Warning Typo !
(your name) menikmati pelukan Aomine yang entah kenapa terasa nyaman, sehingga tangisannya berhenti.
Setelah memastikan (your name) sudah tenang, Aomine melepaskan pelukannya. Aomine mengerut tidak suka ketika melihat mata (your name) yang terlihat bengkak dan agak merah karena sehabis menangis.
“Kenapa ? Apapun yang kulakukan hanya membuatmu menangis ? Aku….”
(your name) mengelak cepat “Tadi itu aku menangis bahagia. Bahagia melihat Daiki-kun kembali seperti dulu.”
Aomine menatap lembut (your name) “Kalau tau kau sebahagia ini, apa lebih baik aku sengaja kalah dari awal saja ?”
(your name) membuka mulutnya hendak protes “Ck aku hanya bercanda. AKu tau kau tidak menginginkan itu.” Ucap Aomine seraya meletakkan tangannya di puncak kepala (your name).
“Ayo aku antar kau pulang.” Aomine melewati (your name).
(your name) memperhatikan sosok Aomine yang membelakanginya. Seketika (your name) teringat ucapan buruk Aomine kepada nya.
‘Meskipun tanpa analisismu, aku bisa mengalahkan mereka. SENDIRIAN.’
‘Meskipun waktu itu kau tidak pergi, keadaan ku tetap tidak berubah. Tidak ada yang bisa mengalahkan ku kecuali aku.’
(your name) menyentuh jejak tangan Aomine di kepala nya ‘Waktu itu aku gagal. Aku tak tau apa yang harus kulakukan untuk menyelamatkan kalian, karena itu aku pergi. Seharusnya aku tidak meninggalkan kalian
Tapi….“Oi nanti kutinggal loh.” Ucap Aomine dari balik punggungnya.
“Tunggu Daiki-kun !” (your name) berlari kecil menyusul Aomine.
‘Sekarang aku sudah tau apa yang akan kulakukan. Kali ini aku akan menyelamatkan kalian dan tidak akan menyerah lagi.’
(your name) memeluk salah satu tangan Aomine “Daiki-kun ! Daiki-kun !”
“Hah ?!”
(your name) tersenyum kuda. “Hentikan senyuman bodoh mu itu.” Melihat wajah (your name) yang sumringah bahagia, membuat Aomine tertular senyuman (your name).
“Kau masih saja seperti dulu.”
-------------------
“Jadi bagaimana dengan Akashi ? Maksudku melihatmu ketakutan tadi pagi, mungkin lebih baik kau menjauh darinya.”
‘Seandainya semudah itu….’
(your name) menutup matanya sesaat “Aku tidak bisa melakukan itu dan aku tidak mau melakukan itu.”
Aomine menyembunyikan rasa sedihnya “Y-ya apalagi dia yang paling dekat denganmu sebelum kami.”
(your name) tersenyum kecil dan bernostalgia sedikit “Aku tidak menyangka hanya karena pesawat kertas, kami bisa sedekat ini.”
(your name) merasa pahit dengan ucapannya sendiri. Ia mungkin yang paling sering menghabiskan waktu dengan Akashi dibandingkan angggota yang lain. Tentu orang-orang yang melihat itu menilai mereka dekat. Tapi ada saat (your name) merasa jauh dan tidak mengenali Akashi meskipun mereka terlihat dekat.
“Tapi bukan hanya Sei-kun. Ini juga berlaku untuk kalian, aku tidak akan menjauh dari kalian dan meninggalkan kalian lagi.”
Aomine menatap lekat manik mata (your name) begitu juga sebaliknya.
‘Ucapan itu bukanlah sebuah kebohongan. Aku tau itu karena aku yang selalu membuatmu menangis, kau masih disini bersamaku.’
KAMU SEDANG MEMBACA
[Kuroko No Basket] Our Story ✅
FanfictionBook 1 - Our Story Book 2 - After Story Sinopsis Setelah kepergian nya yang tiba-tiba, akhirnya dia kembali. Ia tak menyangka akan bertemu dengan 'mereka' lagi setelah insiden itu. Gadis bernama (your name) itu menjadi siswi SMA Seirin bersama Kag...