Hoekk... Hoekk
Suara orang muntah di pagi hari mengganggu tidur nyenyak Damar setelah semalam bergadang bermain dengan isterinya.
"Hoam..." Damar menguap lalu mengusap wajahnya, Damar masih terdiam sampai ia tersadar bahwa suara itu berasal dari kamar mandi.
Dengan langkah cepat dan wajah panik Damar memasuki kamar mandi dan benar saja Aurel sedang muntah dengan tubuh yang terlihat lemas.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Damar dengan kekhawatirannya.
"Jangan ke sini Mas, aku lagi mual." Aurel menggerakkan tangannya memberikan isyarat agar Damar menjauh darinya.
"Memangnya kenapa?" Damar bukannya menjauh, ia malah semakin mendekat bahkan tangannya memijat tengkuk Aurel yang sedang mual.
Aurel mencuci mulutnya meskipun yang ia keluarkan hanya cairan bening, tak lupa Aurel menggosok gigi.
"Kita periksa ya ke rumah sakit?"
Damar memeluk tubuh Aurel yang sedang lemas, tangan Damar mengelus dan meraba tubuh Aurel penuh perhatian.
"Hmm gak usah Mas, aku hanya mual saja. Mungkin masuk angin saja." Aurel memeluk tubuh Damar yang saat ini polos bagian atas.
"Mas..." ucap Aurel yang sedang menghirup aroma tubuh Damar.
"Hmm?" Damar mengelus-elus punggung Aurel dengan sangat pelan.
"Jangan berangkat kerja ya hari ini..., please...." Aurel memohon dengan wajah yang sangat menggemaskan.
"Mas jangan berangkat kerja..." ucap Aurel lagi dengan suara manja.
"Hm baiklah..., tapi harus mandi bersama." Damar yang cerdik dalam hal ini tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa mandi berdua.
"Iya, siap Boss!"
Damar merasa ada yang aneh dengan Aurel, baru kali ini Aurel nempel-nempel kayak gini apalagi semalam yang terus terang mengajak duluan dan Damar sangat suka akan hal itu.
Lanjut Karyakarsa...
Aurel yang baru selesai mandi langsung meraih ponselnya, Aurel mendapatkan beberapa pesan masuk dari ibunya. Aurel membacanya dengan seksama hingga tanpa ia sadari bahwa Damar menghampirinya.
Cup cup
Damar mengecup pundak Aurel yang terbuka karena Aurel masih menggunakan handuk yang hanya menutupi tubuhnya sampai dada.
Cup cup
Damar terus menciumi dada bagian atas Aurel hingga ke leher.
"Mas geli tahu...," Aurel mengelus wajah Damar yang terlihat sangat segar sekali.
Cup cup
Aurel mencium bibir Damar dengan sangat lembut lalu hingga ia membaringkan tubuhnya dengan Damar yang masih berada di atasnya.
"Mas, ibu bilang kita harus menjenguk nenek yang lagi sakit." Ucap Aurel dengan tangan yang mengelus wajah Damar.
"Nenek?" Damar tidak tahu kalau Aurel masih memiliki nenek karena saat pernikahan ia tidak melihatnya.
"Hmm," Aurel menjulurkan lidahnya, Damar yang mengerti langsung melumat dan menghisapnya dengan kuat.
"Mwuach, baiklah kapan kita berangkat?" Saking gemasnya Damar bahkan mengigit dagu Aurel.
"Setelah makan, karena aku laper banget... Mas." Jawab Aurel dengan wajah memelas.
"Baiklah, kesayangan Mas harus makan yang banyak. Ayo, biar Mas bantu kamu berpakaian."
Aurel mendudukkan tubuhnya membiarkan Damar suaminya yang mencari pakaian untuknya. Damar memilih pakaian untuk Aurel dengan asal-asalan.
"Yang ini dulu aja nanti kalau mau pergi ganti lagi." Damar duduk di hadapan Aurel lalu memperlihatkan pakaian yang ia bawa.
Aurel tersenyum lalu menghadap belakang agar Damar tidak kesusahan saat memakaikan bra di tubuhnya.
"Sesak banget Mas! Itu kekecilan Mas."
"Tuh kan dadanya semakin membesar, gak sia-sia Mas mainin setiap hari."
"Ada-ada saja kamu Mas," Aurel yang mau mencubit Damar tidak kena karena Damar langsung berdiri lalu berjalan ke arah lemari mencari bra yang lain.
Aurel membaringkan tubuhnya sambil memperhatikan Damar, senyum manis Aurel tidak bisa tertahan karena ia sangat bahagia menjadi istri Damar.
Tak ada yang menyangka pria yang sangat ia tolak kehadirannya sekarang malah menjadi sumber kebahagiaannya.
"Jangan menggoda Mas terus sayang," ucap Damar yang sedang berdiri di samping Aurel yang saat sedang berbaring.
Aurel hanya tersenyum, "Aku tidak menggoda Mas."
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Single Daddy
RomanceDamar seorang ayah tunggal dengan dua anak yang selalu dibuat pusing oleh anak sulungnya yang bernama Rega. Damar memutuskan untuk mencari seorang gadis yang tepat untuk anak sulungnya tapi di saat ia menemukan gadis yang tepat, Damar tidak melamar...