Chapter 11

61.4K 1.3K 44
                                    

Brukk

Damar mendorong tubuh Aurel hingga terjatuh di kursi, Damar menciumi bibir Aurel dengan terburu buru.

"Sutt..." Aurel mengkode Damar agar tidak berisik takutnya Yuna dan yang lainnya terbangun. Damar terus membuka pakaian Aurel hingga tubuh Aurel kembali Damar lihat.

"Mmhh..." Aurel mengigit bibirnya saat mulut Damar menghisap putingnya dengan tak sabaran.

Aurel tak tahan lagi, ia rasanya ingin mendesah. Aurel tidak menyangka kalau ia akan seperti ini, padahal ia dulu sangat tidak suka jika ada yang menyentuhnya tapi sekarang beda lagi.

"Mas ngapain ihh?" Aurel mencoba menahan tangan Damar yang mau masuk ke dalam celananya.

"Mashh..." Aurel hanya bisa diam menahan desahan saat tangan Damar masuk ke dalam celananya.

Keduanya begitu fokus merasakan sensasi kenikmatan hingga tidak menyadari ada sang ibu yang datang dan melihat tingkah mereka berdua.

***

"Kakak...!" Ibu Halimah memanggil Aurel dari jauh, ia tidak ingin anaknya melakukan hal yang dilarang tapi Ibu Halimah juga mencoba menjaga perasaan anak dan calon menantunya.

"Mas, awas... ihh..." Damar dan Aurel memakai pakaian dengan tergesa gesa, mereka sangat terkejut mendengar langkah kaki mendekati arah kamar.

"Kakak, itu ada mobil Damar di depan." Ibu Halimah pura pura tidak tahu dengan apa yang dilakukan oleh anaknya.

"Iya...! Iya Ibu, Mas Damar ada." Aurel dan Damar keluar kamar dengan terengah engah, Aurel berkata dengan gugup.

"Selamat malam, Bu." Damar bersalaman dengan Ibu Aurel dengan sedikit canggung dan gugup.

"Kenapa main malam malam? Kamu sekarang nginap yah?" Ibu Halimah mencoba untuk basa basi tapi ia juga berbicara dengan sesungguhnya kalau Damar pulang malam malam itu tidak baik.

"Apa boleh?" Damar tidak menyangka ia bisa menginap di rumah Aurel malam ini.

"Boleh aja, tapi tidurnya di sini soalnya rumah Ibu 'kan kecil jadi... yah begitu..." Damar hanya mengangguk mengerti lagipula ia juga sendiri yang salah main malam malam.

"Kak, ambilkan bantal sama selimut untuk calon suami kamu. Ibu, masuk dulu yah... kamu langsung tidur aja." Ibu Halimah sengaja membuat Damar tidur di rumah supaya jika terjadi apa apa bisa dilihat dari kamarnya.

Aurel hanya diam mengangguk menunggu ibunya masuk ke kamar lagi, setelah benar benar pergi Aurel baru membuka suara.

"Mas, yakin mau nginep? Menurut aku mending pulang aja Mas." Aurel bukannya tidak mau Damar menginap tapi Aurel tidak yakin Damar akan tidur nyenyak dengan keadaan seperti ini. Damar seorang pria kaya mana mungkin bisa tidur di lantai yang keras.

"Yakin, bawain Mas selimut sayang." Damar dengan ragu duduk di atas karpet yang tipis. Baru kali ini Damar akan tidur di lantai dengan karpet yang sudah tidak layak pakai.

Aurel masuk ke kamar, ia mencari selimut yang masih baru untuk Damar pakai. Aurel kembali ke rumah memberikan bantal dan selimut untuk Damar dengan tersenyum manis.

"Mas yakin?" Aurel menatap wajah Damar yang terlihat ragu saat akan berbaring. Tapi Damar mengangguk menyakinkan Aurel.

Aurel mengelus wajah Damar yang sedang berbaring dengan lembut, "Ya udah, aku tinggal yah Mas."

Damar memegang tangan Aurel agar tidak meninggalkannya sendirian. Aurel mengangguk mengerti, ia ikut membaringkan tubuhnya di samping Damar.

Dengan satu selimut berdua membuat suasan menjadi sangat romantis. Posisi tubuh Aurel yang membelakangi Damar membuat Damar memeluk tubuhnya dengan sangat erat.

Cup

"Mas, pengen cepat cepat seperti ini setiap malam." Damar mencium bahu Aurel yang terbuka, sementara Aurel hanya diam membiarkan Damar memeluk dan menciumi tubuhnya.

"Mas pengen kamu sayang..." Damar mulai gemas, ia meremas payudara Aurel dengan kencangnya.

"Mas ih sakit..." Aurel mencubit lengan Damar yang selalu nakal kepadanya, padahal Aurel lagi nyaman tapi Damar malah merusaknya.

Aurel berbalik melihat wajah Damar yang ter senyum jahil, Aurel masih tidak menyangka bisa sedekat ini dengan Damar.

Cup

Damar mengecup dagu Aurel dengan perlahan, tangan Damar bermain main Di atas kulit wajah Aurel.

"Kamu memang cantik." Damar mendekati leher Aurel lalu menghisapnya seperti vampir, Aurel mengelus rambut Damar. Sentuhan tangan Aurel membuat Damar merasa nyaman.

"Ekhem..!"

Suara deheman yang keras dari kamar membuat Aurel dan Damar saling memandang satu sama lain.

"Mas, aku ke kamar yah?" Damar mengangguk tapi tangannya tetap mengenggam tangan Aurel dengan erat.

"Muach, selamat malam."

Damar tersenyum senang karena Aurel menciumnya tanpa disuruh, Damar membiarkan Aurel ke kamar karena ia sudah mendapatkan ciuman selamat malam dari calon istrinya yang sangat menggemaskan.

***

Damar yang sedang tertidur begitu terganggu dengan suara yang berisik, Damar tidur di rumah sementara semua orang sudah terbangun dan melakukan aktivitas seperti biasanya.

Damar melihat anak anak yang berangkat ke sekolah lalu ibu yang sedang membereskan bekas makan. Damar hanya diam mencoba mengumpulkan kesadarannya.

Damar bangkit ia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah, tapi saat ke dapur Damar melihat Aurel yang sedang memasak. Aurel sebenarnya memasak untuk Damar karena semua orang sudah makan kecuali Damar dan dirinya.

Aurel menoleh ke belakang melihat Damar sedang menghampirinya, Damar langsung mencium Aurel bahkan ia sama sekali belum mencuci muka.

"Mmhh... Cups, Cups." Aurel membalas setiap lumatan bibir Damar hingga lagi dan lagi keduanya tidak menyadari kalau kedua orang tua Aurel memperhatikan setiap tingkah mereka berdua.

"Bagaimana ini Pak? Mereka harus cepat menikah." Hanya pernikahan yang ada di pikiran ibu Halimah untuk menyelesaikan masalah ini.

"Bapak mau ke kebun nanti Ibu bilang sama Damar kalau nanti malam Bapak mau bicara." Pak Hendra memilih untuk pergi ke kebun dan berbicara langsung nanti malam dengan Damar untuk segera menikahi Aurel karena melihat tingkah keduanya seperti sudah tak tahan jika harus menunggu lebih lama.

Ibu Halimah membantu Bapak siap siap berangkat ke kebun sementara Aurel masih larut dalam kemesraan dengan Damar.

Damar merengkuh wajah Aurel lalu menciumnya hingga ia merasa puas, Aurel hanya diam dengan mata terpajam menikmati apapun yang Damar lakukan.

To Be Continued...

Jangan lupa komen komen yah.... aku tunggu 20 komentar deh nanti lanjut besok... tapi kalau gak nyampe tunggua aku ada niat nulis lagi yah....








Married with Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang