Chapter 37

6K 554 14
                                    

🍁🍁🍁





    Sepatu hitam, celana jeans hitam, kaos putih dilapisi kemeja hitam sudah rapih dikenakan Bella. Tepat sabtu hari ini, Bella akan menghadiri party besar-besaran seperti yang Bara katakan beberapa hari lalu.

   Tentu ia akan berangkat sendiri, tidak bersama Sagara, bahkan kakaknya itu tidak tau jika Bella juga akan menghadiri party ini.

   Bella menuruni tangga sambil menggenggam kuncinya menuju garasi untuk mengeluarkan motor sport hitamnya.

   Jam kini menunjukkan pukul enam malam, ia sudah berpamitan pada Tante Kinan dengan alasan ingin menginap ditemannya.

   Sedangkan Sagara sudah stand by di markas Tiger sejak sore tadi untuk mengurus anggotanya yang ikut serta dalam acara ini.

   Setelah menutup gerbang rumah, Bella menyalakan mesin motornya. Ia memakai helm full facenya lalu memakai kaos tangan agar tak kedinginan.

   Bruum Bruuumm

   Suara knalpot motor sport yang ia kendarai mengudara di malam yang terasa sangat sejuk. Ia yakin akan sedikit terlambat sampai ke tujuan karena jalanan malam yang macet.

🕯️🕯️🕯️

   "Dill, Bella bakal datengkan?", tanya Agam.

   "Iya kak, tadi aku udah tanya ke dia, maybe sebentar lagi sampe, lagian udah jam set delapan", jawab Dilla lanjut bermain ponselnya.

   "Bagus deh"

   "Ben, semua udah siap di markas utama?", ucap Bara pada Ben.

   "Beres"

   "Ntar selesainya jamber dah", timpal Theo yang sibuk dengan spinnernya.

   "Sebelah udah selesai, kalau kemaleman ga baik", jawab Bara.

   "Wihh tumben bener", ujar Ben.

   "Always"

   "Huek bin huek"

   Bruuumm

   Mereka berenam menolehkan kepalanya ke arah teras markas. Terlihat seorang gadis mengenakan motor sport hitam yang tampak keren berhenti di depan markas. Setelah membuka helmnya, Dilla sontak berdiri lalu berlari heboh menujunya.

   "Aduh bestai gue akhirnya datengg!"

   Bella membalas pelukan sahabatnya lalu tersenyum tipis. Dilla menarik tangan Bella masuk ke dalam markas lalu mulailah Dilla berceloteh panjang lebar. Namun respon Bella yang tampak acuh membuatnya mengernyit heran.

   "Lo kok ga kaya biasanya Bell", heran Dilla sambil menyentuh keningnya.

   Bella hanya menatap Dilla datar lalu mengedikkan bahu acuh. Tiba-tiba Elvano berjalan mendekati Bella lalu mengangkat dagunya ke atas. Ia menatap ke dalam mata Bella dengan teliti.

   "Caitlin?"

   Bara yang mendengar penuturan Elvano mendadak berdiri lalu berjalan juga menuju Bella. Ia menangkup wajah adiknya itu lalu menyipitkan matanya. Benar saja apa yang dikatakan Elvano, Caitlin yang sedang menguasai Bella sekarang.

   "Kok lo?"

   "Khekhe, why?"

   Bara mendengus lalu melepas pegangan tangannya pada wajah Bella. Ia kembali duduk ke tempatnya semula.

   "Ahh gue suka kesel liat lo"

   "Jangan gitu bang, dede sakit dengernya", timpal Ben mendramatisir keadaan.

Bella's Moving Soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang