After Married: 21

11.1K 278 5
                                    

Aurel dan Damar tidak bisa langsung pulang karena kedua orang tua Aurel ada urusan yang membuat Damar dan Aurel harus menjaga rumah.

Yuna juga ada di rumah tapi karena khawatir jika harus meninggalkan Yuna sendiri membuat Pak Hendra meminta Damar untuk menunggu sampai mereka kembali.

"Mas..." Aurel membawa dua mangkuk yang berisi mie.

"Ke sini sayang," ucap Damar menerima satu mangkuk yang diberikan Aurel.

"Aku lagi mau mie, kita makan bareng. Cobain punya aku, Mas." Aurel memberikan suapan pertama untuk Damar.

"Enak," jawab Damar sambil mengunyah.

Keduanya sama-sama makan tapi Aurel baru habis setengah, sedangkan Damar sudah selesai. Damar memperhatikan wajah Aurel yang sedang makan, wajah Aurel terlihat semakin berseri.

Cup

Aurel tersenyum mendapatkan kecupan di pipi.

Cup

Damar mengecup pundak Aurel yang terbuka, tangan Damar mengelus paha Aurel.

Aurel hanya tersenyum melihat tingkah suaminya, Aurel melanjutkan makannya yang tinggal sedikit lagi.

"Yuna di mana?" Bisik Damar lalu mencium pipi kanan Aurel.

Aurel yang sedang minum, menatap wajah Damar. "Ekhem, dia sedang belajar."

Damar mengangguk, tangannya menarik kaki Aurel ke pahanya.

"Kenapa Mas?" Aurel bangkit lalu duduk di pangkuan Damar.

"Kamu terlihat semakin cantik dan seksi."

Aurel tersenyum senang mendengar pujian itu, apalagi saat tangan Damar melingkar di pinggangnya.

Tangan Damar meraba-raba tubuh Aurel lalu satu tangan itu masuk ke dalam pakaian Aurel.

Cup cup cup

Damar mengecup bibir Aurel berkali-kali dengan lembut. Aurel memejamkan matanya menikmati ciuman yang semakin memanas.

Lidah keduanya saling membelit satu sama lain dengan remasan tangan Damar yang semakin membuat Aurel menggeliat terangsang.

Tangan kanan yang sedari tadi meraba paha mulai bergerak masuk ke dalam rok Aurel.

"Mashh..." Lenguhan Aurel ketika merasakan kedua tangan suaminya yang sedang merangsangnya.

Ceklek

"Kakak penggaris...." Yuna membulatkan matanya melihat kakaknya sedang berciuman.

Aurel langsung bangkit melepaskan kedua tangan Damar meskipun ia sedang enak enaknya.

"Apa?" Tanya Aurel dengan tak karuan.

"Mm itu penggaris," ucap Yuna gugup.

Damar hanya bisa mengusap wajahnya, ternyata di rumah Aurel sangat penting untuk mengunci pintu berbeda dengan di rumahnya.

"Tunggu dulu,"  Aurel mengambil penggaris di meja belajarnya. Aurel untung saja menghadap belakang sehingga Yuna tidak melihat apa yang dilakukan tangan Damar kepada tubuhnya.

"Ini," Aurel memberikan penggaris yang mungkin saja milik Yuna karena Aurel tidak merasa memiliki penggaris seperti itu.

"Terima kasih, maaf yah Kak..." Aurel hanya mengangguk membuat Yuna kembali ke kamarnya.

Aurel menghampiri Damar, lalu memeluk tubuh suaminya itu dengan erat.

"Maaf ya Mas," ucap Aurel dengan suara pelan.

"Kenapa harus minta maaf? Mas gak kenapa-kenapa juga."

"Aku udah kunci pintu," bisik Aurel membuat Damar tersenyum kecil.

Cup cup cup

Ciuman hangat sudah dimulai, tangan Damar membuka pakaian Aurel.

Cup cup

Ciuman turun ke leher, Damar menghisap beberapa titik di leher Aurel, meninggalkan bekas yang sangat kentara.

Kedua tangan Damar meraba tubuh seksi istrinya. Sampai saat ini Damar selalu merasa beruntung memiliki Aurel yang baik dan cantik meskipun terkadang ucapannya sedikit menyakitkan.

Klik

Bra terlepas memperlihatkan keindahan buah dada Aurel yang semakin membesar.

Damar menjulurkan lidahnya menjilati puting Aurel, bukan hanya itu saja kedua tangan Damar juga ikut memainkan buah dada Aurel.

"Mas, kenapa meminta teman Mas yang itu untuk menginap?" Tanya Aurel dengan tangan memainkan rambut Damar yang sedang menyusu.

"Mas tidak memintanya, bahkan Mas tidak tahu kalau dia menginap." Jawab Damar yang langsung kembali memainkan puting susu Aurel.

Aurel melongo mendengar hal itu, "Beneran Mas?" Ucap Aurel kaget.

Damar hanya mengangguk dengan tenangnya. Aurel entah kenapa merasa kesal melihat Damar begitu tenang .

"Mas kok biasa saja sih? Mas gak marah kalau ada pria yang menginap terus di rumah gak ada Mas hanya ada aku? Untung saja aku meminta Yuna untuk menginap."

"Kalau Joshua sih ya gak papa," jawab Damar sangat tenang.

"Kok gitu sih Mas? Mas kok gak cemburu...?" Aurel menarik kepala Damar agar menjauhinya. Aurel memalingkan wajahnya kesal.

"Cemburu kenapa? Dia gak akan suka kamu juga." Damar tersenyum, tangannya bergerak masuk ke dalam rok Aurel.

"Apa..??" Aurel tidak mengerti ucapan suaminya.

"Kamu tahu gay?"

"Ahhh...." Desah Aurel saat tangan Damar memasukinya ditambah dengan keterkejutan mendengar sesuatu yang sangat di luar ekspektasi.

Damar kembali menarik tubuh Aurel, sedangkan Aurel hanya diam masih mencerna ucapan Damar.

Hisapan yang kencang dan kocokan tangan Damar yang semakin cepat membuat pikiran Aurel mulai teralihkan dengan kenikmatan itu.

Damar melepas celana dalam Aurel dengan tak sabaran, lalu Aurel yang membuka celana Damar.

Aurel menaikan rok nya ke atas, ia duduk di paha Damar dengan sesuatu yang sudah berdiri tegak.

"Mmhh..." Keduanya kembali berciuman panas.

Aurel mengangkat pinggulnya dengan Damar yang mencoba memasukkannya.

Sedikit susah tapi Damar langsung mendorongnya membuat Aurel yang sedang menikmati ciuman sedikit tercekat.

"Sshh ohhh... Mashh..." Aurel menggoyangkan pinggulnya.

Tangan Aurel menarik tangan Damar lalu mengulum jari Damar dengan pinggul bergoyang membuat Damar serasa di remas.

Damar menyandarkan kepalanya dengan nafas memburu, Damar hanya fokus pada Aurel yang benar-benar luar biasa. Damar terus memperhatikan istrinya yang sedang mengulum jarinya dengan gerakan sensual.

"Mash Damar ahhh..."

Damar memejamkan matanya mendengar suara Aurel yang sangat ia sukai yaitu ketika menyebut namanya disertai dengan desahan lembut.

Kedua tangan Aurel menggenggam kedua tangan Damar. Damar membuka matanya melihat Aurel yang sudah tak karuan.

"Mashhh... ahhh...."

Gerakan Aurel sudah tak beraturan sambil menggenggam erat kedua tangan Damar.

"Ouhhh.... mmhhh...." Tubuh Aurel ambruk setelah meraih orgasmenya.

Damar membiarkan Aurel menikmati orgasmenya, tangan Damar mengelus tubuh Aurel.

Cup

Aurel tersenyum mendapatkan perlakuan lembut dan penuh kasih sayang ini. Pelukan Aurel semakin erat, Aurel benar-benar tidak ingin berpisah dengan Damar.

"Sekarang giliran Mas," ucap Damar yang membuat Aurel mengangguk dengan senyuman manisnya.

To Be Continued....


























Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang