After Married: 14

14.1K 288 3
                                    

Damar tak bisa berkata-kata setelah berjam-jam menyetir, ia melihat rumah nenek Aurel yang masih menggunakan bambu. Memasuki kampung ini harus melewati hutan yang lebat tapi setelah sampai ia melihat bahwa jarak rumah dari satu ke yang lainnya cukuplah jauh.

"Kenapa Mas? Ayo masuk." Tangan Aurel menarik tangan Damar yang masih diam termangu untuk masuk ke dalam.

"Nenek seperti mimpi kedatangan cucu nenek yang sangat cantik ini."

Aurel tersenyum menanggapi ucapan neneknya, Aurel juga mengeluarkan oleh-oleh yang ia bawa.

Aurel begitu asik mengobrol sementara Damar masih sibuk melihat seisi rumah yang tidak ada apa apa.

***

"Istirahat dulu ya, kalian pasti capek karena perjalanan yang jauh." Ucap sang nenek yang menyuruh Aurel dan Damar untuk beristirahat lagi pula hari sudah sangat gelap.

Setelah nenek pergi Damar memeluk tubuh Aurel dari belakang dengan nyaman, tangan Damar dengan sengaja masuk ke dalam pakaian Aurel untuk memainkan sesuatu yang sudah menjadi miliknya.

"Shhh awwhh, pelan-pelan dong Mas." Aurel protes karena Damar meremasnya terlalu keras.

"Ok, tapi sayang kalau Mas lihat nenek gak sakit tuh."

"Ya terus? Mungkin saja nenek pengen ketemu sama keluarganya jadi bilangnya sakit tapi ya gak papa lagipula aku udah lama gak ke sini." Aurel yang sudah mengerti tidak mempermasalahkan hal itu.

"Mas aku gerah banget, mandi yuk?"

"Ayok, mas juga gerah banget."

***

Damar tak habis pikir karena Aurel mengajaknya mandi di sungai padahal hari sudah gelap.

"Yang kamu gak salah?" Tanya Damar yang dibuat heran.

"Gak, ini aku bawa senter Mas." Aurel memperlihatkan dua senter dengan wajah cerianya.

Cup

"Kamu jalan di depan, biar Mas bisa jaga kamu dari belakang."

Aurel mengangguk mereka berjalan beriringan dengan tubuh Aurel berada di depan tapi jarak keduanya sangatlah dekat.

***

Sungai yang sepi dengan langit yang gelap terlihat sangat menyeramkan, Damar tidak membiarkan Aurel berjauhan darinya.

Damar dan Aurel turun ke dalam air, mereka hanya berada di pinggirannya.

"Nanti malam Mas pengen," bisik Damar sambil meraba-raba tubuh Aurel yang berada di dekatnya.

Aurel tidak menjawab, ia menarik tangan Damar untuk menyabuni tubuhnya. Keduanya saling membersihkan tubuh satu sama lain.

Cup cup cup

"Kita harus cepat sayang, Mas gak rela kalau ada yang melihat tubuh kamu." Damar mendekap tubuh Aurel yang wangi.

Cup cup cup

"Aku pengen kamu, Mas..." Aurel mencium leher Damar dengan tangannya yang meraba-raba tubuh kekar Damar dengan wajah yang sayu.

Damar mengecup bibir Aurel, Damar menyudahi mandinya dengan terlebih dahulu memakai pakaian bersih yang sudah di bawa Aurel.

Sementara itu Aurel hanya memakai kain yang menutupi bagian dada sampai paha. Damar menelan ludah melihat Aurel seperti itu.

"Yang nanti ada yang lihat lho," Damar memperlihatkan kecemburuannya, ia terlihat takut jika ada yang melihat Aurel dalam keadaan seperti ini.

Tangan kekar Damar mendekap tubuh mungil Aurel yang sedang berjalan, Aurel menikmati rasa hangat itu tapi tiba tiba saja tangan Damar bergerak ke bawah menyentuh selangkangannya.

"Ayo, jalan."

Damar ternyata hanya ingin memastikan kalau Aurel memakai pakaian dalam atau tidak, Aurel hanya bisa tersenyum melihat tingkah Damar yang menggemaskan saat cemburu seperti ini.

***

Hari sudah malam Aurel masih asik membuka makanan yang ia bawa, Damar yang melihatnya ikut tersenyum karena Aurel sangat dekat dengan neneknya meskipun jarang bertemu tidak seperti dirinya yang tidak memiliki keluarga dekat.

"Sayang, Mas ke kamar duluan yah." Damar pamit terlebih dahulu dan membiarkan Aurel berbincang dengan neneknya.

Saat masuk ke kamar Damar menatap ranjang yang terbuat dari kayu, lantai yang yang dari bambu. Damar merebahkan tubuhnya membayangkan kejadian di sungai tadi.

***

Ceklek

Hap

"Mas kamu bikin kaget!"

Damar memeluk tubuh Aurel yang baru saja masuk, ia semakin bergairah melihat tubuh seksi Aurel hanya terbungkus kain.

Dengan lembut Damar meraup bibir mungil Aurel, tercium aroma cofee dari mulut Aurel membuat Damar semakin menghisapnya kuat.

"Kamu gak suka coffee 'kan?" Bisik Dar dengan nafas yang sudah memburu.

Lanjut Karyakarsa....

***

Di saat keduanya asik menikmati malam yang dingin ini tanpa mereka sadari bahwa di rumah ini mereka tidak berdua.

Sang nenek yang dengan jelas mendengar sesuatu yan terjadi di kamar cucunya hanya bisa geleng-geleng kepala.

Suara desahan keenakan dari Aurel membuat sang nenek merasa senang dan malu, untungnya rumah di sini berjauhan sehingga tidak akan ada tetangga yang mendengarnya.

To Be Continued...

Bab kali ini sedikit menggerahkan🙃





Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang