Chapter 10

70K 1.4K 20
                                    

Aurel bisa pulang tapi tidak semudah itu karena Damar ingin menikmati waktu berdua dengan calon istrinya.

Damar memperhatikan Aurel yang sedang memasak dengan menggunakan kemeja putih miliknya sedangkan Damar sendiri bertelanjang dada. Bibir Damar tertarik ke atas melihat tubuh seksi Aurel, di dalam kemeja itu Aurel tidak menggunakan apapun lagi kecuali celana dalam yang tidak ingin Aurel lepaskan karena takut Damar akan macam macam.

Dengan langkah perlahan lahan Damar mendekati Aurel, ia memeluk tubuh ramping Aurel dengan mesra.

"Mas, diam dulu." Damar tidak mempedulikan ucapan Aurel, ia malah meraih dua sequishy mainannya yang sangat empuk dan nyaman dimainkan.

"Sayang, pernah ada yang gini gak sebelumya?" Tanya Damar dengan tangan meremas buah dada Aurel.

"Enggak," jawab Aurel singkat.

Jawaban Aurel membuat Damar senang, Damar lebih erat lagi memeluk tubuh Aurel.

"Mas, lepas ish."  Aurel merasa sesak jika harus berada dipelukan Damar yang sangat erat.

Cups Cups Cups

"Mas kangen banget sayang..." Damar begitu senang karena ia laki laki pertama yang bisa bermesraan dengan Aurel.

"Ih dari tadi juga udah kangen kangenan." Aurel mematikan kompornya lalu berbalik menghadap Damar yang terus memeluknya.

"Mmhh... Mash..."

Cups Cups

Baru saja berbalik Damar langsung melumat bibir Aurel dengan bernafsu, Aurel menengadah dengan mata tertutup. Satu tangan Damar terangkat membuka kancing kemeja Aurel dengan perlahan lahan.

"Mash..." Nafas Aurel terengah engah, dia menatap wajah Damar dengan pandangan yang sayu. Aurel hanya diam ketika Damar membuka kancing pakaiannya.

"Kenapa sayang?" Aurel mengangkat tangannya lalu menyentuh bibir Damar dengan lembut.

"Lagi."

Damar mengangkat tubuh Aurel ke atas meja lalu Damar melumat bibir Aurel lagi.

"Muach, cup cup." Damar turun mencium leher Aurel dengan mesra tanpa ada yang terlewat.

"Ahhh... Mashh..." Aurel tidak bisa menahan desahannya saat Damar sudah bermain dengan payudaranya yang sudah terbuka tanpa ada penghalang sedikitpun.

***

Hari sudah sore, Damar dan Aurel sudah makan. Damar sekarang akan mengantar Aurel pulang, meskipun Damar masih ingin berduaan dengan Aurel.

"Berangkat sekarang?" Tanya Damar yang membuat Aurel langsung mengangguk.

Sebelum melajukan mobilnya, Damar memilih untuk mencium pipi Aurel yang begitu menggodanya.

"Mas, kapan pulangnya?" Aurel merasa sedikit kesal bahkan saat sudah di dalam mobil Damar tetap diam menciumnya tanpa ada keinginan untuk melajukan mobilnya.

"Nanti dong, kok buru buru banget sih?" Damar mengelus wajah cantik Aurel dengan tatapan yang damai. Tangan Damar mengelus bibir Aurel lalu kembali mengecupnya.

"Muach, kangen banget Mas sama kamu. Kita harus cepat menikah." Damar mengecup bibir Aurel untuk yang terakhir, lalu ia melajukan mobilnya.

***

"Terima kasih Mas, udah anter Aurel pulang." Aurel mengambil tas nya, sebelum ia keluar Damar lebih dulu memegang tangannya.

"Cium Mas dulu sayang."

Aurel mendekati wajah Damar, ia tidak mau Damar marah karena Aurel menolak keinginanya.

Cup

Hanya menempel tapi Damar menarik tengkuk Aurel agar bisa memperdalam ciumannya.

Cups Cups Cups

Suara kecupan bibir dengan mata Aurel yang tertutup, membuat Damar tersenyum.

"Muach," Damar melepaskan tautan bibirnya, membiarkan Aurel bernafas lega.

"Aurel, pulang yah Mas."

Damar mengangguk dengan senyum yang lebar, Damar terus memperhatikan Aurel hingga Aurel benar benar masuk ke rumah.

"Kita akan menikah secepatnya." Damar sudah tak tahan lagi, ia sangat tidak bisa mengontrol dirinya sendiri ketika bersama Aurel. Damar bisa saja memiliki Aurel sepenuhnya sebelum menikah tapi Damar yakin itu akan membuat Aurel sedih.

***

Malam malam Damar sudah menghubungi Aurel padahal mereka baru saja ketemu, bahkan Damar ingin video call.

Suasana yang hening membuat Aurel tidak bisa banyak bicara karena takut menganggu adiknya Yuna yang sudah tertidur, bahkan semua orang sudah tidur kecuali Aurel.

"Yuna sudah tidur?" Tanya Damar.

"Udah, Mas kok kerja malam malam sih? Terus kenapa tadi ketemuan kalau Mas lagi banyak kerjaan?"

"Gak papa kok sayang, mmhh buka baju kamu dong sayang." Ucapan Damar membuat Aurel gelagapan sendiri.

"Kenapa emangnya Mas?" Aurel merasa ragu untuk membuka pakaian.

"Gak papa, yaudah gak usah. Mas matiin yah?"

"Iya, aku buka." Aurel yang tidak mau membuat masalah lagi memilih untuk membuka bajunya.

Aurel melihat Yuna yang masih tertidur nyenyak, Aurel dengan perlahan membuka bajunya.

"Udah kan Mas." Damar mengangguk, Aurel sekarang memakai tank top hitam membuat Damar merasa kurang puas.

"Mas ke sana yah sayang?"

"Ta... tapi kenapa Mas?"

Bukannya menjawab Damar malah mematikan teleponnya begitu saja.

"Semoga saja Mas Damar gak ke sini." Aurel membaringkan tubuhnya berharap Damar tidak benar benar ke sini.

***

Suara mobil mendekati rumah membuat Aurel terkejut, Aurel langsung bangun tak lupa membawa selimut untuk menutupi tubuhnya.

Aurel membuka pintu dan benar saja Damar sudah berada di depan rumah dengan wajah yang begitu tenaganya.

"Mas kena.... mmhhh..." belum juga selesai bicara Damar sudah melumat bibir Aurel dengan tak sabaran.

"Masuk Mas." Aurel sedikit malu malu menyuruh Damar untuk masuk.

"Udah pada tidur?" Aurel mengangguk.

Mengetahui orang orang rumah sudah tidur membuat Damar langsung menarik selimut yang menutupi tubuh Aurel.

"Mas jangan di sini." Aurel membawa Damar ke kamar.

Saat sampai kamar Damar yang terdiam karena ada Yuna yang sedang tidur nyenyak.

"Matiin yah lampunya."

"Jangan Mas nanti Yuna bangun, dia gak suka gelap."

Damar mengangguk, ia melihat melihat kamar Aurel lalu pandangannya berhenti tepat di kursi panjang yang sudah tidak layak pakai menurut Damar tapi Damar malah menarik tangan Aurel ke sana lalu menjauhkan selimut yang menutupi tubuh Aurel.

Damar yang sudah tak tahan ingin mencumbu Aurel dan langsung ia lakukan saat ini juga tanpa bisa menahannya lagi.

***

Ibu Halimah mendengar suara mobil, ia terbangun karenanya lalu melihat mobil siapa itu. Ibu Halimah tahu benar itu mobil mewah milik calon menantunya yang kaya.

Ibu Halimah ingin membangunkan Aurel, saat melihat kamar Aurel terbuka Ibu Halimah langsung saja masuk dengan perlahan lahan.

Baru saja mau masuk Ibu Halimah melihat pemandangan yang membuatnya hampir jantungan, bagaimana tidak? Ia melihat Aurel anaknya dengan tubuh polos bagian atas bahkan Damar sedang menyusu kepadanya seperti seorang bayi.

Ibu Halimah memegang kepalanya, bayangan wajah Aurel yang terpejam dengan bibir yang digigit membuatnya merasa merinding apalagi Ibu Halimah dengan jelas melihat tangan Damar berada di selangkangan Aurel.

To Be Continued...



















Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang