Chapter 12

58.5K 1.3K 30
                                    

"Mau makan Mas?" Aurel bertanya dengan nafas yang masih terengah engah habis berciuman.

"Iya, Mas lapar." Damar mengangguk sambil tersenyum.

"Ya udah cuci muka dulu."

Damar mengangguk, Aurel menyiapkan makanan untuk Damar.

Damar datang melihat Aurel yang duduk lesehan dengan dua piring di depannya, "Mas, maaf yah aku cuman masak nasi goreng aja."

"Hey, gak papa." Damar ikut duduk lesehan, ia mengelus pipi Aurel yang terlihat murung.

"Hmm, ya udah makan Mas." Aurel menyodorkan satu piring.

"Suapin dong sayang." Damar kembali menyodorkan piringnya ke dekat Aurel.

Aurel mengangguk, ia menyatukan nasi gorengnya menjadi satu piring lalu menyuapi Damar.

Saat makan tangan Damar tidak bisa diam, tangannya meremas paha Aurel yang sedang fokus makan sambil menyuapi.

"Mas kayak anak kecil sih? Gak bisa diam banget tangannya." Aurel menatap Damar dengan terheran heran.

"Kenapa sih sayang...? Natapnya gitu banget." Damar memeluk Aueel dari belakang, tangannya gatal jika tidak memeluk atau menyentuh Aurel.

Cup

Damar mengecup kepala Aurel dengan penuh perasaan, Damar benar benar menyayangi Aurel. Rasanya Damar tidak sanggup jika kehilangan Aurel di saat hatinya dan pikirannya sudah dipenuhi oleh Aurel.

"Mas sayang kamu."

Aurel mungkin menganggap Damar hanya berbicara omong kosong tapi Damar bukanlah anak remaja yang mengatakan hal itu tanpa pertanggung jawaban yang pasti. Damar sudah berumur dan ia mengatakan itu dengan penuh perasaan.

***

"Nak Damar nanti malam Bapak mau bicara, kamu bisa 'kan?" Ibu Halimah berbicara sebelum Damar pulang.

"Bisa, nanti Damar ke sini lagi."

Ibu Halimah mengangguk lalu pergi ke dapur membiarkan calon menantunya pulang.

Sebelum pulang Damar masuk ke kamar Aurel, Damar tersenyum melihat Aurel yang sedang beres beres.

Hap

Damar memeluk tubuh Aurel dari belakang, Damar kali ini tidak ingin melakuakan hal lain karena ia hanya ingin memeluk tubuh Aurel.

"Mas, pulang yah sayang...," Damar memberikan sesuatu ke tangan Aurel.

"Mas untuk apa ini?" Aurel kebingungan melihat uang di tangannya.

"Buat kamu, terserah mau diapain juga." Damar merengkuh wajah Aurel yang begitu menggemaskan saat kebingungan seperti ini.

"Banyak banget loh Mas, enggak ah Mas." Aurel tidak mengerti kenapa Damar memberikannya uang sebanyak ini.

"Enggak banyak, kalau kurang nanti kasih tahu Mas."

Aurel hanya melongo melihat uang yang sangat banyak disebut sedikit, Aurel rasanya ingin menghitung berapa jumlah uang yang ada di tangannya tapi itu bukan miliknya.

"Kasih Mas cium dulu sebelum Mas pulang." Damar mendekatkan wajahnya ke wajah Aurel.

Aurel mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir Damar, hanya sekedar menempel tidak sampai saling melumat.

"Mas pulang yah sayang..." Damar mengecup kening Aurel lalu meninggalkan kamar dan pulang.

***

Keadaan begitu menengangakan saat Damar ditanya tentang pernikahan. Damar didesak untuk menikahi Aurel secepatnya.

Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang