Part 100 - Lembaran Kosong

1.5K 220 74
                                    

Warning Typo !

'Hari ini berat.

Sangat berat.

Biasanya aku memikirkan hal menyenangkan apa saja yang bisa kulakukan di kedepannya untuk menyemangati diriku sendiri,

Tapi sekarang ...

Aku bahkan sudah tidak bisa memikirkan hal itu.

Bertahan sekarang saja sudah sangat menyulitkanku, karena itu yang kupikirkan sekarang adalah bagaimana aku bisa bertahan sekarang.

Dulu aku berpikir makanan rumah sakit itu enak tapi sekarang aku sudah muak ahaha, aku ingin makan macam-macam dengan bebas, mungkin aku akan meminta saran kepada At-chan

Ah-

Sepertinya aku akan bertanya kepada Sat-chan saja karena yang ada At-chan malah akan ikut hunting makanan bersamaku dan dia akan membolos latihan.

Ngomong-ngomong soal latihan, syukurlah Daiki-kun sudah berubah. Dia sekarang mau latihan bersama tim nya meskipun kadang-kadang masih terpaksa karena dia tidak mau majalah laknat nya di bakar.

Ahaha kalau begitu Daiki-kun masih saja seperti dulu, aku sudah bisa membayangkan wajah frustasi nya yang terpaksa latihan. Sat-chan butuh tenaga ekstra untuk menyeret Daiki-kun untuk latihan tapi melihat Daiki-kun yang sekarang, aku yakin Sat-chan tidak keberatan.

Tidak seperti Daiki-kun yang terus di awasi Sat-chan, aku sedikit khawatir pada Ryo-tan. Sekarang Kasamatsu-senpai sudah lulus yang berarti tidak ada lagi yang mengawasi Ryo-tan setegas dirinya.

Ryo-tan anak yang sangat manja setelah At-chan, dia mudah menangis akan hal kecil, dan dia selalu pintar fake smile terhadap orang lain

Aku harap dia bisa bergantung pada orang lain selain diriku, karena aku tidak selalu ada dan tidak selalu siap siaga ketika dia membutuhkan teman untuk bercerita.

Khususnya di situasi sekarang.

Kenapa untuk hal 'keterbukaan' ini mengingatkanku pada Shin-chan sih ? Tapi jika pikir-pikir lagi, aku tidak pernah melihatnya curhat kepadaku.

Apa dia tidak punya sesuatu yang bisa di curhatkan ?

Bukan-

DIa lebih mendengarkan ramalan perbintangan itu.

Dia selalu mengkhawatirkanku tapi dia tidak mau aku mengkhawatirkannya.

Takao-kun selalu bilang padaku agar jangan pernah percaya dengan ucapan Midorima karena ucapannya memiliki arti yang berkebalikan.

Ada yang bilang jika perempuan itu lebih peka dari pada laki-laki tapi untuk urusan per-tsunderimaan ini, aku merasa gagal jadi perempuan karena Takao-kun lebih memahami Shin-chan ketimbang aku.

Aku harus banyak belajar dari Takao-kun.

Tapi dari semua itu, hanya Tetsuya-kun yang ku akui tingkat kepekaannya sangat tinggi. Terkadang aku heran mengapa Tetsuya-kun bisa tahu apa yang kuinginkan ataupun yang kurasakan. Aku yang biasanya selalu memikirkan pendapat orang lain, susah terbuka dengan seseorang.

Tapi saat bersama Tetsuya-kun, aku hanya ingin bermanja-manja dengannya dan menyampaikan keluh kesahku.

Dia pendengar yang baik dan aku nyaman di dekatnya. Aku tidak keberatan jika kami hanya duduk bersampingan dan tidak ada terjadi perbincangan apapun diantara kami.

Dan akhirnya akupun tertidur dengan kepala ku yang menyandar di bahunya dan Tetsuya-kun tetap melanjutkan membawa novel ringannya.

Dia sangat bisa kuandalkan.

[Kuroko No Basket] Our Story ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang