Warning Typo !
-Flashback arc-
Setibanya (your name) di rumah, ia sudah di sambut wajah tidak senang orang tua nya. (your name) sudah bisa menebak apa yang akan terjadi. Dia tahu apa yang akan di katakan orang tua setelah ini namun ia tidak mau berbohong.
(your name) memberikan selembaran kertas itu kepada orang tua nya.
"Peringkat 23 ?! Bagaimana kau bisa masuk ke SMA favorite kalau begini ? Kenapa kau masih saja malas-malasan ?!"
(your name) menggepalkan tangannya yang bersembunyi di belakang tubuhnya "Apa ada yang salah dengan peringkat 23 ? Dari ratusan murid kelas 3, aku mendapatkan peringkat 23. Itu tidak buruk menurut ku." (your name) tidak ingin mendengar lebih lama ocehan orang tua nya yang semakin membuat kepala nya sakit.
Ibu (your name) speechless melihat putri nya pergi ke kamar nya begitu saja "Kenapa sikap dia menjadi seperti ini ? Dulu nya dia anak yang penurut."
Ayah (your name) membuka koran nya "Dia sedang di masa-masa pubertas, tentu saja dia menjadi pemberontak sekarang. Teman baru, lingkungan baru yang sudah mengubahnya."
"Ini pasti gara-gara teman klub nya itu. (your name)-chan jadi tidak fokus belajar dan menjadi anak yang suka membantah orang tua." Sambung Ibu (your name).
Tanpa mereka sadari, (your name) sebenarnya masih terdiam di pertengahan tangga mendengarkan percakapan mereka.
----------------
Keesokan hari nya....
(your name) turun dari kamar nya dengan sudah berpakaian rapi karena dia akan pergi keluar. Pemandangan yang sangat jarang bagi (your name) ketika ia masih melihat kedua orang tua nya masih di rumah pada siang hari seperti ini.
"Mau kemana ?" Selidik Ayah (your name).
"Mau jalan-jalan sama teman." (your name) berusaha mencari alasan untuk berbohong. Jika orang tua nya tahu alasan sebenarnya, ia yakin orang tua nya tidak akan mengizinkannya pergi.
Ayah (your name) mendengus "Tidak perlu berbohong. Ayah tahu, hari ini sekolah mu bertanding kan ?" Ayah (your name) mengganti saluran televisi dan kini menjadi acara pertandingan basket. Tentu saja pertandingan mereka di siarkan di saluran lokal.
"Kalau sudah tahu, aku akan pergi." Tangan (your name) di tarik Ibunya, mencegah nya untuk pergi.
"Tidak. Kau tidak boleh pergi kemana-mana. Ini hari libur, mending kamu belajar." Ucap Ibunya yang masih menahan tangan (your name).
"Tapi hari ini pertandingan final kami ! Aku akan tetap pergi." (your name) menghempas tangan Ibu nya hingga terlepas.
"Kalau kau tetap pergi, kau akan tahu akibat nya." (your name) menoleh kearah kedua orangtua nya bergantian. Orang tua nya tidak pernah main-main dengan ucapannya.
Dia tahu orang tua nya sedang serius sekarang dan akan terjadi hal buruk jika ia melawan.
Untuk kali ini dia akan mengalah "Kalian ingin aku belajar kan ? Baiklah aku turuti tapi aku tetap melihat pertandingan mereka di TV."
"Bagaimana bisa kau belajar tapi sambil nonton ?" Ucap Ibu (your name) yang tak habis pikir dengan tingkah anaknya.
Akhirnya Ibu (your name) setuju meskipun ia tidak senang dengan itu, yang penting anak nya belajar di rumah.
(your name) pun segera menghubungi Akashi, memberitahunya jika dia tidak bisa datang ke pertandingan namun ia tetap melihat mereka dari TV.
"(your name), sepertinya yang lain sudah bosan dengan aturan mencetak angka lebih banyak. Aku ingin memberitahu mu kalau aku akan melakukan sedikit perubahan, tidak apa-apa kan ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Kuroko No Basket] Our Story ✅
Fiksi PenggemarBook 1 - Our Story Book 2 - After Story Sinopsis Setelah kepergian nya yang tiba-tiba, akhirnya dia kembali. Ia tak menyangka akan bertemu dengan 'mereka' lagi setelah insiden itu. Gadis bernama (your name) itu menjadi siswi SMA Seirin bersama Kag...