Chapter 23

41.9K 963 14
                                    

Aurel terus mencium bibir Damar, jari jari lentik Aurel menyentuh tubuh Damar yang semalam ia rindukan.

"Muach, muach, Mas kemarin kamu jahat." Aurel menarik kepala Damar ke dalam pelukannya.

Damar diam saja menikmati empuknya buah dada Aurel, Damar ingin menarik pakaian Aurel yang sekarang hanya menggantung tidak ada fungsinya.

"Ahhh jangan, kita tidak boleh lama Mas..." ucap Aurel yang tidak ingin terlalu berlebihan waktu ini tapi bibir Aurel tidak bisa diam terus menciumi Damar.

"Malam ini Mas mau ajak kamu pergi." Damar menatap wajah Aurel yang langsung saja membuat Aurel tersenyum.

"Gitu kamu Mas, harusnya jangan menunda nunda. Kalau gak banyak menunda pasti sekarang kita sudah menikah." Aurel kesal jika mengingat Damar selalu menunda pernikahan, padahal kalau sudah menikah bisa hidup bersama.

Damar mengangkat tubuh Aurel dari atas meja ke pojokan, dengan perlahan Damar menurunkan tubuh Aurel yang memeluknya erat.

"Mas janji gak akan menundanya lagi," ucap Damar yang berjanji karena merasa takut Aurel akan pindah ke lain hati yaitu anaknya sendiri.

"Janji ya Mas, nanti lain lagi ucapannya." Aurel menatap Damar dengan tangan menyentuh bibir Damar.

"Nanti kalau gitu lagi aku sama kak Rega saja, biar Mas lihat aku sedang berduaan dengan kak Rega."

Tangan Aurel masih asik menyentuh bibir Damar yang sekarang sedang menatapnya tajam.

"Hihi aku bercanda, aku sayang Mas..." Aurel memeluk tubuh Damar ketika melihat tatapan Damar yang tajam membuatnya sedikit takut.

"Sudah ya Mas aku mau bawa minum dulu," Aurel melepaskan pelukannya dan Aurel juga sedikit mendorong tubuh Damar.

Damar merasa kehilangan saat Aurel melepaskan pelukannya, Damar merasa takut benar benar kehilangan Aurel. Damar melihat Aurel yang sedang merapikan gelas ke dalam nampan.

Cup

Damar mengecup pundak Aurel, rasanya Damar tidak bisa diam jika bersama dengan Aurel.

"Sudah Mas, nanti kita ketemu kan nanti malam." Ucap Aurel.

"Mas tidak bisa sudah." Ucap Damar dengan tatapan penuh birahi.

"Maksudnya itu, kita sudahan." Ucap Aurel sambil memutar tubuhnya dengan nampan di tangannya.

Damar sedikit menunduk menatap mata Aurel dengan dalam.
"Kamu kenapa sih? Ada masalah sama Mas? Dari tadi ngomongnya kayak gitu terus, apa karena ada Rega jadi kamu kayak gini? Kamu mau meninggalkan Mas hmm?" Damar tidak suka dengan ucapan Aurel yang terus mengatakan hal semacam itu.

"Aku bercanda Mas, muach..." Aurel mencium bibir Damar dengan tangan yang masih memegang nampan.

Damar mencoba tenang lalu ia berjalan ke arah pintu membuka pintu yang terkunci, Damar membiarkan Aurel keluar terlebih dahulu.

Aurel berjalan yang diikuti Damar, tatapan mata Damar tertuju pada Rega anaknya yang menatap Aurel penuh cinta.

Apakah Damar akan luluh melihat itu lalu menyerahkan Aurel kepada Rega? Jawabannya tidak. Damar semakin ingin memiliki Aurel ketika pria seperti anaknya sendiri yang keras kepala mencintai Aurel membuat Damar merasa resah, Rega pasti akan melakukan apapun untuk Aurel sampai Rega meminta bantuannya.

Rega duduk melihat Rega dan Aurel mengobrol, Rega memperkenalkan Aurel dengan wajah yang bahagia.

Damar langsung mengulurkan tangannya, Aurel menatap wajah Damar sekilas lalu menjabat tangan Damar.

Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang