Chapter 21

8.3K 701 10
                                    

  🍁🍁🍁





   "Ngantin yok"

   "Yoklah, laper gue"

   Geng Mahendra berjalan dengan gaya sok keren menuju kantin. Tentu siswa yang melihatnya akan berdecak kagum, bahkan banyak kelas tingkat akhir mengincar mereka. Walaupun Mahendra dkk berada dikelas menengah, namun pamornya mengalahkan beberapa siswa populer kelas 12.

   Aciel mendengar suara gaduh yang berasal dari dalam kantin, karena penasaran ia mempercepat langkahnya. Begitu juga dengan temannya yang lain. Tepat di sana mereka melihat geng Tiara sedang beradu mulut dengan seorang siswi yang berdiri seorang diri.

   Geng RED tak bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu karena posisinya membelakangi mereka. Mereka terkejut ketika Tiara menyiram gadis itu dengan jus. Namun mereka lebih terkejut dengan sang gadis yang menendang perut Tiara dengan kuat. Apalagi setelahnya siswa yang terlihat asing itu sedang berkelahi melawan salah satu antek Tiara.

   "Anjir!! Itu si murid baru yang gue ceritain tadi, Ayla Berlin Carabella! ", ingat Aciel setelah melihat modelan tubuh Bella yang ia lihat tadi pagi bersama para penggosip sekolah.

   Arsen, Mahen, Raymond dan Zayn nampak terkejut lalu fokus melihat perkelahian kedua cewe tersebut. Mahen menatap Bella dengan penuh kagum, gerakannya sangat lincah untuk ukuran seorang wanita.

   'Tunggu, bukannya dia...', Mahen berusaha mengingat sesuatu dikepalanya.

   Setelah melihat Minie yang terkapar, geng RED terpaku pada Bella yang berjalan santai melewati mereka. Tampak keren dan berdamage dimata Mahen dkk.

   "Lah anjir! Lo inget cewe waktu itu? Itu dia!", heboh Aciel sendiri. Sedangkan yang lain masih mencerna apa yang sedang terjadi.

🕯️🕯️🕯️


   Bella berjalan keluar dari kamar mandi setelah membasuh tangannya. Dia tidak tau harus bagaimana, seragamnya basah bahkan dalamannya tercetak dengan jelas. Apalagi ukuran miliknya tidak terbilang kecil.

   "Ck. Gimana nih, gue ga bawa hoodie lagi", ucap Bella sambil melamun di depan kaca toilet.

   Karena tak kunjung mendapat ide, dengan pasrah Bella berjalan keluar. Namun tanpa ia sadari, seorang pria sudah berada di depannya. Ia tak lain adalah Raymond. Tiba-tiba saja ia menyodorkan sebuah hoodie hitam ke arah Bella.

   Bella hanya terdiam dengan sebuah alis terangkat satu.

   "Pakai"

   "No, thanks"

   "Ck, nurut aja. Lo ga malu bakal diliatin satu sekolah?"

   Bella menghela nafas, dengan terpaksa ia menerima hoodie milik Raymond lalu kembali masuk ke dalam toilet. Bella mencuci seragamnya sebentar hanya menggunakan air lalu memerasnya. Dia kembali keluar, namun ia heran karena Raymond masih di sini.

   "Ngapain masih disini?", ucap Bella.

   "Emang kenapa?"

   "Hhh, nothing", jawab Bella malas lalu mengalihkan pandangannya.

   Jujur mood Bella hari ini sungguh hancur. Beberapa kejadian tak mengenakkan bersatu dihari ini.

   Bella berjalan menuju kelas sambil membawa seragamnya yang masih basah. Namun perkataan Raymond selanjutnya berhasil membuatnya berhenti melangkah.

   "Bukannya dulu lo suka sama gue, Ayla?", tanya Raymond untuk memastikan apakah Bella masih mengingat hal itu.

   "Gue khilaf, and jangan panggil gue Ayla. Sekarang gue Bella"
  
   "Kenapa?"

Bella's Moving Soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang