Part 39 - Kakak Sengklek

3.3K 457 65
                                    

Warning Typo !

Lelaki itu berdiri merenung di dekat jendela kelas yang terbuka. Langit sudah berubah berwarna jingga tapi lelaki itu belum berniat untuk pulang.

Lelaki itu menghembuskan napasnya dan terdengar suara pintu terbuka. Seseorang memasuki ruangan. Lelaki itu tak bergeming dari tempat nya karena ia tau siapa yang datang.

"Sudah kuduga kau disini, Sei-kun."

Akashi tersenyum melihat kehadiran (your name). (your name) menghentikan langkah nya di hadapan Akashi. (your name) menyipitkan mata nya dan mendekatkan wajah nya ke wajah Akashi.

(your name) menyentuh dahi Akashi dengan jari telunjuknya dan membuat sebuah garis. Akashi hanya diam dan menatap (your name) bingung.

"Apa-apaan wajah itu ? Sei-kun memikirkan hal yang berat ya ?" Tanya (your name) dengan nada menyelidik.

Akashi mengedipkan mata nya dua kali karena terkejut "*gasp* (your name) –"

(your name) tersenyum "Jangan di simpan sendiri. Aku disini siap membantumu, jadi jangan khawatirkan apapun ne ?"

Akashi tersenyum seraya meletakkan tangannya di puncak kepala (your name) "Aku tau itu. Arigatou."

Tiba-tiba terdengar suara alunan biola dan piano yang memainkan sebuah lagu.

"Mungkin klub musik sedang memulai sesi latihan mereka." Ucap Akashi.

(your name) memejamkan mata nya menikmati permainan klub musik "Indahnya..."

Akashi melirik (your name) sejenak sebelum memposisikan diri nya di hadapan (your name) dengan pose menunduk hormat ala-ala kerajaan.

Akashi menadahkan tangannya "Mau berdansa denganku Ojou-sama ?"

(your name) menatap panik Akashi. "Sei-kun bagaimana jika ada yang lihat ?" (your name) tidak ingin ada rumor aneh yang bisa mencoreng reputasi Akashi sang ketua OSIS.

"Dan apa aku peduli ?"

(your name) tertawa kecil. Ia sudah tau jawabannya.

Akhirnya (your name) menerima uluran tangan Akashi "Tapi aku tidak bisa berdansa, Sei-kun." Ucap (your name) malu-malu.

Akashi tersenyum lembut "Daijoubu. Kau bisa menginjak kaki ku dan mengikuti gerakan kaki ku."

"A-aku mulai ya..." (your name) mengikuti intruksi Akashi.

Meskipun dansa mereka tidak sesempurna penari professional, tapi (your name) menikmati momen itu. (your name) pun bisa menebak kalau Akashi juga merasakan hal yang sama. Dilihat dari wajah Akashi yang tersenyum selama dansa berlangsung. (your name) tau ia 'agak' merepotkan Akashi sekarang namun Akashi tidak terlihat keberatan dengan (your name) yang menggunakan kaki nya sebagai pijakan di dansa ini.

Tiba-tiba langit berubah gelap. Suara dentingan piano dan gesekan biola tak terdengar lagi. Suasana menjadi hening seketika. Dan raut wajah Akashi berubah. Ia menatap dingin dan sinis (your name).

(your name) sontak menjauhkan dirinya dari Akashi.

"Tidak aku menarik kata-kataku."

(your name) membalikkan badannya dan melihat Kisedai di masa Teiko dulu.

"Terserah kau. Selama kita menang dalam pertandingan." Sambung Akashi yang mendapatkan reaksi terkejut dari teman-temannya.

"Apa maksudmu Akashi ? Tadi kau bilang-"

[Kuroko No Basket] Our Story ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang