"Apa maksud kamu Mas? Gitu terus kamu, nyebelin!" Aurel langsung memalingkan wajahnya, ia begitu kesal padahal ia sudah sangat antusias.
"Sayang dengerin Mas dulu, bukan maksud Mas ingin membatalkan rencana hari ini." Damar mengelus tangan Aurel tapi baru bersentuhan saja tangan Damar langsung dihempaskan oleh tangan Aurel.
"Kamu tuh menyebalkan banget Mas, ya udah kalau gak mau. Aku juga tahu Mas pasti punya banyak perempuan di luar sana mmhhh...." Damar langsung membukan mulut Aurel dengan bibirnya, Damar tidak suka dengan kata kata yang keluar dari mulut Aurel.
"Mmhh... aku gak mau Mas!!" Aurel mendorong tubuh Damar dengan kasar, Aurel benar benar tidak mood melakukan hal itu.
"Kamu menyebalkan banget Mas, terus aja kayak gini. Sudah tua juga, nyebelin banget." Ucap Aurel dengan lirih ketika mengatakan kata kata terakhirnya, Aurel memalingkan wajahnya karena kesal jika harus melihat wajah pria tua yang menyebalkan itu.
"Maafkan Mas, sayang. Kamu harus dengarkan Mas dulu dong sayang."
Damar menarik tangan Aurel tapi lagi lagi gadis itu menepiskan tangannya dengan kasar. Damar dengan lembut menarik dagu Aurel yang terus saja memalingkan wajahnya, Damar akhirnya berhasil membuat Aurel berhadapan dengannya.
"Dengarkan Mas dulu sayang, Mas hanya membatalkan acara fitting baju hari ini saja karena ada alasan...."
"Alasan apa sih Mas?! Mas ragu mau menikah dengan Aurel, Mas pasti bingung kan karena Mas memiliki banyak wanita yang mengelilingi kehidupan Mas....!" Aurel begitu marah dengan sikap Damar yang seenaknya saja.
Damar hanya bisa memejamkan matanya ketika Aurel memotong perkataannya dengan suara Aurel yang begitu lantang dan penuh amarah.
"Hey, tenang dong sayang..." Damar menangkup wajah Aurel yang sedang di kuasai oleh amarah.
"Hiks... Mas nyebelin..." setelah marah marah lalu tiba tiba saja Aurel menangis ketika Damar bersikap lembut.
"Maafkan Mas, sayang. Sudah ya jangan nangis kayak gini." Damar mengelus wajah Aurel yang tiba tiba saja menangis.
Cup cup cup
Damar mengecup bibir kekasihnya yang sedang menangis, Aurel awalnya menolak ketika Damar akan mencium bibirnya tapi Aurel dibuat luluh oleh sikap lembut Damar.
"Muach..., maafkan Mas ya sayang..." Damar menatap leher Aurel yang mulus tidak ada bekas kissmark karena Damar selalu membuatnya di bagian dada agar Aurel tidak risih tapi melihat leher Aurel membuat Damar ingin membuatnya di sana.
"Memangnya kenapa Mas? Alasannya apa?" Tanya Aurel dengan suara parau.
"Kamu kenal Rega?" Ucap Damar dengan tangan mengelus leher Aurel.
"Kenal, terus apa hubungannya?" Aurel mencebikan bibirnya yang membuat Damar semakin gemas melihat tingkah Aurel.
"Dia anak mas." Ucap Damar dengan tatapan tertuju pada Aurel, Damar ingin melihat reaksi Aurel ketika mengatakan bahwa Rega adalah anaknya.
"Terus, apa hubungannya?" Ucap Aurel dengan tangan terangkat mengelus wajah Damar.
"Dia mencintaimu, Sayang."
Damar hanya ingin meminta waktu agar ia bisa menjelaskan yang sebenarnya kepada Rega dengan cara yang baik baik.
"Mas pengen aku sama kak Rega? Ya sudah Aurel sama kak Rega saja..." Aurel melihat ekspresi wajah Damar yang berubah panik saat ia mengatakan hal itu.
"Bukan! Kamu gila hah..?"
Damar membenamkan wajahnya di ceruk leher Aurel, Damar menghisap leher Aurel seperti vampir yang haus darah.
"Mas ih... aku gak mau! Aku mau sama kak Rega saja!"
Ucapan Aurel membuat Damar semakin marah, Damar tidak suka dengan ucapan Aurel meskipun Damar tahu Aurel tidak serius dengan ucapannya.
"Jaga ucapan kamu sayang..." Damar menatap wajah Aurel tajam, Damar benar benar tidak suka dengan kata kata yang Aurel ucapkan..
Tangan Damar mencengkeram paha Aurel, tangan Damar dengan perlahan menyingkap rok hitam yang dipakai Aurel.
"Ahhh..." Aurel mengigit bibirnya ketika tangan Damar meraba pahanya hingga ke bagian pangkal pahanya.
"Kamu milik Mas sayang," ucap Damar yang tidak menerima bantahan.
"Mmhh.. tapi Mas menyebalkan...!" Ucap Aurel terbata bata dengan nafas yang memburu, Damar membenamkan wajahnya di ceruk leher Aurel membuat tubuh Aurel semakin tak karuan.
"Mas gak mau...!" Aurel menahan tangan Damar yang berusaha memasuki inti tubuhnya.
Cup cup cup
Damar merangsang Aurel di dua titik sensitif nya sekaligus, Aurel mendongak tidak kuasa menolak apa yang Damar lakukan.
"Mashhh ahhh gak mau..." Aurel mencoba menolak ketika gairahnya meningkat.
Damar tidak peduli dengan ucapan Aurel, ia dengan gerakan yang lembut menciumi dan menghisap leher Aurel lalu jari tangannya mencoba merangsek masuk ke dalam inti tubuh Aurel.
"Ouhh..." Aurel pasrah dan kembali lemah jika Damar sudah memegang kendali, Aurel menyandarkan tubuhnya dengan Damar yang terus menciumi lehernya dengan hisapan hisapan kecil yang Damar berikan pada leher Aurel.
Aurel merem melek melihat jari tangan Damar keluar masuk dalam vaginanya, Damar tersenyum melihat Aurel yang rileks tidak seperti sebelumnya.
"Ahhh lepaskan, Aurel gak mau..." Ucap Aurel tapi Damar tidak melakukan yang Aurel inginkan, Damar menatap wajah Aurel dengan lekat dan saat Aurel hampir keluar Damar langsung berhenti.
Aurel menganga melihat Damar yang tega berhenti di saat ia hampir sampai, "Mas..." Aurel menatap Damar dengan tatapan yang membuat Damar tersenyum.
"Lagi? Katanya minta dilepaskan." Damar sengaja melakukan hal itu, ia tersenyum dengan tangan mengelus wajah cantik Aurel yang berkeringat.
"Mas nyebelin! Aurel mau pulang!" Aurel menatap wajah Damar dengan emosi, ia hampir saja keluar tapi Damar dengan sengaja malah berhenti.
"Tunggu, hey...!"
Aurel keluar mobil dengan kesal, Aurel lebih baik kembali pulang selagi rumahnya belum jauh.
Damar mengusap wajahnya dengan kasar, ia kembali melakukan kesalahan. Damar keluar mobil melihat Aurel yang berjalan dengan kesal, Damar tidak akan mengganggu Aurel tapi besok Damar akan kembali menemui Aurel.
***
Pagi pagi Damar sedang duduk di balkon dengan secangkir kopi dan sebatang rokok di tangannya. Damar ingin menenangkan dirinya sebelum menemui Aurel yang pastinya akan marah.
Saat sedang menikmati angin pagi tiba tiba saja Damar melihat pemandangan yang merusak harinya.
Rahang Damar mengeras dengan tangan terkepal melihat Rega membonceng seorang gadis ke rumah. Tangan Damar gemetar dengan kepalan tangan yang sangat kuat, rasanya Damar ingin memukul sesuatu ketika melihat Rega membonceng Aurel.
Melihat Aurel dekat dengan laki laki lain membuat hati Damar terbakar oleh api cemburu, Damar rasanya tidak rela jika Aurel menjadi milik laki laki lain meskipun laki laki itu adalah anaknya sendiri.
To Be Continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Single Daddy
RomanceDamar seorang ayah tunggal dengan dua anak yang selalu dibuat pusing oleh anak sulungnya yang bernama Rega. Damar memutuskan untuk mencari seorang gadis yang tepat untuk anak sulungnya tapi di saat ia menemukan gadis yang tepat, Damar tidak melamar...