. Damar tidak rela Aurel memakai pakaian seksi seperti itu, makannya Damar meminta Aurel untuk menggantinya.
Aurel berhenti sejenak lalu pergi tanpa menuruti ucapan Damar, apa yang Aurel lakukan membuat Damar semakin marah.
Damar tersenyum miris melihat tingkah Aurel. Saat kesal seperti ini sangat sulit bagi Damar untuk berpikir jernih, Damar menenangkan dirinya dengan sebatang rokok yang ia nikmati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Single Daddy
RomanceDamar seorang ayah tunggal dengan dua anak yang selalu dibuat pusing oleh anak sulungnya yang bernama Rega. Damar memutuskan untuk mencari seorang gadis yang tepat untuk anak sulungnya tapi di saat ia menemukan gadis yang tepat, Damar tidak melamar...