Chapter 32

29K 825 36
                                    

"Mmm... jam berapa ini?" Dengan mata yang masih terpejam, tangan Aurel mencoba mencari ponselnya.

"Mas Damar...! oh ya ampun... kenapa ketiduran sih..., Mas Damar telpon tapi akunya udah tidur..." Aurel begitu sedih karena ketiduran yang membuatnya tidak bisa mengangkat panggilan dari Damar.

"Aku coba hubungi Mas Damar lagi aja deh," berharap Damar mengangkatnya membuat Aurel lemas karena Damar sama sekali tidak menerima panggilannya.

"Aku kangen kamu Mas..." ucap Aurel dengan lirih.

Drrtt... 

Di satu getaran pertama Aurel langsung menerima panggilannya tanpa ia sadar bahwa yang menelponnya adalah Rega bukan Damar.

"Rel..."

Dahi Aurel mengerut mendengar satu kata yang tidak mungkin keluar dari mulut Damar kekasihnya, Aurel melihat layar ponselnya yang membuat raut wajahnya berubah dalam sekejap.

"Aku sibuk, aku matiin ya telponnya?" ucap Aurel dengan malas.

"Ehhh jangan, Rel gue mohon jangan dimatiin dulu..., lo kan udah janji sama gue mau menghabiskan waktu selama satu minggu sama gue." 

"Aku gak mau! kamu tuh lancang banget yah main peluk peluk gak jelas." Ucap Aurel dengan nada bicara kesal. Itulah Aurel yang dulu, tidak suka disentuh oleh pria hingga Damar datang dalam hidupnya dan membuat Aurel luluh menikmati sentuhan yang diberikan oleh Damar.

"Baiklah gue ngaku salah tapi gue mohon beri gue kesempatan terakhir, bukan satu minggu tapi cukup hari ini saja kita ketemu dan lo bisa bebas dengan ayah gue jika saat itu lo masih mencintai ayah gue." 

Aurel terdiam, ia berpikir bahwa ini adalah kesepakatan yang bagus. Aurel ingin menyetujui keputusan ini tapi ia ingat ucapan Damar yang melarangnya untuk menemui Rega. 

"Baiklah, hari ini yang terakhir..." Aurel mengatakannya dengan penuh keyakinan, Aurel tahu Damar tidak ingin ia menemui Rega tapi Aurel tidak mau suatu hari nanti Rega selalu mengganggunya.

"Bersiaplah, gue berangkat sekarang."

Aurel mematikan panggilannya, dengan tergesa-gesa Aurel mengambil handuk lalu mandi. Setelah itu Aurel bersiap dengan terburu buru karena Rega ternyata sudah datang.

***

"Mau ke mana, Kak?" Tanya bu Halimah ketika melihat putrinya sudah rapi.

"Ada urusan sebentar Bu, aku pamit ya Bu." Aurel berpamitan terlebih dahulu lalu berangkat.

***

Damar bangun dari tidurnya, ia melihat ponselnya melihat ada beberapa panggilan yang tidak terjawab dan beberapa pesan dari seseorang yang Damar percayakan untuk mengawasi Aurel.

"Mulai nakal kamu..." Ucap Damar dengan tatapan fokus tertuju pada ponselnya.

Tak lama Damar mendapatkan pesan dari orang tua Aurel yang mengatakan bahwa Aurel pergi dengan seseorang, Damar meminta supaya orang tua Aurel memberitahunya tentang kejadian apapun yang berhubungan dengan Aurel.

***

Aurel terdiam melihat sebuah rumah yang sedikit terpencil dari yang lainnya, ada rasa takut ketika Rega memintanya untuk masuk.

"Masuklah, tidak perlu takut." Ucap Rega berusaha meyakinkan Aurel bahwa tidak ada apa apa di dalam sana.

Aurel mengangguk dengan tidak yakin, satu langkah memasuki ruang itu membuat Aurel merasakan ada yang aneh.

"Duduklah," ucap Rega dengan satu tangannya menepuk kursi kosong di sampingnya.

"Gue mau memberikan beberapa pertanyaan yang akan membuat gue tahu bahwa Lo benar benar yakin mencintai bokap gue atau Lo tidak seutuhnya mencintainya yang akan membuat gue akan terus memperjuangkan lo, Rel." Rega berkata dengan penuh kesungguhan membuat Aurel hanya diam memandang wajahnya.

Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang