Chapter 6

13.1K 1.1K 2
                                    

🍁🍁🍁



    Bella menenteng tas dibahu kanannya. Ia dan Liam sudah bersiap-siap menuju Jakarta untuk mengikuti olimpiade.

    "Bapak harap kalian bersungguh-sungguh dalam mengikuti kompetisi ini setelah Pak Iwan memberikan materi selama dua minggu lalu. Bapak yakin, kalian pasti akan meraih medali dan piala karena sudah belajar dengan giat selama ini. Bapak cuma bisa berharap pada kalian berdua. Semoga kalian diberi keselamatan dalam perjalanan menuju Jakarta. Semangattt"

    Pak Ridwan, selaku kepala sekolah yang berbicara tadi mulai menghilang dibalik koridor. Bella dan Liam tersenyum tipis lalu berjalan memasuki mobil yang mereka gunakan untuk menuju Jakarta.

   Pagi-pagi sekali mereka sudah berangkat, bahkan murid yang berangkat masih terbilang sedikit. Ditempat duduknya, Bella merasa jantungnya terpacu dengan cepat.

   Bagaimana tidak? Dia akan mendatangi Jenious High School. Dia tak menduga jika tempat perlombaan olimpiade ini akan diadakan di sana. Sekolahnya dulu saat ia masih menjadi Caitlin Bella Dewana.

    'Kak Barbar, Bella dateng'

   Liam yang menyadari raut wajah Bella yang terlihat gugup pun menepuk kepalanya pelan.

   "Udah jangan gugup, santai aja", ucap Liam sambil tersenyum menatap gadis di sebelahnya.

    Bella hanya tersenyum seadanya lalu mengangguk. Mana mungkin dia akan bercerita yang sebenarnya tentang Kak Bara.

🕯️🕯️🕯️

   "Bos kalo lo menang, beliin gue ps 4", Ian berkata sambil memakan keripiknya.

   "Kalo menangg, sekarang lawannya Radit ganas coy", timpal Rian setelah mendengar permintaan sahabatnya.

   "Lah selama ini kan Radit selalu menang, tenang aja", lanjut Vincent.

   "Gue beliin", ucap Radit pede dan yakin.

   "Widihhh sungguh kepercayaan diri yang tinggi, gue saluttt, menang ga menang harus beliin sih", kata Ian masih mengemil keripiknya, sepertinya ia sedang kelaparan.

   "Ga. Vin, lo ikut gue ke Jenious School, ada yang mau gue bahas sama geng The King", perintah Radit pada Vincent, salah satu anggota gengnya.

   "Yoii, meluncur", setuju Vincent.

   "Lah gue sama Rian gimana atuh bos, masa ditinggal", celetuk Ian tiba-tiba.

   "Lo jaga markas sama anak-anak lain ", jawab Radit.

   "Byee orang ga guna, hahaha ", ejek Vincent.

   "Vincentil sialan!", seru Ian marah.

   "Il nya ilangin goblok", komplain Vincent.

   Radit dan Vincent segera menuju parkiran untuk mengambil motor sport hitamnya. Suara khas knalpot mereka membuat beberapa gadis yang tengah melintas memekik dalam hati. Karena mereka semua tahu, siapa pemilik dari suara motor itu. Most wantednya SMA Nusa Bangsa.

   Hampir seluruh murid yang berada dikawasan SMA Nusa Bangsa pasti tahu siapa mereka. Apalagi geng Eagle masuk jajaran geng motor terkenal di Jakarta. Walaupun tahta tertinggi masih dipegang The King, geng milik Bara.

   "Yahh ga bisa nyari yang bening semlehoyy dong", ucap Ian berekspresi sedih.

   "Pikiran lo nyewe' mulu monyet", sahut Rian malas.

Bella's Moving Soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang